Kelautan dan Perikanan nomor: 38 MEN 2004. Kebijakan umum pengelolaan terumbu karang di Indonesia adalah mengelola ekosistem terumbu karang
berdasarkan keseimbangan antara pemanfaatan dan kelestarian yang dirancang dan dilaksanakan secara terpadu dan sinergis oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah KabupatenKota, masyarakat, swasta, perguruan tinggi, serta organisasinon pemerintah.
F. Pengaturan Pengelolaan Terumbu Karang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004Tentang Perikanan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009Tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2007 Tentang Konservasi Sumber Daya Ikan. Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor : Kep.38Men2004
Tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang, Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.17Men2008 Tentang
Kawasan Konservasi Di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik IndonesiaNomor Per.02Men2009
Tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan.Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.03Men2010 Tentang
Tata Cara Penetapan Status Perlindungan Jenis ikan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik IndonesiaNomor Per.04Men2010 Tentang Tata Cara
Pemanfaatan Jenis Ikandan Genetik Ikan.Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.30Men2010 Tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan. Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep.59Men2011 Tentang Penetapan Status Perlindungan Terbatas Jenis Ikan Terumbuk Tenualosa
Macrura.
BAB I PENDAHULUAN
H.
Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dilindungi dan dijaga kelestariannya agar tetap dapat menjadi sumber penunjang
hidup bagi manusia dan mahluk hidup lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas kehidupan.
Perkembangan masyarakat internasional menunjukkan bahwa lingkungan hidup tidak lagi dapat diabaikan kedudukannya dalam kehidupan manusia.
Perhatian yang cukup dan penanganan yang serius harus segera dilakukan. Mengingat, kerusakan lingkungan berarti ancaman bagi kelangsungan hidup
manusia di dunia ini.
1
Fenomena kerusakan lingkungan yang terjadi sekarang ini tidak terlepas dari ulah manusia itu sendiri. Karena itu, tindakan manusia yang merusak ini
harus dikendalikan. Salah satu alat pengendaliannya adalah “hukum”. Hukum yang dimaksud disini adalah hukum lingkungan baik nasional maupun
internasional. Jika berbicara tentang lingkungan hidup, maka pembahasan mengenai
lingkungan hidup akan sangat luas. Karena itu, guna menghindari pembahasan yang meluas. Maka dalam penulisan ini, lingkungan hidup yang dimaksud adalah
lingkungan laut.
1
Melda Kamil Ariadno, Hukum Internasional Hukum yang Hidup, Diadit Media, Jakarta. 2007. hal 55
Wilayah suatu negara selain udara dan darat juga adalah lautan. Laut adalah bagian dari lingkungan hidup yang memiliki manfaat yang sangat besar
bagi kehidupan manusia. Karena, laut memiliki banyak fungsi dan mengadung berbagai macam kekayaan Alam yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup
umat manusia. Selain itu, Laut juga memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam sejarah, laut terbukti telah mempunyai berbagai
fungsi, antara lain sebagai: sumber makanan, jalan raya perdagangan, sarana transportasi, tempat rekreasiwisata, dan alat pemisah atau pemersatu
bangsa.Kemudian, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi laut telah bertambah lagi dengan ditemukannya berbagai macam bahan
tambang dan galian yang berharga di dasar laut.
2
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa laut, sumber daya alam dan segala fungsinya dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, perlu diingat bahwa laut dan potensi kekayaan yang ada, jika dikelola dan dimanfaatkan secara tidak
bertanggungjawab dan tanpa memperhatikan batas kemampuan alam, maka akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan laut. Kerusakan pada lingkungan laut,
berarti bencana bagi kehidupan umat manusia. Saat ini, kerusakan lingkungan laut merupakan salah satu masalah yang
mendapatkan perhatian besar dari dunia internasional. Hal ini dikarenakan laut yang merupakan salah satu pusat sumber daya penting bagi kehidupan manusia
sudah berada pada kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
2
Dikdik Mohammad Sodik. Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya di Indonesia. Refika Aditama, Bandung. 2011. hal. 1
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan khususnya di bidang perkapalanmenyebabkan peningkatan pemanfaatan laut di bidang pelayaran juga
semakin meningkat. Peningkatan aktifitas pelayaran di laut ini tentunya sangat rentan menyebabkan pencemaran laut. Hal ini merupakan masalah bagi negara-
negara di dunia, khususnya negara-negara pantai dalam melindungi lingkungan lautnya dari ancaman pencemaran.
