upaya esensial Puskesmas Teladanyang terdiri dari 1 informan penanggungjawab Promosi Kesehatan dengan pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat; 3 informan
penanggungjawab bidang KIAKB 1 informan penanggungjawab bidang KIA dengan pendidikan D3 Kebidanan, 1 informan penanggungjawab bidang
Imunisasi dengan pendidikan D3 Kebidanan, 1 informan penanggungjawab bidang KB dengan pendidikan D3 Kebidanan; 1 informan penanggungjawab
kesehatan lingkungan dengan pendidikan D3 Kesehatan Lingkungan; 1 informan penanggungjawab bidang gizi masyarakat dengan pendidikan S1 Kesehatan
Masyarakat; 3 informan penanggungjawab pemberantasan dan pencegahan penyakit 1 informan penanggungjawab bidang P2P DBD dengan pendidikan
SPRG, 1 informan penanggungjawab bidang P2P TB dengan pendidikan SPK, 1 informan penanggungjawab bidang ISPA dengan pendidikan D3 Keperawatan;1
Informan Kader Posyandu, serta 2 informan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Teladan.
4.3 Verbatim Wawancara Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Teladan tahun 2016
4.3.1 Pernyataan Informan Tentang proses pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di puskesmas
Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan Tentang proses pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 Pelaksanaan promotif preventif di puskesmas ada kegiatan
dalam gedung ada luar gedung. Informan 2
Pelaksanaannya mulai dari MMD dulu sampai SMD, identifikasi masalah dari lintas program dan lintas sektoral.
Kemudian promkes kan pemberdayaan kemitraan advokasi,itu dijalankanlah. Dari identifikasi masalah kemudian dibuat POA
dari kegawatannya, nanti skoring dulu mana yang didulukan dari lintas program terutama yang UKBM.
Informan 3 Selalu turun ke lapangan, pemeriksaan sekolah sehat, tempat-
tempat umum seperti Gereja, termasuklah skolah, pihara,
Universitas Sumatera Utara
TPMseperti restoran, kantin, warung nasi, kedai kopi, salon, kan termasuk tempat-tempat umum. Kalau restoran yang biasa
dilihat itu terutama dapur , terus tempat penyimpanan bahan- bahan makanannya, tempat penyimpanan barang-barangnya,
apa ada hama, serangga, kecoa, tikus, atau bagaimana gitu.
Informan 4 Promotif preventif kalau kunjungan rumah ya, kalau yang luar
gedung kan posyandu, kunjungan rumah, penyuluhan, penyuluhan disini juga di puskesmas kan.
Informan 5 Ya terlaksana. Kegiatannya ANC seperti biasalah, pemeriksaan
ibuk hamil. Kalau dia ada BPJS kita rujuk ke dokter obgyn minta USG. Penyuluhan gitu ada, dari anak akbid dan bidan.
Kalau ada yang ga tau pasiennya, dikasih penyuluhan. Kalau dari anak akbid mereka pakai papan, kalau orang kakak kan ga
dek. Penyuluhan saat pemeriksaan langsung dikasih tau.
Informan 6 Di dalam gedung ada, di posyandu juga ada. Kalau dalam
gedung gini setiap rabu, kalau di posyandu ya sesuai jadwal la dek. Banyak jadwalnya ada 39 jadwal.
Informan 7 Pelaksanaannya ya sesuai prosedur. Di luar gedung penyuluhan
aja dan di posyandu, rata-rata pelayanan di dalam gedung. Ketika ada pasien yang datang sekalian diberi arahan, jadi
individu pun bisa. Misalnya pasien setelah melahirkan diarahkanlah untuk ikut KB dan imunisasi bayinya.
Informan 8 Diadakan penyuluhan sebulan sekali di posyandu kelurahan
mengenai DBD, PSN perminggu, diadakan pelatihan kader, abatisasi 3 bulan sekali.
Informan 9 Pencegahannya harus pakai masker, diadakan penyuluhan di
dalam gedung dan di posyandu, untuk TB mangkir ada homevisit. Untuk penyuluhan di dalam gedung, pasien dan
PMO nya dikumpulkan baru diberi penyuluhan.
