Pernyataan Informan Tentang Sumberdana untuk Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Pernyataan Informan Tentang hasil dari kegiatan promotif dan preventif yang telah dilakukan

dalam gedung, puskesmas menyediakan pelayanan konseling bagi masyarakat yang membutuhkan konseling lebih lanjut. Untuk sarana dan prasarana serta peralatan sudah ada seperti TOA, LCD 1 set, IUD kit, implan kit, dan autoclaf. Namun masih perlu penambahan dan beberapa alat perlu diganti. Meski begitu sebagian informan ada yang menganggap bahwa tenaga kesehatan dan keterampilan tenaga yang ada sudah cukup. Begitu juga dengan sarana prasarana serta peralatan yang tersedia sudah cukup.

4.3.6 Pernyataan Informan Tentang Sumberdana untuk Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas

Tabel 4.13Matriks Pernyataan Informan Tentang Sumberdana untuk Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Informan Pernyataan Informan 1 Dana ya bolehlah dibilang cukup. Ga pernah dibilang cukup nanti kan, kalau dicukupkan saja ya cukup. Dana dari BOK, dari BPJS ada juga tapi sebagian, kalau APBD kecil dek, ada untuk promotif preventif, seperti imunisasi vaksin kan memang dari dinas, kan preventif kan. Ada juga kadang-kadang brosur dari dinas Informan 2 Dana dari BOK Informan 3 Ya kita dari dana BOK lah mana ada dana lain. Informan 4 Dari BOK lah ya. Informan 5 Dari BOK dek. Informan 6 Ada uang transportasi dari BOK, tapi biasanya kita dahulukan. Informan7 Kalau dana tidak ada, tapi kalau obat semua dari BKKBN. Informan 8 Belum pernah. Informan 9 Dari BOK, Dulu dari bantuan Internasional itu. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa dana untuk pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Teladan sebagian besar bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan BOK, hanya sebagian kecil dana yang berasal dari APBD. Dana yang bersumber dari APBD sebagian diberikan dalam bentuk vaksin dan brosur. Khusus untuk program KB semua obat bersal dari BKKBN, Puskesmas hanya sebagai pelaksana dan penyedia tempat dan jasa layanan. Universitas Sumatera Utara Menurut salahsatu informan, ketika melaksanakan pelayanan promotif preventif ke lapangan petugas biasanya menggunakan uang pribadi untuk transportasi, setelah itu diganti oleh puskesmas dengan dana dari BOK.

4.3.7 Pernyataan Informan Tentang hasil dari kegiatan promotif dan preventif yang telah dilakukan

Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan Tentang Hasil dari Kegiatan Promotif dan Preventif yang Telah Dilakukan Informan Pernyataan Informan 1 Kita kan lihat hasil dari indikator apanya, output kalau misalnya kita melaksanakan penyuluhan pada 20 orang, outputnya 20 orang mendapatkan penyuluhan gitu kan, tapi kan belum impact ya.Kalau impact, itu dilihatnya kan tidak bisa jangka pendek. ASI Eksklusif aja bolak-balik bikin penyuluhan tapi impactnya belum tinggi, masalahnya kan merubah perilaku kan. Kalau di imunisasi sebelum dan sesudah JKN cakupannya biasa aja. Tapi kalaupenderita yang DM , Hipertensi, promotif preventif yang pada penderita,karena JKN kan kuratif ya jadi yang promotif preventif untuk pencegahan ke komplikasi, mencegah penyakit lebih parah itu yang meningkat. Kalau SPM trendnya ga mungkin kita bilang ga meningkat, ya meningkatlah. Kalau untuk trend penyakit ya itulah semakin banyak kita menemukan kasus DM dan hipertensi. Penyakit tidak menular penemuan kasus lebih banyak karena deteksi dini lebih ditingkatkan. Penyakit menularnya ya tetap seperti TB tetap tinggi juga karena tidak ada hambatan lagi orang mau pergi ronsen karna ada JKN kan bisa langsung dironsen. Penemuan