Pencemaran laut menyebabkan kelestarian dan keserasian lingkungan serta manfaat dari sumber daya alam yang ada di laut menjadi terganggu. Selain itu,
pencemaran laut juga dapat mempengaruhi seluruh aktifitas manusia di laut. Hal ini disebabkan sifat laut yang berbeda dengan daratan, dimana laut merupakan
satu kesatuan yang saling terhubung dan tidak terpisahkan. Misalnya, apabila terjadi pencemaran di lingkungan lautsuatu negara, maka cepat atau lambat
pencemaran tesebut juga akan menimbulkan kerugian pada negara lain karena pencemaran tersebut memasuki wilayah perairannya. Karena itu, masalah
pencemaran laut dapat mempengaruhi semua negara pantai baik negara berkembang maupun negara maju.
Mengingat begitu pentingnya pelindungan terhadap lingkungan laut, maka di dalam United Nations Convention on The Law of the Sea selanjutnya disebut
UNCLOS 1982, terdapat bagian tersendiri yang secara khusus mengatur mengenai perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. Ketentuan-ketentuan
yang mengatur mengenai perlindungan lingkungan laut terdapat dalam Bab XII dua belas UNCLOS 1982, yang pada intinya memuat mengenai perlindungan,
pelestarian lingkungan laut, pencegahan, pengurangan, dan penguasaan pencemaran laut.
Negara Indonesia adalah salah satu negara yang diuntungkan dengan disahkan dan diberlakukannya UNCLOS 1982, ini disebabkan karena Indonesia
memiliki wilayah laut yang sangat luas dan letak geografis yang unik. Di samping letak kepulauan Indonesia yang berada pada garis khatulistiwa, juga posisi
geografis ini menurut kenyataannya merupakan negara kepulauan archipelagic state yang berada pada posisi silang dunia, yaitu di antara dua benua yakni Benua
Asia dan Australia dan di antara dua samudera yaitu Samudera India dan Samudera Pasifik. Luas wilayah laut Indonesia dapat dirinci menjadi 0,3 juta km²
laut teritorial, 2,8 juta km² perairan nusantara perairan kepulauan, dan 2,7 juta km² Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Pada wilayah laut inilah terdapat
lingkungan laut Indonesia.
3
Pada lingkungan laut Indonesia terdapat berbagai macam sumber kekayaan alam, baik kekayaan alam hayati maupun non-hayati, dan memiliki
peranan yang sangat penting, misalnya sebagai sarana penghubung, media rekreasi, jalan raya perdagangan, dan sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia.
Sebagai negara bahari, seharusnya Indonesia mendayagunakan ekologi dan kekayaan alam yang dimilikinya untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya. Karena itu, seluruh warga negara harus terus disadarkan atas kelalaiannya merusak kelestarian lautdengan sembarangan membuang limbah
3
Suhaidi.Perlindungan Lingkungan Laut: Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan Laut Dengan Adanya Hak Pelayaran Internasional Di Perairan Indonesia. Pidato pengukuhan
Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Hukum Internasional pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 2006. hal. 3
industri daratan yang pada akhirnya akan mencemari laut. Mengingat kestabilan ekosistem laut sangat bergantung pada keutuhan sumber alam di darat.
4
Sejak tahun 1985, Indonesia telah meratifikasi UNCLOS 1982 melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 Tentang Pengesahan UNCLOS 1982.
Namun Pada kenyataannya, permasalahan mengenai hukum laut semakin banyak. Meskipun sudah banyak kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, tetapi pada
kenyataannya hal tersebut belum mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada, termasuk dalam hal perlindungan lingkungan laut. Hal ini dapat dilihat
dari kerusakan lingkungan laut Indonesia yang semakin hari semakin meningkat. Olehnya
itu, sangat penting untuk melindungi dan melestarikan lingkungan laut Indonesia dari berbagai hal yang dapat mengancam kelestariannya agar dapat dinikmati
secara berkelanjutan oleh generasi yang akan datang.
