Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Tempat Proses Belajar

tempat, justru para aparat yang masih banyak merokok di tempat kerja dan mempertontonkannya pada masyarakat. Dalam sebuah survei yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI dan Forum Warga Kota Jakarta Fakta di 110 kantor pemerintahan baik pusat maupun daerah di Ibukota, didapati sebanyak 36,9 persen pegawai di kantor pemerintahan itu melanggar kawasan dilarang merokok, dan 32,1 persen petugas keamanan dan 31 persen pengunjung juga turut melanggar. Survey tersebut juga mendapati pengunjung yang melanggar dengan alasan tidak ada sanksi mencapai 31 persen, sementara pegawai 49,2 persen, dan petugas keamanan 36 persen 35

C. Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Tempat Proses Belajar

Mengajar Salah satu terobosan penting yang dilakukan oleh pemerintah baru-baru ini adalah perumusan MOU memorandum of understanding antara Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan yang menekankan pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok. Peraturan bersama antara Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri dituangkan dalam surat bernomor 188 MENKESPBI2011 dan Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa rokok. Peraturan bersama ini sebenarnya sudah menyebutkan adanya sanksi bagi pihak pelanggar, namun masih perlu diperkuat dengan petunjuk operasional dan konsistensi implementasinya dilapangan. 36 35 Ibid. 36 http:tcsc-indonesia.orgwp-contentuploads201208KTR_rev100712.pdf , diakses tanggal 1 Juli 2016 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perundang-undangan, pemerintah dan pemerintah daerah diwajibkan mewujudkan apa yang disebut “KTR” 37 . Kawasan Tanpa Rokok diartikan sebagai ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, danatau mempromosikan produk tembakau. 38 Tempat-tempat yang ditetapkan menjadi kawasan tanpa rokok atau kawasan dilarang merokok adalah fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan. 39 Menurut PP No. 39 Tahun 2012, yang dimaksud dengan “tempat umum” adalah “semua tempat tertutup yang dapat diakses oleh masyarakat umum danatau tempat yang dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan masyarakat yang dikelola oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat, sedangkan “tempat lainnya” adalah “tempat terbuka tertentu yang dimanfaatkan bersama- sama untuk kegiatan masyarakat”. 40 37 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Ps. 115 ayat 2 dan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012, Pasal. 49 38 PP No. 392012, Ps. 1 angka 11. 39 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,, Ps. 115 ayat 1, PP No. 392012, Ps. 50 ayat 1, PB No. 72011, Ps. 3 ayat 1. 40 PP No. 392012, penjelasan Pasal 115 ayat 1 huruf g Khusus untuk fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum penyelenggara tempat-tempat tersebut dilarang untuk menyediakan tempat rokok terpisah dan tempat-tempat tersebut harus menjadi tempat yang bebas dari asap rokok hingga batas terluar. Artinya, larangan untuk merokok di tempat- tempat tersebut bersifat absolut dan menyeluruh. Selain itu, para penyelenggara Universitas Sumatera Utara tempat kerja, tempat umum dan tempat lainnya diperbolehkan untuk menyediakan tempat khusus untuk merokok yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: 41 Konsumsi rokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, bahkan jumlahnya pun fantastis hingga mencapai 240 miliar di tahun 2009 dari yang sebelumnya hanya 30 miliar batang pada tahun 1970. Angka ini jelas sudah berada pada tahap mengganggu dan meresahkan masyarakat. Namun, masih banyak masyarakat yang apatis dengan permasalahan rokok ini. Belum lagi dengan kerugian ekonomi yang diderita oleh masyarakat karena penyakit yang diakibatkan rokok. Sementara pemerintah seolah lebih mengutamakan pendapatan negara dari cukai rokok, dibanding kesehatan masyarakatnya sendiri. merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan langsung dengan udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik; terpisah dari gedungtempatruang utama dan ruang lain yang digunakan untuk beraktivitas; jauh dari pintu masuk dan keluar; dan jauh dari tempat orang berlalu-lalang. 