Informan 10 Dilakukan penyuluhan di posyandu, temu warga.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan pelayanan promotif preventif oleh tenaga kesehatan Puskesmas Teladan dilakukan di dalam
gedung dan di luar gedung. Proses pelaksanaanya dimulai dari identifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas lintas program
dan lintas sektoral, kemudian ditentukan prioritas masalah melalui skoring dari tingkat kegawatan.Setelah menemukan prioritas masalah, dibuat POA kegiatan
promosi kesehatan melalui advokasi kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan dalam gedung puskesmas antaralainpelayanan Ante Natal Care ANC, USG, pelayanan KB, imunisasi dan penimbangan bayi.Khusus imunisasi
dan penimbangan bayi dan balita, selain dilaksanakan di 39 Posyandu yang ada di wilayah kerja puskesmas juga dilaksanakan di dalam gedung puskesmas
seminggu sekali pada Hari Rabu. Sosialisasi KB dan Imunisasi lebih sering dilakukan pada saat pasien datang ke puskesmas dan diberi arahan secara
langsung dibandingkan penyuluhan ke masyarakat. Pelayanan luar gedung dilakukanpenyuluhan di posyandu, pemeriksaan
tempat-tempat umum, kunjungan rumah, pemeriksaan sekolah sehat, pemeriksaan tempat ibadah, restoran, kantin, warung nasi, kedai kopi, salon, dilakukan PSN
perminggu, abatisasi 3 bulan sekali dan homevisit TB mangkir.
4.3.2 Pernyataan Informan Tentangrencana kegiatan POA dalam setiap kegiatan promotif dan preventifdi Puskesmas
Tabel 4.9Matriks Pernyataan Informan Tentang rencana kegiatan POA dalam setiap kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 Ada. Kegiatan promotif preventif itu kan dibiayai dalam BOK
dek, kalo BPJS itu untuk kuratif. Informan 2
Kalo POA kita buat sendiri untuk lintas program ini dek. Informan 3
Dari dinas kami udah ada karena mau seragam semua. Informan 4
Ada tapi POA tahunan. Informan 5
Ga ada. Informan 6
POA dari kapus. Informan 7
POA nya belum, ini kan baru mau akreditasi jadi baru mau dijalankan POA nya selama ini tidak ada. Baru-baru ini selesai
pelatihan KB, jadi baru mau diterapkan semua yang selama ini kami ga pernah tau ambil obatnya dimana, kartu stok gimana.
Jadi masih mau perbaikan semua.
Informan 8 Buat sendiri rencana kerjanya.
Informan 9 POA nya dari kapus, kita tinggal melaksanakan saja.
Informan 10 Untuk ispa tidak ada POA.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa Puskesmas Teladan dalam melaksanakan pelayanan promotif preventif memiliki rencana kerja POA
Universitas Sumatera Utara
tahunan yang dibuat oleh Kepala Puskesmas. Sebagian penanggungjawab program ada yang memiliki POA sendiri yang disesuaikan dengan kebijakan dari
Dinas Kesehatan Kota Medan. Namun ada sebagian informan penanggungjawab program yang mengaku tidak memiliki POA secara tertulis dalam melaksanakan
kegiatan, hanya berdasarkan apa yang telah dipelajari dan arahan dari Kepala Puskesmas. Hal ini karena ketidaktahuan penanggungjawab program tentang
POA.
4.3.3 Pernyataan Informan Tentang pertimbangan atau dasar dalam merencanakan program promotif dan preventif di Puskesmas
Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan Tentang pertimbangan atau dasar dalam merencanakan program promotif dan preventif di
Puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 Untuk Perencanaan kan ada istilahnya dari atas kan ada sasaran
target kegiatan yang ditetapkan dari kemenkes, terus itu nanti ke bawah ke dinas kesehatan ada terget-targetnya kegiatan yang
mau dilaksanakan. Nah di puskesmas itu diaplikasikan sesuai permasalahan di puskesmas tapi kita bukan suka-suka kita
tanpa acuan. Nah khusus untuk promotif preventif yang dibiayai BOK itu ada petunjuk teknisnya sendiri dari
Kemenkes. Jadi kita dalam penyusunan perencanaan itu kita mengacu ke petunjuk teknisnya juga mengacu ke permasalahan
kitadi puskesmas juga mengacu kepada dana yang tersedia, kan gitu. Ga semua yang ada di petunjuk teknis dari Kemenkes itu
dikerjakan karena anggaran kan juga terbatas.