Kemajuan teknologi sering disebut-sebut sebagai salah satu peneyebab terjadinya kerusakan lingkungan laut, misalnya di bidang perikanan. Seiring
dengan perkembangan zaman yang semakin modern, maka teknologi di bidang pengelolaan dan penangkapan ikan juga semakin modern. Pengelolaan dan
penangkapan ikan dengan menggunakan peralatan modern memang memberikan keuntungan lebih besar dengan hasil tangkapan yang lebih banyak dibanding
menggunakan peralatan penangkapan yang tradisonal. Namun, penggunaan alat modern juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan laut Indonesia.
Misalnya, punahnya spesies ikan tertentu, rusaknya terumbu karang yang merupakan tempat perlindungan dan perkembangbiakanekosistem laut. Hal ini
4
FX. Adji Samekto.Negara dalam Dimensi Hukum Internasional. Citra Aditya Bakti, Bandung. 2009. hal. 35-36
diperparah lagi dengan adanya pengelolaannya yang tidak memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang diwajibkan oleh pemerintah. Sehingga
pelanggaran terhadap persyaratan tersebut akan merusak dan menghancurkan lingkungan laut.
Selain itu, dengan berkembangnya usaha-usaha eksplorasi dan eksploitasi minyak di lepas pantai, semakin ramainya lalu-lintas kapal-kapal tanker raksasa
melalui perairan Indonesia, dan dengan semakin pentingnya lalu-lintas kapal- kapal nuklir, baik di atas maupun di bawah permukaan air laut, maka bahaya yang
dihadapi negara Indonesia terhadap keserasian dan kelestarian lingkungan lautnya juga akan semakin besar. Sehingga, dari sekarang sudah perlu mulai dipikirkan
bagaimana caranya menanggulangi bahaya-bahaya tersebut di masa mendatang.
5
Kerusakan laut yang diakibatkan oleh aktivitas pertambangan seharusnya diantisipasi sejak dini. Pemerintah seyogianya telah menyiapkan berbagai aturan-
aturan hukum guna melindungi seluruh kekayaan dan keindahan laut Indonesia. Agar kelestarian sumber daya dan ekosistemyang ada di laut tetap terjaga,
sehingga bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang. Tapi ironisnya, masalah kerusakan lingkungan laut yang terjadi di wilayah
perairan Indonesia bukanlah hal yang asing lagi. ini bisa dilihat dari berbagai pemberitaan di media massa yang menyorot hal tersebut, misalnya mengenai
kotornya wilayah pantai di Bali dan Lombok, rusaknya terumbu karang di lautan Wakatobi dan Raja Ampat, dan matinya ribuan ikan di Muara Angke secara
mendadak. Melihat hal ini, nampak bahwa seolah-olah pemerintah lalai
5
Hasjim Djalal. Perjuangan Indonesia di Bidang Hukum Laut.Binacipta, Bandung. 1979. hal 179
menjalankan fungsinya dalam menjaga dan melindungi wilayah laut Indonesia dari kerusakan.
Berkaca pada sejarah, di Indonesia telah terjadi beberapa kasus kerusakan lingkungan laut yang diakibatkan oleh tumpahan minyak karena kecelakaan kapal
tanker. Setidaknya telah terjadi sembilan kali kasus tumpahan minyak di Indonesia:
6
1. Tanker Showa Maru, karam di Selat Malaka tahun 1975, menumpahkan 1 juta ton minyak mentah;
2. Choya Maru, karam di Bulebag, Bali 1975, menumpahkan 300 ton bensin; 3. Golden Win, bocor di Lhokseumawe, NAD 1979, menumpahkan 1.500
kiloliter minyak tanah; 4. Nagasaki Spirit, karam di Selat Malaka 1992, menumpahkan minyak
mentah; 5. Maersk Navigator, karam di Selat Malaka 1993, menumpahkan minyak
mentah; 6. Bandar Ayu, karam di Pelabuhan Cilacap 1994, menumpahkan minyak
mentah; 7. Mission Viking, karam di Selat Makassar 1997, menumpahkan minyak
mentah; 8. MT Natuna Sea, karam di Pulau Sambu 2000, menumpahkan 4.000 ton
minyak mentah.
6
Gea Geo. Beberapa Kasus Tumpahan Minyak Di Indonesia.di http:ghea- geo.blogspot.com201101beberapa-kasus-tumpahan-minyak-di.html diakses tanggal 1 Mei
2015.
9. MT Kharisma Selatan, terbalik di Dermaga Mirah, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya 2007, menumpahkan 500 kiloliter MFO marine fuel oil.