lebih mudah karna ada anggaran kan. Informan 2 Kalau dari PHBS sebelum BPJS dan sekarang kayaknya ada peningkatan, tapi kalau dibilang maksimal betul kan belum. Kalo PHBS ini susah dek, satu orang aja yang merokok dalam satu rumah itu gagal ,satu orang aja yang tidak cuci tangan, PHBS nya gagal. Informan 3 Bagus hasilnya, ya kalau dengan sekolah-sekolah kita slalu bagus. Kalaurumah makan biasanya berjalan dengan baik dan lancar. Cakupannya 95 persenlah tercakup. Informan 4 Ya seperti kunjungan posyandu tadilah ya tercapai juga target, tapi kita capek mengambil data ke rumah sakit atau ke klinik yang ada gitu. Yang jelasnya orang itu menimbangkan anaknya misalnya kan ditimbang juga tapi ga ke pelayanan kita, cuma kita ngambil data. Kalau gizi buruk tahun 2014 satu orang, tahun 2015 tidakada, 2016 pun tidak ada. Kalau gizi kurang ya makin berkuranglah, Universitas Sumatera Utara itu kan meski ditangani 100 persen. Semua kayaknya mencapai terget. Pemberian Fe, pemberian vitamin A, DS balita tercapai. Yang tidak tercapai Cuma ASI Eksklusif. Masalahnya ASI Eksklusif kan dari lahir udah dikasih susu formula dari rumah sakit. Jadi kita tidak buat mereka itu ASI Ekslusif karena udah langsung kena susu formula. Informan 5 Terlaksana semua, hasilnya tercapai. Kalau cakupan semenjak JKN kakak kurang tau dek, kakak baru satu tahun disini. Informan 6 Kalau ditanya data riil, itu data kita hampir dibilang tidak tercapai. Karena susahnya kita minta data dari masyarakat. Kadang kita ketok pintunya mereka tidak mau. Untuk trend cakupan tidak ada perbedaan sebelum dan era JKN. Kalau setiap rabu banyak yang datang tapi dari luar wilayah kerja puskesmas. Informan 7 Cakupan melebihi target, karena disini tempatnya stategis banyak orang dari luar wilayah puskesmas yang datang. Kalau tend cakupan sebelum dan era JKN tidak ada perubahan, karena ga ngaruh. Informan 8 Hasilnya bagus, puskesmas ini nomor 1 untuk kota Medan. Cuma 1 kasus DBD tahun lalu. Trend penyakit sebelum dan era JKN sama tidak ada perbedaan, gejalanyapun sama. Informan 9 Kalau target kita tercapai, tergetnya cuma 60 untuk satu tahun, sementara disini ada 100 lebih. Dulu sebelum JKN pasien kita masih sedikit dan tidak mengerti. Sekarang era JKN banyak penemuan kasus baru dan mereka juga diberi bantuan. Informan 10 Pasiennya bertambah. Setelah ada JKN sepertinya lebih terjaring penemuan kasus lebih banyak, karena ada peningkatan jumlah kasus. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa hasil dari kegiatan yang dilakukan di era JKN secara keseluruhan dapat dikatakan cukup baik. Keberadaan JKN membawa dampak positif bagi upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas Teladan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa program pelayanan yang hasilnya mencapai target, seperti Pemberian Fe, pemberian vitamin A, DS balita, bahkan ada yang hasilnya melebihi target seperti cakupan imunisasi. Hal ini terjadi karena lokasi Puskesmas Teladan yang strategis sehingga banyak masyarakat yang dari luar wilayah kerja Puskesmas Teladan yang datang untuk memanfaatkan pelayanan imunisasi. Namun ada juga beberapa program yang hasilnya belum Universitas Sumatera Utara maksimal seperti program promosi kesehatan yang bisa dilihat dari cakupan rumah tangga ber PHBS. Di era JKN ini cakupan rumah tangga ber PHBS memang sedikit meningkat namun belum mencapai target yang ditetapkan. