Audit Pengawasan Keselamatan Penerbangan

4.4 Pengawasan Keselamatan Penerbangan

4.4.1 Audit

Terkait mengenai audit yang sering dilaksanakan , Audit adalah pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan mendalam, terhadap prosedur, fasilitas, personil, dan dokumentasi organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dan biasanya audit dilaksanakan oleh dirjen perhubungan udara pusat yang didampingi oleh pihak kantor otoritas bandara seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA–Medan yang menyatakan bahwa : ”Kantor Otoritas Bandar Udara tidak melaksanakan audit, audit dilaksanakan oleh Direktotrat Jenderal Perhubungan Udara. Dalam pelaksanaannya, Kantor Otoritas Bandar Udara mendampingi tim dari pusat. Dasar pelaksanaan audit diambil dari hasil laporan-laporan yang disampaikan Kantor Otoritas Bandar Udara dan memantau hasil audit yang sebelumnya.”Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016 Penjelasan berbeda utarakan oleh bapak Robert M.H, S.H, IPEM selaku Kasi Angud, Kelaikudaraan dan pengoprasian pesawat Udara tentang Peraturan Menteri Perhubungan No.KM 8 Tahun 2010 tentang penjadwalan audit yang telah ditetapkan yang menyatakan bahwa : “Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No.KM 8 Tahun 2010, ada tiga jenis audit yang dilaksanakan dalam rangka pengawasan keselamatan penerbangan yaitu, audit terjadwal, audit tidak terjadwal dan audit berbasis resiko. Dalam pelaksanaan pengawasan keselamatan penerbangan sebagaimana Universitas Sumatera Utara yang merupakan tugas dari Kantor Otoritas Bandar Udara. Untuk Kantor Administrasi Bandar Udara Kualanamu audit yang sering dilaksanakan adalah audit terjadwal yakni 3 tiga kali dalam 1 satu bulan.”Hasil wawancara pada tanggal 12 April 2016 4 .4.2 Inspeksi Terkait tingkat keseringan inspeksi dilaksanakan, Inspeksi, adalah pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan standar suatu produk akhir objek tertentu petunjuk pelaksanaan inspeksi diatur lebih lanjut oleh keputusan Direktur Jenderal, penjadwalan inspeksi juga telah ditentukan seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA–Medan yang menyatakan bahwa : ”Inspeksi dilakukan secara acak, bisa 2 dua kali dalam sebulan tapiwaktunya tidak ditentukan, hal ini dilakukan guna menghindari bocornyainformasi sehingga para pelanggar dapat menghindar terlebih dahulu namun akhir-akhir ini sudah sangat sering dilakukannya inspeksi agar pelayanan bandara semakin baik dan terjaga.”Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016 Terkait sanksi yang diberikan apabila ditemukan kesalahan saat inspeksi juga telah ditetapkan melalui undang-undang nomor 1 tahun 2009 pasal 421 seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA– Medan yang menyatakan bahwa : ”Bila ditemukan orang di sisi udara tanpa PAS maka, akan diberi peringatan. Namun bila hal ini masih terus berulang maka akan ditetapkan sanksi sesuai dengan UU No.1 Tahun 2009 Pasal 421 ”Setiap orang berada di daerah tertentu Universitas Sumatera Utara di bandar udara, tanpa memperoleh izin dari otoritas bandar udara. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun atau denda paling banyak Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah.”Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016 Pendapat berbeda dijelaskan oleh Bapak Sigit Y.P Munthe, ST, M.M selaku Kasi Pengoperasian Bandar Udara mengenai sanksi kesalahan saat penggunaan PAS seperti peryataan berikut : ”Mengenai sanksi yang diberikan terkait pelanggaran terhadap kesalahan penggunaan PAS dan sebagainya saat inspeksi, maka PAS akan dicabut. Kemudian akan diberi PAS sementara yang memiliki jangka waktu berlaku selama 7 tujuh hari dan kemudian diberi pengarahan kepada orang- orangpekerja di bandara untuk kemudian mengurusnya ke Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan.”Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016

4.4.3 Pengamatan Surveilance