Informan 2 Kadang bisa dari kebijakan dinkes, berdasarkan dari kebutuhan
di sini itulah gunanya identifikasi masalah itu. Informan 4
Ya kerjasamalah, kadang POA dari gizi katanya dibuat, tapi dilihat kapus juga mana yang tidak perlu. Bardasarkan
programlah, misalnya pemberian vitamin A, makanan tambahan, pemberian Fe pada ibu hamil, melihat sekarang kan
tahun 2016 ada 18 indikator, selama ini 8 indikator, jadi melihat kebutuhan program. Juga berdasarkan kebijakan dari dinas.
Informan 5 Ya seperti yang kami pelajari lah. Datang pasien ya diperiksa,
tanya kehamilan berapa. Hanya dalam gedung aja, diluar gedung tidak ada. Kakak kan ANC aja sama kehamilan.
Informan 7 Sebenarnya wujud POA nya itu yang tidak ada, tapi dari awal
semua udah dikerjakan. Informan 8
Kebijakan dari dinkes, ada rapat di dinkes sebulan sekali pada
Universitas Sumatera Utara
rabu minggu pertama. Jadi programnya ikut program dari dinkes.
Informan 9 Dari kapus dan dinkes.
Informan 10 Arahan dari kapus
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa dasar atau landasan kebijakan Puskesmas dalam membuat rencana kerja POA pelyanan promotif preventif di
Puskesmas Teladan adalah dengan mempertimbangkan sasaran target kegiatan yang mengacu kepada petunjuk teknis dari kementrian kesehatan, kebijakan dari
dinas kesehatan kota, dan disesuaikan dengan permasalahan yang ada diwilayah kerja puskesmas serta disesuaikan dengan dana yang tersedia. Sebagian informan
mengaku hanya berdasarkan kebijakan dari dinas kesehatan kota, dan sebagian hanya berdasarkan arahan dari kepala puskesmas. Hal ini menunjukkan bahwa
belum semua penanggungjwab program mengerti tentang kebijakan terkait pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di puskesmas.
4.3.4 Pernyataan Informan Tentang pelaksanaan kegiatan yang ada di POA Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan Tentang pelaksanaan kegiatan
yang ada di POA Informan
Pernyataan
Informan 1 Kalau untuk BOK kami harus terlaksana semua 100 persen
paling pergeseran di waktu lah dek, misalnya kami rencanain hari selasa ternyata ada hambatan ntah sasarannya ga bisa atau
kami sendiri yang tiba-tiba ada benturan sama kegiatan lain.
Informan 3 Biasanya tidak tercakup semua waktu kadang tidak cukup,
kadang saya ga sempat. Tapi rutin sebulan sekali ada pemeriksaan. Maksudnya gini, tidak tercakup100 persen.
Informan 6 POA nya pun hampir tidak ada. Untuk tahun ini ada POA yang
untuk PIN kemaren. Setiap POA ya harus dijalankan. Informan 8
Ada yang terlaksana ada yang tidak terlaksana. Informan 9
Terlaksana semua, karena pasien rata-rata patuh. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa setiap kegiatan yang tertulis
di POA semuanya terlaksana, hanya saja sering terjadi pergeseran waktu pelaksanaannya. Hal ini terjadi karena adanya tumpang tindih jadwal dengan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan lainnya. Namun sebagian informan mengaku tidak semua yang ada di POA terlaksana.
4.3.5 Pernyataan Informan Tentang persiapan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas
Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan Tentang persiapan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 Jadi gini, promotif preventif itu bukan dikerjakan oleh satu
orang tapi oleh seluruh petugas kesehatan lintas program. Jadi misalnya KIA, petugas KIA juga melaksanakan promotif
preventif di KIA. Jadi semua tenaga puskesmas diberdayakan untuk kegiatan promotif preventif. Ya cukuplah kalau dari
jumlah sebetulnya. Nah kesiapan Tenaga itu, tidak semua kan bisa, kalau yang
teorinya memberikan promotif preventif yang baik itu kan petugas penyuluh kesehatan ya kan, nah kita petugas penyuluh
kesehatan kita ada sih 3 orang, tapi tadi kan saya bilang bahwa kita memberdayakan seluruh petugas. KIA misalnya ada mau
melaksanakan kegiatan sosialisasi ASI Eksklusif gitu ya, itu kan petugas KIA, bekerjasamalah sama petugas promkes yang
menyuluh gitu. Sebetulnya dari segi keterampilan kita tetap butuh pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitas untuk
setiap petugasbiar mereka juga mampu memberikan promotif preventif secara baik.