42 Perguruan tinggi yang merupakan tempat pendidikan paling tinggi bagi generasi muda, seharusnya bisa membantu menanggulangi masalah rokok ini dengan ikut menerapkan Kawasan Tanpa Rokok KTR. Selain itu, kampus juga cenderung menjadi sasaran utama industri rokok, sehingga jika insan kampus banyak yang merokok hal itu bisa menjadi promosi gratis bagi industri rokok. Karena itu perguruan tinggi perlu memelopori dan menciptakan gerakan untuk mengendalikan konsumsi rokok ini. 43 41 PP No. 392012, Ps. 51 ayat 1, PB No. 72011, Ps. 5 ayat 1 dan 2 42 http:www.umy.ac.idperguruan-tinggi-perlu-tetapkan-ktr-kawasan-tanpa-rokok.html diakses tanggal 6 Juni 2016. 43 Ibid Universitas Sumatera Utara Demikian disampaikan Edy Suandi Hamid, selaku ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia APTISI saat menjadi pembicara dalam seminar dan workshop “Penerapan Kawasan Tanpa Rokok KTR di Lingkungan Kampus”. Acara yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah Tobacco Control Center MTCC Universitas Muhammadiyah Yogyakarta UMY bekerjasama dengan APTISI ini, dilaksanakan pada Kamis 1812 di Hotel Grand Zury, Yogyakarta. Dalam acara ini hadir pula Bambang Sulistomo, mantan staf ahli Kementerian Kesehatan RI dan Tinuk Istiarti, Dekan FKM Universitas Diponegoro Undip. 44 Langkah lainnya yang bisa dilakukan perguruan tinggi, menurut Prof. Edy adalah dengan menolak tawaran beasiswa atau sponsorship dari industri rokok. “Perguruan tinggi harus menolak tawaran beasiswa atau sponsorship dari industri rokok. Ini juga sebagai bentuk pengendalian terhadap bahaya rokok. Peraturan ini Menurut Edy, perguruan tinggi jangan hanya menjadi institusi yang pasif dalam menghadapi masalah rokok tersebut. Dengan ikut menerapkan KTR, kampus sudah bisa dikatakan ikut terlibat aktif dalam penanganan dan pengendalian rokok. “Selain itu, perguruan tinggi se-Indonesia, khususnya PTS juga bisa melakukan berbagai penelitian dan pengembangan dampak pandemi produk tembakau di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya. Hal ini untuk mewujudkan hak untuk hidup sehat serta mewujudkan generasi muda dan bangsa yang berkualitas dan berdaya saing,” 44 Ibid Universitas Sumatera Utara juga sudah kami berlakukan pada semua PTS anggota APTISI, agar tidak lagi menerima tawaran beasiswa atau sponsorship dari industri rokok,” Sementara itu, Bambang Sulistomo, mantan staf ahli Kementerian Kesehatan RI, mengatakan, konsumsi rokok saat ini sudah banyak terjadi di kalangan remaja, bahkan ada pula yang masih di bawah umur tapi sudah mengonsumsi rokok. Padahal, banyak dampak negatif bagi remaja yang mengonsumsi rokok. “Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja dan anak-anak yang merokok kemungkinannya akan menjadi pecandu narkoba 15 kali lebih besar dibanding yang bukan perokok, mereka juga kemungkinan akan menjadi pecandu alkohol 3 kali lebih besar,”. 45 Saat ini provinsi yang ditengarai berhasil dalam menerapkan KTR adalah Jawa TImur dengan kota Surabaya, melalui Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2008 Kawasan Tanpa Rokok. sementara itu di Kota Medan, hal Selain itu, dampak lainnya bagi remaja, lanjut Bambang, remaja dan anak- anak yang merokok akan menurun kecerdasan emosinya, menurun kemampuan untuk belajar dan berinteraksi dengan orang lain, serta lebih sulit beradaptasi dengan lingkungan sosial yang berubah. Karena itulah, Bambang pun sepakat jika semua perguruan tinggi di Indonesia bisa menerapkan Kawasan Tanpa Rokok KTR tersebut. Di samping karena salah satu tujuan dari acara tersebut untuk mendorong perguruan tinggid di DIY dan Jawa Tengah agar bisa menerapkan Kawasan Tanpa Rokok KTR di kampusnya, juga sebagai bentuk kepedulian pada hak untuk sehat bagi masyarakat. 