Sumber-Sumber Pencemaran Laut yang Berdampak Terhadap Terumbu

39 BAB III PENGATURAN PENGELOLAAN TERUMBU KARANG DAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM HUKUM INTERNASIONAL

D. Sumber-Sumber Pencemaran Laut yang Berdampak Terhadap Terumbu

Karang Sebagai sebuah ekosistem, meskipun hewan karang Coralsditemukan diseluruh perairan dunia, tetapi hanya di daerah tropis terumbu karang dapat berkembang dengan baik. Karang ditemukan mulai dari perairan es di Artik dan Antartika, hingga ke perairan tropis yang jernih. Namun, terumbu karang dengan dinding megahnya dan rangka baru kapur yang sangat besar, hanya ditemukan disebagian kecil perairan sekitar khatulistiwa. Dalam jalur tropis, faktor biologi, kimiawi,dan iklim dapat mendukung tercapainya keseimbangan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup karang pembentuk terumbu. Pertumbuhan karang dan penyebarannya tergantung pada kondisi lingkungannya, yang pada kenyataannya tidak selalu tetap karena adanya gangguan yang berasal dari alam atau aktivitas menusia. Menurut Dahuri bahwa terumbu karang terdapat pada lingkungan perairan yang agak dangkal. Untuk mencapai pertumbuhan yang maksimum, terumbu karang memerlukan perairan yang jernih, dengan suhu perairan yang hangat, gerakkan gelombang besar dan sirkulasi air yang lancar serta terhindar proses sedimentasi. Faktor-faktor fisik lingkungan yang berperan dalam perkembangan terumbu karang adalah sebagai berikut ; 1. Suhu air 18 o C, tapi bagi perkembangan yang optimal diperlukan suhu rata- rata tahunan berkisar 23 – 35 oC, dengan suhu maksimal yang masih dapat ditolerir berkisar antara 36 – 40 o C. 2. Kedalaman perairan 50 m, dengan kedalaman bagi perkembangan optimal pada 25 m atau kurang. 3. Salinitas air yang konstan berkisar antara 30 – 36 ‰. 4. Perairan yang cerah, bergelombang besar dan bebas dari sedimen a. Suhu Suhu perairan berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan karang. Menurut Wells dalam Ramli, terumbu karang tidak berkembang pada suhu minimum tahunan di bawah 18 o C, dan paling optimal terjadi di perairan rata- rata suhu tahunannya 25 o C - 29 o C. Sedangkan menurut Kinsman dalam Supriharyono bahwa batas minimum dan maksimum suhu berkisar antara 16 – 17oC dan sekitar 36 oC. Terumbu karang ditemukan di perairan dangkal daerah tropis, dengan suhu perairan rata-rata tahunan 18 o C. Umumnya menyebar pada aris tropis antara Cancer dan Capricorn. Hal ini berkaitan dengankebanyakan karang yang kehilangan kemampuan menangkap makanan pada suhu di atas 33,5oC dan di bawah 16 o C. Hal inilah yang menyebabkan terumbu karang banyak terdapat dalam wilayah yang luas di perairan tropis.Walapun demikian, toleransi penyusun karang terhadap perubahan suhu berbeda antara satu spesies dengan spesies yang lainnya. Beberapa spesies tidak dapat mentoleransi perubahan suhu lebih dari 5 o C dalam waktu yang lama, karena dapat menimbulkan pemutihan karang yang sangat merusak karang 22 b. Salinitas Salinitas berpengaruh besar terhadap produktivitas terumbu karang. Debit air tawar dari sungai yang besar sangat berpengaruh pada salinitas perairan pantai, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang, terutama karang tepi. Salinitas air laut rata-rata di daerah tropis adalah sekitar 35‰, dan binatang karang hidup subur pada kisaran salinitas sekitar 34-36‰. Menurut Dahuri bahwa umumnya terumbu karang tumbuh dengan baik di wilayah dekat pesisir pada salinitas 30 - 35 ‰. Meskipun terumbu karang mampu bertahan pada salinitas di luar kisaran tersebut, pertumbuhannya menjadi kurang baik bila dibandingkan pad salinitas normal. Pengaruh salinitas terhadap kehidupan binatang karang sangat bervariasi bergantung pada kondisi perairan setempat dan atau pengaruh alam, seperti ron-off, badai dan hujan. Sehingga kisa ran salinitas bisa sampai dari 17,5 – 52,5 ‰. 