Sejarah Kantor Otoritas Bandara Kualanamu Wilayah II Medan

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Kantor Otoritas Bandara Kualanamu Wilayah II Medan

Nama Kualanamu berasal dari nama daerah asal atau nama desa di Kabupaten Deli Serdang. Sebelummenjadi Bandar Udara, kawasan tersebut merupakan lahan perkebunan kelapa sawit milik Pemerintah. Sebelum berpindah ke Kualanamu, lokasi kantor Otoritas Bandara selalu berpindah tempat karena tidak memiliki lokasi gedung yang permanen.Kantor otoritas bandara telah mengalami banyak perubahan dari sisi fungsi, wewenang dan lokasi kantor berada yang selalu berpindah-pindah. Sejak belum ada ditetapkan Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2011, kantorOtoritas Bandara masih berada di Polonia dengan nama Kantor Administrator Kelas I yang sifatnya defenitif. Kantor bandara masih menumpang dengan Kantor Dinas Perhubungan karena belum memiliki kantor atau bangunan tetap. Pada saat masih berstatus sebagai Kantor AdministratorBandara Polonia, para pimpinan kepala bandara juga sering mengalami pergantian setiap waktunya. Pada tahun 2004, kepala Administrasi Bandara dipimpin oleh Bapak Yuli Sudoso, S.E. Kemudian pada tahun 2008, Kantor Administrator pindah dan menyewa lokasi di Jalan Mongonsidi Medan dan dipimpin oleh Bapak Ir. Razali Abubakar, M.M. Pada tahun 2009, Kantor Administrasi Bandar Udara berpindah lokasi ke Jalan Slamet Riadi Nomor 28. Sejak itu peraturan Menteri Perhubungan berganti menjadi Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi Kantor Bandara Administrasi dan berubah nama menjadi Kantor Otoritas Bandara. Kemudian pada tahun 2011, Kantor Otoritas Bandara berpindah lokasi lagi ke Jalan Villa Kualanamu Medan dengan kepala kantor adalah Bapak Abdul Hakim Somad. Tahun 2013, kantor kemudian berpindah lagi ke Bandara Kualanamu Deli Serdang setelah pembangunan Bandara selesai. Lokasi bandara yang telah selesai dan Universitas Sumatera Utara pembangunan kantor yang permanen juga telah selesai membuat Kantor Otoritas Bandara memiliki kantor tetap dan tidak akan berpindah lagi seperti kantor sebelumnya. Kepala kantor otoritas bandara KNIA dipimpin oleh Bapak Moh.Pramitohaji Soekarno. Pada tahun 2015, pimpinan kantor otoritas bandara juga digantikan oleh Bapak Ir.Novie Riyanto, M.SEA, Namun hanya selang waktu sebulan Bapak Ir.Novie Riyanto, M.SEA digantikan lagi oleh Bapak Nasir Usman. Kemudian pada pertengahan tahun 2015, pimpinan Kantor Otoritas Bandara dipimpin oleh Bapak Herson, S.H. Hingga saat ini Kantor Otoritas Bandara Kualanamu membawahi Bandara di 4 provinsi yang ada di Sumatera yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau. Sejak diberlakukan Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2011, beban kerja Kantor Otoritas Bandara Kualanamu semakin bertambah. Sebagai suatu regulator di bandara, kantor otoritas bandara memiliki wewenang untuk menilai kinerja Angkasa Pura sebagai operator di bandara. Kantor otoritas bandara mengawasi apakah Angkasa Pura sudah menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh Pemerintah. Kantor Otoritas bandara juga berhak menegur Angkasa Pura apabila tidak menjalankan fungsi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah. Kantor OtoritasBandar Udara Internasional KNIA yang selanjutnya dikenal dengan Otbandara Kualanamu adalah organisasi yang dibentuk oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia dalam sebuah Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 41 Tahun 2011. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Bandar Udara meliputi 10 sepuluh Otbandara di Indonesia yaitu : 1. Otbandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta 2. Otbandara KNIA-Medan 3. Otbandara Juanda-Surabaya Universitas Sumatera Utara 4. Otbandara Ngurah Rai-Denpasar 5. Otbandara Hasanuddin-Makassar 6. Otbandara Minangkabau 7. Otbandara Balikpapan 8. Otbandara Samratulangi-Sulut 9. Otbandara Manokwari 10. Otbandara Mopah-Papua Kantor Otbandara dibentuk dalam rangka meningkatkan daya guna danhasil guna fungsi pemerintahan serta pelayanan kepada masyarakat pada BandarUdara yang dikelola oleh Badan Usaha Kebandarudaraan dalam hal ini PT.Persero Angkasa Pura.

3.2 Dasar Hukum