45 Ibid Universitas Sumatera Utara ini masih sampai pada Rancangan Peraturan Daerah yang sudah bergulir sejak sekian lama namun belum juga memperoleh hasil. Masih menjalani pembahasan yang alot. 46 Pengelola, pimpinan danatau penanggung jawab tempat proses belajar mengajar wajib melarang kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan serta seluruh unsur sekolah lainnya untuk merokok di tempat proses belajar mengajar. Pengelola, pimpinan danatau penanggung jawab tempat proses belajar mengajar wajib menegur danatau memperingatkan danatau mengambit tindakan kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan serta unsur Bahkan terjadi penolakan dari Raperda tersebut dengan pernyataan bahwa peraturah ini disinyalir adalah upaya pemerintah Kota Medan untuk menghilangkan hak konstitusi masyarakat yang mengkonsumsi rokok dan mengkebiri para produsenpenjual rokok untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada pula tuntutan untuk menyediakan Kawasan Khusus Merokok untuk para perokok. Sebenarnya hal ini tidak salah memang, jadi kebijakan yang di ambil tidak sepihak. Intinya adalah, komitmet dan sikap saling menghargai satu sama lain. Jika perokok merasa haknya di ambil dengan nanti adanya Peraturan Kawasan Tanpa Rokok, maka perokok juga harus menghargai para non perokok untuk merasa terbebas dari asap rokok yang mengepul kemana-mana. Jadi sebagai warga Negara yang baik kita patut untuk menjaga kenyamanan orang lain, karena asap rokok itu bagi sebagian orang sangat mengganggu. 46 http:nur-akmal.blogspot.co.id201306dilema-perda-kawasan-tanpa-rokok.html diakses tanggal 6 Juni 2016 Universitas Sumatera Utara sekolah lainnya, apabila terbukti merokok di tempat proses belajar mengajar. Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan serta seluruh unsllr sekolah lainnya berkewajiban melaporkan kepada pengelola, pimpinan danlatau penanggung jawab tempat proses belajar mengajar, apabila terbukti ada yang merokok di tempat proses belajar mengajar. Pengelola, pimpinan danatau penanggung jawab tempat proses belajar mengajar, wajib memperingatkan pelanggar dan mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh unsur sekolah lainnya. 47 47 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Roko Pasal 24 ayat 1, 2, 3 dan 4 sebagaimana dimaksud pada ayat 3. Sejak tahun 1999, melalui PP 192003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, Indonesia telah memiliki peraturan untuk melarang orang merokok di tempat-tempat yang ditetapkan. Peraturan Pemerintah tersebut, memasukkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok pada bagian enam pasal 22 – 25. Pasal 25 memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok. Namun peraturan tersebut belum menerapkan 100 Kawasan Bebas Asap Rokok karena masih dibolehkan membuat ruang khusus untuk merokok dengan ventilasi udara di tempat umum dan tempat kerja. Dengan adanya ruang untuk merokok, kebijakan kawasan tanpa rokok nyaris tanpa resistensi. Pada kenyataannya, ruang merokok dan ventilasi udara kecuali mahal, kedua hal tersebut secara ilmiah terbukti tidak efektif untuk melindungi perokok pasif, disamping rawan manipulasi dengan dalih ”hak azasi bagi perokok”. Universitas Sumatera Utara Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, juga mencantumkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok pada Bagian Ketujuh Belas, Pengamanan Zat Adiktif, pasal 115. 1 Kawasan tanpa rokok antara lain: a. fasilitas pelayanan kesehatan; b. tempat proses belajar mengajar; c. tempat anak bermain; d. tempat ibadah; e. angkutan umum; f. tempat kerja; dan g. tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan. 2 Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di wilayahnya. Menindak lanjuti pasal 25 PP 192003, beberapa pemerintah daerah telah mengeluarkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok. 1 DKI Jakarta DKI Jakarta tidak mempunyai Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok secara eksklusif. Peraturan Kawasan Dilarang Merokok hanya tercantum dalam Peraturan Daerah PERDA No. 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara untuk Udara Luar Ruangan. Yang ada hanya Peraturan Gubernur Per-Gub Nomor 75 Tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok. DKI Jakarta belum menerapkan 100 Kawasan Tanpa Rokok karena dalam peraturan tersebut masih menyediakan ruang untuk merokok. 