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini karena indikator rumah tangga berPHBS yang menuntut semua anggota rumah tangga untuk menerapkannya. Contohnya jika satu orang saja dari anggota keluarga yang merokok, maka gagal dikategorikan sebagai rumahtangga yang berPHBS. Kemudian mengubah perilaku tidak bisa dalam jangka waktu yang sebentar, meskipun telah dilakukan penyuluhan berulang-ulang. Program lainnya yang cakupannya belum mencapai terget yaitu ASI Eksklusif. Beberapa kendala yang dihadapi sebenarnya berasal dari penyedia layanan kesehatan sendiri. Pemerintah menghimbau untuk menerapkan ASI Ekslusif, sementara rumah sakit serta klinik-klinik bersalin secara terang-terangan menyediakan susu formula dan langsung memberikannya kepada bayi yang baru lahir. Hal ini tentu menjadi kendala untuk peningkatan cakupan ASI Ekslusif bagi Puskesmas Teladan yang mayoritas penduduknya melahirkan di rumah sakit dan klinik-klinik bersalin. Di era JKN ini trend penyakit lebih banyak ditemukan kasus-kasus baru penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus DM dan Hipertensi. Penemuan kasus baru lebih banyak karena deteksi dini lebih ditingkatkan. Meski begitu, penyakit menular tetap tinggi, seperti TB penemuan kasusnya mencapai lebih dari 100 orang, padahal target cuma 60 orang. Peningkatan penemuan kasus inikarena Universitas Sumatera Utara tidak ada hambatan untuk penemuan kasus semenjak ada JKN bisa langsung terdeteksi. 4.3.8 Pernyataan Informan Tentang tantangan atau kendala internal dan eksternal yang ditemui dan dapat mengganggu jalannya proses Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan tantangan atau kendala internal dan eksternal yang ditemui dan dapat mengganggu jalannya proses Informan Pernyataan Informan 1 Tenaganya kan perlu peningkatan kapasitas, peningkatan motivasi. Promotif preventif kan bisa juga perorangan pada saat mereka meriksa pasien hamil bisa langsung memberikan promotif preventif. Hal itu kan kembali lagi ke motivasi ya, dan waktu, kalau di poli umum itu kendalanya di waktu, pasien kan satu hari bisa sampe duaratusan sekarang, satu poli bisa limapuluh, kita mau ngasih promotif preventif mau ngomong banyak-banyak yang lain udah ngantri, nah itu. Makanya kamikadang kalau khusus mau panjang ya dikonseling sendiri, gitu. Pasien sebetulnya kalau dikasih itu ya mau aja, jarang sih dibilang gamau gitu ya. Cuma mengumpulkan orang kadang yang agak susah kalau kegiatan luar gedung. Kemudian prosedur turunnya dana BOK repot untuk 2016 ini dek, kalau dulu setelah ada POA dana langsung turun melalui dinkes, sekarang aliran dananya dana DAK Dana Alokasi Khusus alirannya mesti melalui APBD dan setelah ada pertanggungjawaban kegiatan baru cair. Itu jadi kendala untuk melaksanakan program. Informan 2 Kalau kendala pasti ada dek. Karna ini kan team dia dari beberapa program, kita lihat lagi dari kebijakan kadang kan untuk membuat satu program dananya yang kurang. Karena kan kita kalau diadvokasi penting. Kalau mengumpulkan perlu dana dek, kadang itulah danakan udah terfokus dia sekian untuk program. Wilayah kerja puskesmas ini kan ada 5 wilayah,yang 3 wilayah ini kan orang chines, ini jadi hambatan juga. Kayak kemarin PIN kan, pas mau diimunisasi orang itu ada dokter pribadi, kadang udah diimunisasi. Kemudian orang itu ga bertempat tinggal di situ, bayangkanlah pusat pasar, pasar baru sama pendahulu kan banyak toko-toko juga disitu. Kurasa kepercayaan yang kurang ya ke tenaga Puskesmas karena orang itu berobatnya udah ke Singapore, Penang. Informan 3 Kadang-kadang kalau kita pemeriksaan hotel atau restoran itu mereka ga koorporatif, udah itupun yang kedua udah diambik orang dinas, udah pemeriksaan orang dinas kesehatan. Iyalah Universitas Sumatera Utara bisa dibilang kurang koordinasi, orang itu ga ngasih tau kami yang di