20
Suhu °C Y
ie ld
G as
d an
D is
ti la
t
2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PIROLISIS
Aktivitas dan selektivitas katalis bergantung pada beberapa variabel yaitu, temperatur, jumlah katalis, jenis katalis, waktu proses, jenis plastik, dan komposisi
plastik.
2.4.1 Temperatur
Temperatur adalah variabel yang paling penting yang mempengaruhi proses cracking plastik. Temperatur reaksi biasanya berkisar pada 300
– 450 °C. Secara umum, kenaikan temperatur membuat peningkatan aktivitas katalis. Namun
demikian, harus diperhitungkan bahwa pada suhu tinggi terjadinya reaksi dapat mengubah selektivitas produk [8]. Gambar 2.9 menunjukkan grafik pengaruh suhu
dengan yield gas dan distilat yang dihasilkan [25].
Gambar 2.9 Pengaruh Temperatur dalam Pemecahan Termal Polietilen [25]
Walendziewski dan Steiniger [25] melaporkan hasil pemecahan termal dan pemecahan dengan katalis pada rentang temperatur 370
– 450 °C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan temperatur reaksi akan meningkatkan produk gas
dan cair, dan juga akan mengurangi hasil residu. Achyut et al [17] mengamati pemecahan termal polipropilen dengan katalis
kaolin dan silika alumina pada reaktor semi batch pada rentang temperatur 400 –
550 °C untuk mendapatkan bahan bakar cair. Achyut et al [17] mendapatkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
21 reaksi pada suhu 450 °C menghasilkan produk utama minyak cair dan pada
temperatur yang lebih tinggi 475 – 550 °C menghasilkan produk utama minyak
cair kental dan wax. Sharatt et al [30] mengamati bahwa, pada cracking HDPE dengan katalis
zeolit HZSM-5 pada reaktor fluidized bed pada suhu 290 – 430 °C. Kenaikan
temperatur menyebabkan peningkatan hasil hidrokarbon ringan. Namun kenaikan suhu reaksi juga mengakibatkan penurunan hasil fraksi gas.
2.4.2 Jumlah katalis
Jumlah katalis dan rasio katalis terhadap bahan baku mempengaruhi hasil proses pemecahan seperti konversi proses. Sharatt et al [30] mengamati pemecahan
HDPE dengan zeolite HZSM-5 dan memvariasikan rasio massa katalis dengan polimer mulai dari 1 : 10 hingga 1 : 1 pada 360 °C. Konversi yang didapat selalu
diatas 90 . Perbedaan yang terlihat adalah pada distribusi produk. Peningkatan rasio katalis dengan polimer akan menghasilkan jumlah C
3
– C
4
yang lebih banyak. Gonzales et al [7] rasio katalisPE pada semua percobaan yaitu 01:10 berat 1,0 g
katalis untuk 10,0 g PE limbah. percobaan sebelumnya dan data yang diperoleh oleh penulis lain menunjukkan rasio ini menjadi optimal dalam penggunaan katalis
untuk konversi tertinggi. rasio 0,1 : 10 dan 0,3 : 10 juga diuji, yang pertama tidak memadai konversi lebih rendah dari 5 dan yang kedua yang dilakukan untuk
nilai yang sama dari konversi PE.
2.4.3 Waktu