Kalau sarana belumlah dibilang cukup semua. Misalnya seperti brosur-brosur, kita kan tidak semua lengkap, kita cetak ya
dengan uang yang terbatas. Kalau uangnya banyak sekali tak terbatas ya segala macam kita cetakin. Ini kan terbatas jadi
dengan dana yang terbatas kita manfaatin. Tapi kalau yang lain misalnya toa udah ada, LCD juga ada walaupun cuma satu
tarik-tarikan juga itu kadang kan mau penyuluhan disekolah, mau penyuluhan di kantor lurah. Baru satu dan kita rencanakan
mau beli lagi. Gitulah, ada tapi masih perlu penambahan.
Informan 2 Kayaknya kalau disini jumlah tenaganya cukuplah saya rasa,
cukup dibilang tapi masih ada satu orang megang 2 program. tapi sampai saat ini kayaknya tidak menjadi masalah.
Dari keterampilan petugas saya rasa bisalah diajak kerjasama semua lintas program.
Peralatan udah ada lah, mau infokus, leaflet mau tatapmuka, tanya jawab, persentasi.
Informan 3 Ya cuman saya sendiri, kadang saya ajak teman juga berdua.
Kalo kesiapannya kita siap. Sarana prasarana kita ada, mencukupi.
Informan 4 sepertinya kurang kalau untuk penyuluhan, orang memang aku
Universitas Sumatera Utara
cuman sendiri, ada kemaren gizi udah ditarik jadi TU kan, tapi konseling ada kalau ada yang mebutuhkan gitu ya tapi ga
khusus gizi. Kalau hanya ke posyandu sarana prasarananya ya cukuplah,
hanya menyiapkan pengeras suara.
Informan 5 Tenaga kesehatannya cukup, ada 5 orang kami. Kesiapannya
pun cukup. Informan 6
Kalau Posyandu ada 2 orang tenaga kesehatan, kadernya 5 orang. Kesiapan tenaga nya siap.
Informan 7 Petugas yang khusus ada SK nya 1 orang, tapi yang
melaksanakan ada 5 orang dan bidan semua, dari segi jumlah boleh dibilang melebihi pun, dari segi kesiapan juga cukup.
Sarana prasarana belum cukup sih, lagi diusulkan. Ada dikasih IUD kit, implan kit, dan autoklap, tapi autoklap yang masih
dipanaskan di kompor, sedangkan yang sekarang udah yang dicok saja.
Informan 8 Jumlah tenaga kesehatannya cukup, apalagi kalau ada anak PPL
ya kami manfaatkan. Dari segi keterampilannya pun cukup karena petugas DBD dan petugas kesling yang turun
bekerjasama. Peralatan dan sarana juga lengkap semua.
Informan 9 Untuk tenaga kesehatan cukup, ada dokternya juga
bekerjasama. Obat semua cukup. Informan 10
Kalau ispa saya sendiri, karena per program. Paling ada kerjasama lintas program sama TB paru.
Sarana dan prasarana dan peralatan paling pun timbangan, udah cukup dek.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan promotif preventif terbilang mencukupi, karena
puskesmas memberdayakan semua tenaga kesehatan yang ada di puskesmas untuk melaksanakan pelayanan ini bukan hanya tenaga promkes. Sampai saat ini jumlah
tenaga promkes yang tersedia di puskesmas ada 3 orang. Namun ketika melakukan promosi kesehatan ke masyarakat mereka bekerjasama lintas program
tergantung topik yang akan dibawakan. Dengan kondisi ini jika dilihat dari segi kesiapan skill petugas yang menyuluh, belum bisa dikatakan cukup. Mereka
masih perlu pelatihan untuk peningkatan skill agar semua petugas terampil menyuluh. Selain itu, menurut salah satu informan dalam melakukan pelayanan di
Universitas Sumatera Utara
dalam gedung, puskesmas menyediakan pelayanan konseling bagi masyarakat yang membutuhkan konseling lebih lanjut.
Untuk sarana dan prasarana serta peralatan sudah ada seperti TOA, LCD 1 set, IUD kit, implan kit, dan autoclaf. Namun masih perlu penambahan dan
beberapa alat perlu diganti. Meski begitu sebagian informan ada yang menganggap bahwa tenaga kesehatan dan keterampilan tenaga yang ada sudah
cukup. Begitu juga dengan sarana prasarana serta peralatan yang tersedia sudah cukup.
4.3.6 Pernyataan Informan Tentang Sumberdana untuk Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas