Densitas Viskositas PARAMETER KUALITAS BAHAN BAKAR

23 Tabel 2.8 Kualitas Bahan Bakar Diesel Komersil yang Diizinkan Pemerintah Indonesia [4] Parameter Unit Diesel 48 Solar Diesel 51 Pertamina Dex Cetane Number 48 51 Densitas gcm 3 0,815 – 0,870 0,820 – 0,860 Viskositas Kinematis cSt 2,0 – 5,0 2,0 – 4,5 Flash Point °C Min 60 Min 55 Pour Point °C Min 18 Maks 18 Water Content Mgkg Maks 500 Maks 500 Sulfur Content wt Maks 0,35 Maks 0,05 Ash Content wt Maks 0,01 Maks 0,01

2.5.1 Densitas

Densitas dari bahan bakar sering ditampilkan dalam istilah API gravity, skala yang ditetapkan oleh American Petroleum Institute API dan National Bureau of Standards. API gravity berkebalikan dengan spesifik gravity rasio antara densitas bahan bakar pada 60 °F dengan densitas air pada 60 °F, berdasarkan persamaan seperti berikut : °API = 141,5spgr 60°F60°F – 131,5 2.1 API gravity dapat diukur dengan menggunakan standard ASTM D287 atau D1298. Secara umum, API gravity dari bahan bakar cair dapat berhubungan secara kualitatif dengan kualitas lainnya seperti [31] :  Semakin tinggi API gravity maka semakin rendah viskositas dan residu karbon.  Semakin tinggi API gravity maka rasio CH semakin rendah.  Semakin tinggi API gravity maka semakin rendah nilai kalor volumetrik Btugal dan semakin tinggi nilai kalor gravimetrik Btulb.  Semakin tinggi API gravity maka kecepatan pembakaran semakin tinggi dan nyala api semakin singkat.

2.5.2 Viskositas

Viskositas dari bahan bakar cair menunjukkan ketahanan zat tersebut untuk mengalir. Viskositas adalah salah satu parameter yang sangat penting yang mempengaruhi penanganan, pemanasan, pemompaan, dan pembakaran termasuk pemilihan jenis burner yang digunakan. Istilah yang paling umum digunakan Universitas Sumatera Utara 24 adalah viskositas kinematis, yang mana dapat ditentukan dengan metode ASTM D 445 [31]. Pada minyak dengan fraksi yang berat akan memiliki viskositas yang tinggi, sehingga pada penggunaan saat musim dingin pemompaan akan sulit dilakukan. Viskositas yang tinggi pada bahan bakar cair dapat menyebabkan beberapa masalah sebagai berikut [31] :  Sulitnya pemompaan dari tangki penyimpanan menuju burner, terdapat loss pada pump suction.  Aliran minyak yang tidak cukup akan menyebabkan masalah pada sistem starter dan pembakaran yang tidak menentu.  Atomisasi yang tidak bagus akan menyebabkan pembakaran yang tidak efisien Viskositas yang rendah juga dapat menyebabkan beberapa masalah sebagai berikut [31]:  Terlalu banyak minyak yang terpompakan pada burner dapat menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna, menghasilkan asap, karbonisasi pembentukan kerak karbon pada mesin, dan pembentukan jelaga di ruang bakar.  Pembentukan panas yang sedikit karena pada minyak dengan viskositas minyak yang rendah memiliki heating value yang rendah.

2.5.3 Nilai Kalor Heating Value