Pengawasan Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok Di Fakultas Hukum

40

BAB III PENERAPAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 3

TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

D. Pengawasan Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok Di Fakultas Hukum

USU Secara bahasa, pengawasan adalah penilikan atau penjagaan. Menurut S.P. Siagiaan, pengawasan merupakan proses pengamatan pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. 49 Dengan dilaksanakan Pembinaan, Pengawasan dan Penegakan hukum Kawasan Tanpa Rokok secara rutin dan pemasangan Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan. tanda larangan dilarang merokok di KTR diharapkan mahasiswa sadar bahwa merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru, kanker mulut, impotensi, kelainan kehamilan dan janin serta menyadari bahwa Asap rokok tidak hanya membahayakan perokok, tetapi juga orang lain disekitar perokok Perokok pasif sehingga merokok perlu diatur karena Kesehatan merupakan hak asasi manusia setiap orang. Hak azasi masyarakat adalah hak atas lingkungan hidup yang sehat, 49 S.P. Siagiaan, Administrasi Pembangunan, Jakarta: PT. Gunung Agung, 2010, hlm. 5. Universitas Sumatera Utara termasuk bersih dari cemaran dan risiko kesehatan dari asap rokok juga harus dilindungi. Isu yang mencuat di tengah usaha untuk menerapkan kawasan merokok adalah ketiadaan sanksi yang jelas mengenai aturan merokok. Pasalnya, di lingkungan kampus bukanlah suatu tempat di mana polisi dapat berpatroli dan menegur setiap orang yang merokok sembarangan. 50 1. Menciptakan regulasi yang jelas dan tegas mengenai Kawasan Merokok, dengan menyiapkan pula mekanisme untuk menghukum setiap pelanggaran. Demi menjaga ketertiban, maka sanksi ini harus diterapkan untuk seluruh civitas academica, termasuk dosen dan staf universitas yang lain. Sementara itu, sanksi bagi dosen dan staf universitas lain bisa berupa sanksi administratif berupa penundaan gaji serta penundaan kenaikan golongan. Jika pelanggaran dilakukan oleh orang dari luar universitas, penanganan dapat dilakukan dengan menggunakan dasar hukum berupa UU No. 36 Tahun 2009 dan diserahkan pada pihak berwajib. Sedangkan bila mahasiswa melakukan pelanggaran terhadap KTR tersebut mahasiswa dapat harus mendapatkan teguran ataupun sanksi. Oleh karena itu, beban untuk memastikan kebijakan ini berlangsung ada pada universitas yang memiliki wewenang di dalam lingkungan kampus. Universitas harus menerapkan langkah- langkah berikut untuk memastikan berjalannya Kawasan Merokok: 2. Menyediakan sarana Kawasan merokok yang memadai. Sarana ini dapat berupa penentuan batas-batas kawasan merokok dengan fasilitas yang 50 Aisyah Shaumasari kajian-mengenai-kawasan-merokok-di-kampus, http:www.hukumpedia.combemfhunpaddiakses tanggal 1 Juli 2016 Universitas Sumatera Utara permanen, misalnya suatu pembatas kaca atau yang lainnya. Selain pembatas, sarana lain seperti tempat sampah tentunya merupakan kewajiban. Idealnya pihak universitas juga menyediakan alat penyaring asap rokok dan menambah penanaman pohon di area merokok untuk mempercepat pembersihan udara. 3. Memberi pembinaan dan sosialisasi yang berskala besar dan intensif. Tanpa ada pembinaan dan sosialisasi intensif, maka peraturan ini tidak akan ditanggapi dengan serius oleh seluruh perokok. Dalam sosialisasi, sikap tegas kampus yang akan memberikan sanksi bagi setiap pelanggar harus dibuat sejelas mungkin, dan didemonstrasikan dengan keras pada tahap-tahap awal pengadaan kebijakan. 4. Mengadakan sistem pengawasan dan pembinaan dengan bantuan seluruh civitas academica. Peraturan ini memerlukan pengawasan yang konstan. Namun, keterbatasan tenaga untuk memastikan berjalannya kebijakan ini tentu harus diatasi. Sesungguhnya, hal ini dapat dengan mudah diselesaikan dengan adanya pengawasan konstan yang berasal dari mahasiswa sendiri. Dukungan dari mahasiswa sudah terlihat melalui berbagai media sosial. Tinggal bagaimana universitas bisa merangkul gerakan-gerakan ini agar menjadi suatu kesatuan yang efektif dalam menegakkan kebijakan Kawasan Merokok di Kampus. Di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara terdapat tempat-tempat pejualan rokok didalam area kampus yaitu di Kantin, gerai pendidikan, selain tempat makan atau minun digerai juga menjual berbagai jenis rokok. Selain itu Universitas Sumatera Utara tempat yang kedua sebagai tempat penjualan rokok di Fakultas Hukum adalah di foto copy di gedung, selain tempat penjualan alat tulis, makanan ringan, minuman dan keperlun lainnya ternyata rokok ada dijual di sini. Di gedung D pembelian rokok juga bisa dibeli perbungkus dan juga bisa dibeli perbatang. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara memang tidak ada mengeluarkan peraturan tentang larangan merokok dalam lingkungan kampus, kecuali dalam ruangan kelas saat perkuliahan. Jadi mahasiswa bebas merokok dimana saja yang mereka suka. Tempat yang paling banyak mahasiswa merokok adalah di: Depan kelas Di parkiran. Pelaksaan pengawasan KTR yang terdiri atas sanksi yang tegas terhadap pelanggar dan proses monitoring pelaksanaan aturan. Sanksi dapat berupa sanksi materi dengan pembayaran denda. Selama ini, lemahnya penerapan aturan KTR di fakultas lain bukan karena berat atau ringannya saksi yang diterima oleh pelanggar, namun karena lemahnya pengawasan dan ketegasan dalam pelaksanaan dari pihak dekanat. Pihak dekanat diharapkan dapat berkoordinasi dengan pihak keamanan fakultas dalam pelaksaan monitoring di lapangan dengan memberikan mereka hak untuk menegur. Di SK Dekan Fakultas Hukum USU, terdapat poin aturan yang memberikan wewenang kepada satuan pengamanan fakultas untuk menjadi penegak aturan KTR. Pemberlakuan sanksi untuk karyawan dan dosen. Di lingkungan kampus, perokok aktif bukan hanya mahasiswa tetapi juga karyawan dan dosen. Padahal, seharusnya sebagai figur teladan, terutama untuk mahasiswa baru, dosen dan karyawan merupakan contoh bagi pelaksanaan aturan KTR. Oleh karena itu, Universitas Sumatera Utara dalam SK Dekan, perlu diatur pula mengenai sanksi bagi karyawan dan dosen, seperti denda yang diambil langsung dari gaji dosen atau karyawan setiap bulannya. Sosialisasi yang mendalam secara berkala. KTR adalah isu yang harus diketahui setiap sivitas akademika FH. USU dan harus dipertahankan sebagai budaya. Oleh karena isu KTR yang masih baru dan belum dikenal banyak orang, diperlukan edukasi pada publik FH. USU secara berkala. Sosialisasi ini juga merupakan usaha untuk mempertahankan dan mengingatkan aturan-aturan KTR terhadap khalayak banyak. Pelibatan mahasiswa dalam pembuatan SK Dekan. Agar terbentuknya aturan yang efektif dan efisien tentang KTR, pihak dekanat sebaiknya melakukan koordinasi-koordinasi dengan mahasiswa suntuk mendapatkan masukan bahan pertimbangan pembuatan kebijakan SK Dekan. Mahasiswa sebagai mitra kritis dan pihak yang menerima efek dari SK Dekan akan dapat memberikan masukan agar peraturan yang dibuat sesuai dengan kondisi budaya Fakultas Hukum. Universitas Sumatera Utara USU sebagai Perguruan Tinggi Negeri PTN yang berlokasi di Kota Medan seharusnya taat dan melaksanakan amanat undang-undang khususnya dalam menerapkan kawasan kampus menjadi Kawasan Tanpa Rokok KTR. Kota Medan sendiri telah memiliki Peraturan Daerah Tentang KTR Nomor 3 Tahun 2014 yang merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2012 Pasal 52 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif. 51 51 Erdianta Sitepu http:indonesiabebasrokok.org20160321kampus-usu-tanpa-rokok- sebuah-mimpidiakses tanggal 1 Juli 2016 Universitas Sumatera Utara Dalam Perda tersebut disebutkan bahwa terdapat 7 tempat yang wajib melaksanakan KTR, salah satunya adalah Tempat Proses Belajar Mengajar yang meliputi Sekolah, Perguruan Tinggi, Balai Pendidikan dan Pelatihan, Balai Latihan Kerja, Bimbingan Belajar, Tempat Kursus, dan Tempat Proses Belajar Lainnya. Sebagai Perguruan Tinggi yang berada di wilayah administratif Kota Medan sudah sepatutnya dan selayaknya USU sebagai Institusi Pendidikan menaati dan melaksanakan aturan tersebut. Aktivitas merokok di kawasan kampus USU masih terlihat jelas, asap mengepul dimana-mana, baik di kantor administrasi maupun di gedung perkuliahan. Kesadaran untuk menghargai orang yang tidak merokok seakan-akan tidak terlalu penting karena tidak ada aturan jelas yang mengatakan bahwa USU adalah Kampus KTR. 52 52 Ibid Mahasiswa USU masih kerap terlihat merokok di Kawasan Kampus terutama di Kantin Netral yang letaknya strategis di tengah kampus USU. Tidak jarang terlihat banyak Sales Promotion Girl SPG rokok ikut menawarkan rokok dengan harga yang murah dan bonus aksesoris yang dibutuhkan oleh mahasiswa seperti Flash Disk yang berlambang produk rokok. Kantin Netral juga bebas menjual rokok kepada mahasiswa karena belum ada larangan dari rektorat. Bila kita memasuki ruang administrasi Kampus USU, tidak jarang kita akan menemukan pegawai yang sedang asik menikmati rokok sambil bekerja. Kita tidak akan berani untuk menegurnya karena memang tidak ada aturan yang jelas mengenai hal ini. Universitas Sumatera Utara Ditengah-tengah kepulan asap rokok di Kampus USU kita masih dapat menemukan fakultas yang sudah menerapkan KTR di kampusnya. Dari 14 Fakultas yang ada di Kampus USU hanya 1 Fakultas yang menerapkan KTR yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM. Kampus ini sudah menjadi KTR sejak 2011 melalui Peraturan Dekan FKM. Di kampus ini kita tidak akan menemukan satu orang pun yang merokok karena sejak menjadi Mahasiswa Baru perilaku untuk tidak merokok sudah ditanamkan dan menjadi budaya. 53

E. Kewajiban Pimpinan Fakultas Hukum USU dalam Penerapan

Dokumen yang terkait

Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)

13 140 63

Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)

0 3 63

Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)

0 0 8

Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)

0 0 2

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

0 0 9

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

0 0 1

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

0 0 19

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

0 0 21

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

0 1 3

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

1 1 2