puskesmas.Kemudian ada salon pemiliknya keberatan kita periksa, alasannya takut dimintai uanglah segala macamlah. Informan 4 Biasanya dari masyarakat, kunjungan masyarakat termasuk 4 kelurahan itu banyak orang chines kan. Informan 5 Ga ada kendala dek, semua lengkap nya disini. Informan 6 Masalahnya kita ini mayoritas warganya chines, mereka kurang mau berpartisipasi. dari 5 kelurahan cuma 1 kelurahan yang asli pribumi. Mereka kalau ditanya udah imunisasi di luar negeri atau sama dokter pribadi. Kemudian, kita susah mengarahkan masyarakat karena keplingnya pun bukan warga sini, harusnya tinggal diwilayah itu. Jadi masyarakat kurang menghargai karena ga kenal siapa kepling. Kedua, kadernya kurang aktif, ada pelatihan kader tapi ya sebatas itu lah. Pelatihan dari provinsi sejauh ini 3 kali. Informan 7 Ga ada kendala. Paling belakangan ini obat dan alkon agak susah dari BKKBN. Informan 8 Belum ada kendala, tapi dari masyarakat kendalanya belum mengerti tentang kebersihan, masih ada. Informan 9 Kendalanya ada, kadang pasien tidak datang. Disuruh datang periksa hari ini tapi ga datang, alasannya keluar kota dan sebagainya. Kalau dari puskesmas tidak ada kendala. Informan 10 Susah mengumpulkan masyarakat, karena kerja, wilayah perkotaan alamatnya disana tapi ga tinggal disana, cuma toko. Kendala dari dalam tidak ada. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa beberapa kendala yang dihadapi Puskesmas Teladan dalam melaksanakan pelayanan promotif preventif ada kendala dari internal dan eksternal. Kendala internal salahsatunya kurangnya motivasi petugas untuk memberikan pelayanan promotif preventif kepada pasien di dalam gedung Puskesmas ketika mereka datang ke Puskesmas, kemudian waktu yang terbatas karena banyaknya pasien yang mengantri membuat petugas tidak memiliki waktu yang cukup untuk memberikan pelayanan promotif. Kendala lainnya mengenai prosedur pencairan dana BOK sejak tahun 2016 ini semakin rumit. Pencairannya sudah melalui Dana Alokasi Khusus DAK yang harus melalui APBD, padahal dulunya hanya melalui Dinas Kesehatan Kota. Universitas Sumatera Utara Selain itu aliran dana DAK mengharuskan adanya laporan pertanggungjawaban kegiatan untuk mencairkan dana. Kalau tahun 2015 lalu setelah adanya POA, dana sudah bisa dicairkan. Koordinasi antara Puskesmas dan Dinas kesehatan Kota membuat program yang dijalankan terkesan tumpang tindih, contohnya untuk program kesehatan lingkungan dalam melakukan beberapa pemeriksaan ke lapangan, terkadang sudah terlebih dahulu diperiksa oleh Dinas Kesehatan. Kendala eksternal berasal dari masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan di luar gedung susah mengumpulkan masyarakat. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Teladan sebagian besar merupakan penduduk non pribumi. Mayoritas berekonomi menengah ke atas, mereka cenderung kurang mau untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas.Alasannya mereka sibuk bekerja jadi tidak memiliki waktu untuk berpartisipasi. Selain itu rata-rata mereka sudah memiliki dokter pribadi dan berobatnya ke luar negeri. Kemudian Kepala Lingkungan yang seharusnya bisa mengarahkan masyarakat juga tidak bertempat tinggal di wilayah itu. Sama halnya kendala dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular bidang TB, terkadang masyarakat tidak datang tepat waktu untuk pengambilan obat. Namun beberapa informan menyatakan bahwa tidak ada kendala apapun dalam melaksanakan pelayanan promotif dan preventif. Universitas Sumatera Utara

4.3.9 Pernyataan Informan Tentang strategi yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala yang ada