2 Kota Bogor Universitas Sumatera Utara Kota Bogor belum menerbitkan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok secara eksklusif. Pengaturan tertib Kawasan Tanpa Rokok tertuang dalam Peraturan Daerah No 8 Tahun 2006 tentang Ketertiban Umum, pasal 14 – 16. Kota Bogor juga belum menerapkan 100 Kawasan Tanpa Rokok karena masih mencantumkan ruang untuk merokok. Kota Bogor merencanakan akan menyusun Perda Kawasan Tanpa Rokok secara eksklusif. Universitas Sumatera Utara 3 Kota Cirebon Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Cirebon berbentuk Surat Keputusan Walikota No 27A2006 tentang Perlindungan Terhadap Masyarakat Bukan Perokok di Kota Cirebon. Kota Cirebon merupakan kota pertama yang menerapkan 100 Kawasan Tanpa Rokok yaitu tidak menyediakan ruang untuk merokok. Sayangnya peraturan tersebut belum berbentuk Peraturan Daerah sehingga tidak ada sanksi dan tidak mengikat masyarakat. 4 Kota Surabaya Kota Surabaya merupakan kota pertama yang mempunyai Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok secara ekskusif, yaitu Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 5 Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok. Perda ini membagi 2 kawasan yaitu Kawasan Tanpa Rokok yang menerapkan 100 Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok yang menyediakan ruang khusus untuk merokok. Untuk melaksanakan Perda No 5 Tahun 2008, Kota Surabaya juga telah membuat Peraturan Walikota Surabaya No 25 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Perda Kota surabaya Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok. Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok yang tercantum dalam Perda 52009 dirinci dan dipertegas pada Perwali tersebut. Universitas Sumatera Utara 5 Kota Palembang Kota Palembang merupakan Kota pertama di Indonesia yang memiliki Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok secara eksklusif dan menerapkan 100 Kawasan Tanpa Rokok yaitu tanpa menyediakan ruang merokok. Peraturan Daerah No. 072009 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Kota Palembang merupakan satu-satunya Perda Kawasan Tanpa Rokok di Indonesia yang sesuai dengan standard internasional yaitu 100 Kawasan Tanpa Rokok dengan tidak menyediakan ruang untuk merokok. 6 Kota Padang Panjang Kota Padang Panjang memiliki Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok yaitu Peraturan Daerah Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok. Peraturan Daerah ini dirinci dan dipertegas dengan Peraturan Walikota Padang Panjang No.10 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Padang Panjang No. 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok. 48 48 http:magfirahamir.blogspot.co.id201309kawasan-tanpa-asap-rokok.html diakses tanggal 1 Juli 2016. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasal 28H ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Berdasarkan penjelasan Pasal tersebut setiap orang berhak untuk hidup dalam lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, pemerintah wajib menjamin lingkungan yang sehat bagi warga negaranya. Kesehatan masyarakat merupakan jaminan penunjang keberlangsungan hidup masyarakat disuatu daerah untuk upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia guna mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pertambahan penduduk dunia yang pesat merupakan ancaman terhadap kualitas dan kesehatan umat manusia. Pertambahan penduduk yang pesat tersebut sudah mulai mengancam daya dukung bumi dan justru terjadi di negara-negara berkembang yang merupakan 77 dari penduduk dunia, tetapi hanya menyumbang 15 dari pendapatan dunia. 1 Penerapan kawasan tanpa rokok di Indonesia masih jauh dari harapan. Sebagai bukti sampaiFebruari 2015 hanya 30 166 kabupatenkota yang menerapkan kawasan tanpaasa prokok, dari 403 kabupaten dan 98 kotadi 1 Kusdwirarti Setiono, dkk, Manusia, Kesehatan dan Lingkungan, Bandung:Alumni, 1998, hlm. 3. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)

13 140 63

Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)

0 3 63

Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)

0 0 8

Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)

0 0 2

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

0 0 9

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

0 0 1

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

0 0 19

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

0 0 21

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

0 1 3

Efektivitas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU Ditinjau Dari Hukum Adminsitrasi Negara

1 1 2