3. Cahaya Matahari Cahaya matahari Keberadaan cahaya matahari sangatpenting bagi terumbu karang untuk melakukan proses fotosintesa. Mengingat binatang karang hermatypic atau Reef-build corlas hidupnya bersimbiose dengan ganggang zooxanthellae yang melakukan fotosintesa. Keadaam awan disuatu tempat akan 22 Lamp. Kepmen Kelautan dan Perikanan No. KEP.38MEN2004 mempengaruhi pencahayaan pada waktu siang hari. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan karang. Kebanyakan terumbu karang dapat berkembang pada kedalaman 25 meter atau kurang. Pertumbuhan karang sangat berkurang saat tingkat laju produksi primer sama dengan respirasinya zona kompensasi yaitu kedalaman dimana kondisi intensitas cahaya berkurang sekitar 15 – 20 persen dari intensitas cahaya di lapisan permukaan air. Sebaran terumbu karang berdasarkan kedalaman yang sangat berbeda dikarenakan bentuk atau tipe-tipe terumbu karang itu sendiri. Terumbu karang tipe bercabang Branching akan bertahan hidup pada kedalaman di bawah 10 meter karena mampu memecahkan hantaman ombak, sehingga karang bercabang lebih mendominasi pada kedalaman 11 meter ke atas. Pertumbuhan, penutupan dan kecepatan tumbuh karang berkurang secara eksponensial dengan kedalaman. Faktor utama yang mempengaruhi sebaran vertikal adalah intensitas cahaya, oksigen, suhu dan kecerahan.Titik kompensasi binatang karang terhadap cahaya adalah pada intensitas cahaya antara 200 – 700 f.c. atau umumnya terletak antara 300-500 f.c..sedangkan intensitas cahaya secara umum permukaan laut 2500 – 5000 f.c. 4. Sedimen Sedimen dan sirkulasi arus.Sedimen juga merupakan unsur penting bagi kehidupan karang. Namun sedimentasisiltasi yang terlampau besar dari daratan merupakan ancaman besar bagi kehidupan karang. Lumpur halus dalam bentuk sedimen terlarut yang mengendap akan menutupi pori-pori binatang karang dan menyebabkan kematian. Bahwa pengaruh sedimen terhadap petumbuhan binatang karang secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsung adalah melalui penetrasi cahaya dan banyaknya energi yang dikeluarkan oleh binatang karang untuk menghalau sedimen tersebut, yang berakibat turunnya laju pertumbuhan karang.Sedimen dapat langsung mematikan binatang karang, yaitu apabila sedimen tersebut berukuran cukup besar dan banyak jumlahnya sehingga menutupi polyp mulut karang. Bahwa ada sedimen yang dikenal dengan carbonat sediment, yaitu sedimen yang berasal dari erosi karang-karang. Secara fisik ataupun biologis bioerosion. Bioeorsi ini biasanya dilakukan oleh hewan-hewan laut, seperti bulu babi, ikan, bintang laut dan sebagainya.Keberadaan sedimen ini, baik terrigeneous sediments maupun carbonat sediment, menyebabkan perairan disekitar terumbu karang menjadi keruh, terutama setelah terjadi hujan besar atau badai, dan ini dapat mempengaruhi kehidupan karang. Sedimen dalam kolom air laut dapat sangat mempengaruhi pertumbuhan karang, atau bahkan menyebabkan kematian karang. Kandungan unsur hara yang tinggi dari aliran sungai dapat merangsang pertumbuhan alga yang beracun. Keadaan ini mendorong pertumbuhan alga lain yang tidak saja memanfaatkan energi matahari tetapi juga menghambat kolonisasi larva karang dengan cara menumbuhi substrat yang merupakan tempat penempelan larva karang. Di sisi lain, arus diperlukan dalam proses pertumbuhan karang dalam hal menyuplai makanan berupa mikroplankton. Arus juga berperan dalam proses pembersihan dari endapan-endapan material dan menyuplai oksigen yang berasal dari laut lepas. Oleh sebab itu arus sangat berperan penting dalam proses transfer energi. Lebih lanjut dikatakan bahwa Arus dan sirkulasi air berperan dalam proses sedimentasi. Sedimen dari partikel lumpur padat yang dibawa oleh aliran permukaan surface run off akibat erosi menutupi permukaan terumbu karang. Sehingga tidak hanya berdampak negatif terhadap hewan karang, tetapi juga terhadap biota yang hidup berasosiasi dengan habitat tersebut.

E. Dampak Pencemaran Lingkungan Laut terhadap Perlindungan