ada diwilayah kerja puskesmas serta disesuaikan dengan dana yang tersedia. Hal ini menunjukkan bahwa secara garis besar Kepala Puskesmas telah melaksanakan
program berdasarkan kebijakan yang ada dari pemerintah Pusat yaitu berdasarkan Petunjuk dan Teknis Juknis BOK yang termuat dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan BOK. Landasan kedua yaitu berdasarkan kebijakan dari Dinas
Kesehatan Kota Medan, karena Puskesmas merupakan UPTD Unit Pelaksana Teknis Daerah dari Dinas Kesehatan Kota. Selain berlandaskan kebijakan dari
Pemerintah Pusat dan Daerah, dalam membuat rencana kegiatan puskesmas juga mempertimbangkan beberapa masalah kesehatan yang ada diwilayah kerjanya.
Alasannya karena tidak semua kegiatan yang diatur dalam juknis dan kebijakan dinkes dapat dilakukan disemua Puskesmas, harus disesuaikan dengan masalah
yang ada agar kegiatan yang dilakukan efektif dan efisien. Pertimbangan terakhir dalam merencanakan kegiatan adalah disesuaikan dengan dana yang tersedia.
Karena tidak semua kegiatan dapat dikerjakan dengan dana yang terbatas.
5.1.2 Tenaga Kesehatan
Menurut UU kesehatan no. 36 Tahun 2009 tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
danatau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan dan
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang puskesmas, minimal sebuah puskesmas harus mempunyai dokter atau dokter layanan primer, dokter
Universitas Sumatera Utara
gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medis, tenaga gizi dan tenaga farmasi. Tenaga
Kesehatan yang ada di Puskesmas Teladan berjumlah 41 orang yang terdiri dari 3 orang dokter spesialis, 3 orang dokter umum, 2 orang dokter gigi, 3 orang Tenaga
Kesehatan Masyarakat, 14 orang perawat, 4 orang bidan, 4 orang analis kesehatan, 2 orang apoteker, 1 orang sanitarian, 2 orang perawat gigi, 1 orang ahli gizi dan 2
orang fisioterapi. Jika dilihat dari jumlah tenaga kesehatan, di puskesmas teladan telah mencukupi bahkan melebihi standart jumlah tenaga kesehatan minimum
yang disyaratkan dalam Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. Untuk puskesmas kawasan perkotaan dan rawat inap, jumlah tenaga minimal sebanyak
31 orang. Tenaga promosi kesehatan yang dimiliki puskesmas Teladan berjumlah 3 orang sebenarnya juga telah mmenuhi jumlah minimum yang harus ada.
Namun dalam melaksanakan kegiatan promotif preventif, puskesmas tidak hanya mengandalkan tenaga promkes semata. Semua tenaga kesehatan yang ada di
puskesmas diberdayakan untuk melaksanakan kegiatan ini. Dengan kondisi ini, masih diperlukan pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitas skill yang
dimiliki agar semua tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan promotif dan preventif lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa beberapa penanggungjawab program juga belum mengerti mengenai perencanaan program yang akan
dijalankan. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa penanggung jawab program hanya mengandalkan arahan dari kepala Puskesmas untuk melaksanakan program,
atau berdasarkan apa yang telah mereka pelajari dibangku pendidikan. Seperti
Universitas Sumatera Utara
untuk program KIAKB, meskipun kegiatan yang dilakukan lebih banyak kegiatan dalam gedung, tapi seharusnya mereka memiliki POA agar kegiatan yang
dilakukan lebih terarah. Dilihat dari proporsi tenaga kesehatan, Puskesmas memiliki 3 orang dokter
umum, 3 orang dokter gigi dan 3 orang dokter spesialis, sementara tenaga kesehatan masyarakat berjumlah 3 orang. Jika dilihat dari standart jumlah
minimum dokter di Puskesmas rawat inap kawasan perkotaan, setiap puskesmas minimal memiliki 2 orang dokter umum dan 1 orang dokter gigi. Dengan kondisi
ini Puskesmas Teladan memliki dokter yang melebihi. Bahkan di puskesmas ini terdapat 3 orang dokter spesialis. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri bagi
Puskesmas Teladan.
5.1.3 Pendanaan