Di Indonesia sendiri, kasus pencemaran lingkungan laut, baru mendapat perhatian yang serius yaitu sejak terjadinya kecelakaan Kapal Tanker Showa
Maru pada tahun 1975 di Selat Malaka dan Selat Singapura.
7
Beberapa kasus yang pernah terjadi di Indonesia sebagaimana diuraikan sebelumnya, memberikan gambaran bahwa betapa pentingnya peranan pemerintah
Indonesia dalam menjaga wilayah perairan Indonesia dari berbagai ancaman kerusakan yang ada, dan mengelola kekayaan sumber daya alamnya dengan baik
dan benar. Kecelakaan tersebut
menyebabkan kerusakan lingkungan laut Indonesia yang sangat parah, sehingga mengakibatkan kerugian sangat besar pada lingkungan laut Indonesia. Namun,
pada waktu itu Indonesia tidak bisa menuntut ganti rugi kepada pemilik kapal, dikarenakan belum adanya peraturan perundang-undang nasional yang mengatur
tentang pencemaran lingkungan.
Indonesia sebagai negara kepulauan harus mampu menjaga laut dan kekayaannya. Agar apa yang terjadi selama ini berupa illegal fishing, perdagangan
ilegal, dan pencemaran atau perusakan lingkungan laut dapat dicegah. Karena jika hal itu terus terjadi, maka kekayaan laut Indonesia akan terkuras habis dan
Indonesia akan menjadi negara miskin. Karena itu, Indonesia harus bangkit
7
Dikdik Mohammad Sodik. Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya di Indonesia. Refika Aditama, Bandung. 2011, hal 89.
membangun bidang kelautan termasuk membangun infrastruktur, peralatan, dan pembuatan peraturan nasional di bidang kelautan disertai penegakan hukumnya.
8
Jika Indonesia mampu membangun dan mengembangkan potensi dan kekayaan alam yang dimilikinya termasuk di bidang kelautan. Maka negara
Indonesia akan menjadi negara maju dan besar, yang memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya, Sebagaimana yang diamanatkan oleh
Undang-undang Dasar 1945, yakni Pasal 33 ayat 3 yang menyatakan: “bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki
sumberdaya alam hayati laut yang potensial seperti sumberdaya terumbu karang. Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 1998, luas terumbu karang Indonesia
adalah 42.000 km
2
atau 16,5 dari luasan terumbu karang dunia yaitu seluas 255.300 km
2
dengan 70 genera dan 450 spesies. Terumbu karang dan segala kehidupan yang terdapat di dalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang
bernilai tinggi. Manfaat yang terkandung di dalam ekosistem terumbu karang sangat besar dan beragam, baik manfaat langsung dan manfaat tidak langsung
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang amat penting bagi keberlanjutan sumberdaya yang terdapat di kawasan pesisir dan lautan, dan
umumnyatumbuh di daerah tropis, serta mempunyai produktivitas primer yang tinggi 10 kgCm2tahun. Tingginya produktivitas primer di daerah terumbu
karang ini menyebabkanterjadinya pengumpulan hewan-hewan yang
8
Dewan Kelautan Indonesia.Evaluasi Kebijakan Dalam Rangka Implementasi UNCLOS 1982 di Indonesia.Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2008. hal. 11
beranekaragam seperti; ikan, udang, mollusca, dan lainnya. Perlindungan terumbu karang pada pengelolaan dan pelestarian Kawasan TamanNasional Kepulauan
Seribu masuk ke dalam zona inti.
