bentuk koordinasi yang dilakukandiantaranya merupakan koordinasi dengan instansi terkait dalam upayapelaksanaan pengawasan penerbangan. Kantor Otoritas BandarUdara
melakuan koordinasi dengan instansi terkait mengenai usaha-usahapencegahan terhadap terjadinya kesalahan-kesalahan yang mungkin timbuldalam kegiatan penerbangan, dan
pemberian teguran terhadap pihak-pihakyang terbukti melakukan kesalahan dalam pelaksanaan kegiatankebandarudaraan. Sebab Kantor Otoritas Bandar Udara
tidakmemiliki kewenangan untuk memberikan sanksi tegas kepada pihak-pihakyang sudah terbukti melakukan kesalahan tersebut melainkan hanya merekomendasikan pihak
yang melakukan pelanggaran kepada dirjen hubud untuk diberi sanksi tegas.
5.1.3 Wewenang Kantor Otoritas Bandar Udara
Wewenang yang kuat sesungguhnya merupakan suatu kekuatanbagi suatu lembaga atau instansi untuk melakukan suatu tindakan hukumsesuai dengan undang-
undang yang berlaku guna meneggakkan kebenarandalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan sehingga dapat tercipta dantercitra di mata masyarakat akan pelaksanaan
pemerintahan yang baik.Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna fungsipemerintahan serta pelayanan kepada masyarakat maka pada beberapabandar udara
yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Kebandarudaraan,maka berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.41 Tahun2011, dibentuklah Kantor Otoritas Bandar
Udara.Sesuai dengan Keputusan Menteri tersebut, kewenangan yangdimiliki Kantor Otoritas Bandar Udara sebagaimana yang telahterlampir pada bab sebelumnya, bahwa
kewenangan yang dimiliki hanyasebatas sebagai pengawas terhadap kegiatan kebandarudaraan. KantorOtoritas Bandar Udara tidak memiliki kewenangan
untukmemberikan sanksi tegas kepada pihak-pihak terkait di bandar udara yangterbuki
Universitas Sumatera Utara
melakukan kesalahan dalam segala kegiatan kebandarudaraan.Kantor Otoritas Bandar Udara hanya memiliki kewenangan sebatasmemberikan teguran baik langsung maupun
tersurat kepada pihak yangbersalah tersebut, kemudian kesalahan-kesalahan yang ditemukan dilapangan dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
danmenunggu sanksi apa yang kemudian akan diberikan kepada pihak yangterbukti bersalah tersebut.Dari uraian kewenangan tersebut, maka dapat dilihat
bahwasesungguhnya ukuran keberhasilan kinerja Kantor Otoritas BandarUdara Kualanamu Medan ditentukan oleh faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal
yang dimaksud diantaranya adalah kinerja KantorOtoritas Bandar Udara Kualanamu Medan dalam upaya pelaksanaanpengawasan sampai pada tahapan pemberian laporan
kepada DirektoratJenderal Perhubungan Udara.Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan respon atautanggapan pihak-pihak yang terbukti melakuan kesalahan atas teguran
baiklangsung maupun tersurat yang diberikan oleh Kantor OtoritasBandar Udara Kualanamu Medan. Besar atau kecilnya respon yang diberikaninstansi terkait atas
teguran yang diberikan oleh Kantor OtoritasBandar Udara KNIA Medan tergantung pada dua hal. Yang pertamaberasal dari kenginan kuat dari pejabatinstansi yang bersalah
untukmemperbaiki kondisi atau masalah yang ditemukan Kantor OtoritasBandar Udara serta keinginan memperbaiki kinerjanya dalam memberikanpelayanan jasa
kebandarudaraan kepada masyarakat. Dan hal kedua yangpaling penting adalah bergantung pada kuat atau tidaknya kewenanganyang dimiliki oleh Kantor Otoritas
Bandar Udara yang membuatpejabatinstansi yang bersalah mau tidak mau harus mentaati teguran dariKantor Otoritas Bandar Udara.Namun Keberadaan Kantor Otoritas
Bandar Udara yangsedemkian penting dalam upaya pencegahan kecelakaan
Universitas Sumatera Utara
penerbanganmaupun pencegahan terhadap segala kesalahan yang mungkin terjadidalam kegiatan kebandarudaraan tidak didukung oleh keberadan undang-undang yang dapat
mendukung Kantor Otoritas Bandar Udaramemaksimalan fungsi dan tugas yang dimilikinya. Seperti yang telahdijelaskan pada halaman sebelumnya, bahwa tugas Kantor
OtoritasBandar Udara sebagai pengawas segala kegiatan kebandarudaraan, namunkewenangan yang dimiliki hanya sebatas pemberian teguran kepada pihakyang
terbukti bersalah terhadap temuan-temuan di lapangan. Hal ini dirasasangat mengkhawatirkan mengingat pentingnya peran KantorOtoritas Bandar Udara ini dalam
upaya penciptaan keselamatanpenerbangan. Dapat diambil contoh jika terjadi suatu kesalahan yangsangat fatal dan membutuhkan tindakan yang cepat atas kesalahan
yangterjadi tersebut, maka dengan kewenangan seperti yang dimiliki saat inisudah dipastikan menjadi kendala yang besar bagi Kantor OtoritasBandar Udara untuk
mengambil tindakan tanggap darurat.Menanggapi keterbatasan kewenangan yang dimiliki KantorOtoritas Bandar Udara, sebenarnya telah diatur dengan jelas padaUndang
Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Dalam Pasal 1ayat 45 dikatakan bahwa ”Kantor Otoritas bandar udara adalah lembaga yangdiangkat oleh menteri dan memiliki
kewenangan untuk menjalankan danpengawasan terhadap terpenuhinya ketentuan peraturanperundang-undangan untuk menjamin keselamatan, keamanan, danpelayanan
penerbangan.” Sampai saat ini otoritas bandar udara masihsebatas wacana di tingkat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.Mengingat pentingnya peran Kantor Otoritas
Bandar Udara dalamupaya pencegahan kesalaahan kegiatan kebandarudaraan maupunkecelakaan penerbangan, diharapkan otoritas bandar udara segera
terwujudsehingga kewenangan untuk mengambil tindakan hukum sesuai peraturanyang
Universitas Sumatera Utara
berlaku segera dimiliki oleh Kantor Otoritas Bandar Udarasejalan dengan perubahan nama menjadi Otoritas Bandar Udara.
5.2 Pengawasan Keselamatan Penerbangan