9
Eksploitasi sumberdaya alam di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara besar-besaran tanpa mempertimbangkan kelestariannya, berdampak pada
menurunnya kualitas lingkungan hidup di wilayah tersebut, termasuk terumbu karang. Menurut hasil penelitian Pusat Pengembangan Oseanologi P2O LIPI
yang dilakukan pada tahun 2000, kondisi terumbu karang Indonesia 41,78 dalam keadaan rusak, 28,30 dalam keadaan sedang, 23,72 dalam keadaan
baik, dan 6,20 dalam keadaan sangat baik. Hal ini menunjukkan telah terjadi tekanan yang cukup besar terhadap keberadaan terumbu karang di indonesia pada
umumnya oleh beberbagai ancaman dan faktor-faktor penyebab kerusakan. Dari hasil inventarisasi yang dilakukan ditemukan kelompok karang hard
coral dengan berbagai tipeyaitu: branching, tabulate, sub massif, dan lainnya. Jenis ikan karang ditemukan sekitar26 famili diantaranya famili Chaetodontidae,
Pomacentridae dan Labridae.Aktivitas manusia dalam memanfaatkan potensi sumberdaya terumbu karangsering tumpang tindih dan bahkan banyak diantara
aktivitas tersebut menyebabkankerusakan terumbu karang. Pembukaan hutan mangrove sering menyebabkanpenggelontoran sedimen
yang tinggi ke perairan karang, lalu lintas kapal diatas perairankarang dapat menyebabkan
smashing karang, demikian pula aktivitas pariwisata
seringmenimbulkan dampak terhadap kehidupan karang. Apabila kondisi ini terus
9
Pulaubanyakonline2.Blogspot.Com201010Pengelolaan-Terumbu-Karang- Berbasis.Html, diakses tanggal 1 Mei 2015
berlangsung, maka dikhawatirkan ekosistem terumbu karang akan musnah. Upaya pengelolaan dan pelestarian sumberdaya terumbu karang telah dilakukan oleh
pemerintah khususnya di Kepulauan Seribu, namun tidak akan berjalan dengan baik tanpa kesadaran masyarakat. Karenanya peran serta masyarakat dalam
mencintai dan melestarikan terumbu karangsangat dibutuhkan. Salah satu upaya untuk menjaga dan menyelamatkan terumbu karang dari pemanfaatan yang tidak
berkelanjutan adalah pengelolaan yang berbasis masyarakat. Upaya pengelolaan terumbu karang dalam konteks pengelolaan Kawasan
Konservasi Laut Daerah KKLD merupakan bagian dari Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan berpedoman pada Rencana Tata Ruang Laut,
Pesisir dan pulau-pulau kecil yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkayang sebagaimana di atur dalam UU No. 23 Tahun 2014 tetang
Pemerintahan Daerah. Upaya pengelolaan terumbu karang tersebut yang memerlukan adanya perencanaan dan pengembangan yang berwawasan
kelestarian lingkungan hidup yang meliputi wilayah pesisir dan laut serta berbasis masyarakat. Adapun pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil itu sendiri
menurut Undang-undang No 27 tahun 2007 diartikan sebagai suatu proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian Sumber Daya Pesisir
dan Pulau-pulau kecil antar sektor, antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Terumbu karang adalah sistem laut dengan salah satu tingkat tertinggi
keanekaragaman hayati di planet ini dan mereka menyediakan berbagai barang dan jasa yang berharga.Mereka melindungi pantai dan pulau-pulau dari dampak
gelombang badai dan gelombang.Mereka menyediakan habitat untuk ikan karang
dan invertebrata, mempertahankan mata pencaharian jutaan orang di negara- negara berkembang, dan menghasilkan pendapatan untuk masyarakat pesisir dari
pariwisata dan perikanan bernilai komersial. Akuntansi ini dan segudang layanan lainnya , nilai karang terumbu pada manusia telah diperkirakan , rata-rata , seperti
US 130 000 per hektar per tahun.
10
Berdasarkan latar belakang di atas merasa tertarik memilih judul Perlindungan dan Pengelolaan Terumbu Karang Terhadap Lingkungan Hidup Di
Indonesia ditinjau dari Hukum Internasional.
I. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaturan pengelolaan terumbu karang dan lingkungan hidup
dalam hukum nasional? 2.
Bagaimana pengaturan pengelolaan terumbu karang dan lingkungan hidup dalam hukum internasional ?
3. Bagaimana perlindungan dan pengelolaan terumbu karang terhadap
lingkungan hidup di indonesia ditinjau dari hukum internasional? J.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitan
Tujuan penelitian yang akan dicapai di dalam penelitian ini adalah :
10
Science Daily, 2009: What are coral reef services worth? 130 000 to 1.2 million per hectare per year http:www.sciencedaily.comreleases200910091016093913. htmat. diakses
tanggal 1 Juni 2015
a. Untuk mengetahui pengaturan pengelolaan terumbu karang dan
lingkungan hidup dalam hukum nasional b.
Untuk mengetahui pengaturan pengelolaan terumbu karang dan lingkungan hidup dalam hukum internasional
c. Untuk mengetahui perlindungan dan pengelolaan terumbu karang terhadap
lingkungan hidup di indonesia ditinjau dari hukum internasional
K. Keaslian Penulisan