Keaslian Penulisan Tinjauan Pustaka

a. Untuk mengetahui pengaturan pengelolaan terumbu karang dan lingkungan hidup dalam hukum nasional b. Untuk mengetahui pengaturan pengelolaan terumbu karang dan lingkungan hidup dalam hukum internasional c. Untuk mengetahui perlindungan dan pengelolaan terumbu karang terhadap lingkungan hidup di indonesia ditinjau dari hukum internasional

K. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh peneliti di perpustakaan Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa penelitian tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Terumbu Karang Terhadap Lingkungan Hidup Di Indonesia. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas segala kritikan dan masukan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan hasil penelitian.

L. Tinjauan Pustaka

1. Hukum Lingkungan Di Indonesia

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup perlu diikuti tindakan berupa pelestarian sumber daya alam dalam rangka memajukan kesejahteraan umum seperti tercantum dalam UUD 1945. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana telah diubah dan diperbarui oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah payung dibidang pengelolaan lingkungan hidup serta sebagai dasar penyesuaian terhadap perubahan atas peraturan yang telah ada sebelumnya, serta menjadikannya sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh didalam suatu sistem. Sebagai sub sistem atau bagian komponen dari sistem hukum nasional Indonesia, hukum lingkungan Indonesia di dalam dirinya membentuk suatu sistem dan sebagai suatu sistem, hukum lingkungan Indonesua mempunyai sub sistem yang terdiri atas: a. Hukum penataan lingkungan; b. Hukum acara lingkungan; c. Hukum perdata lingkungan; d. Hukum pidana lingkungan; e. Hukum lingkungan internasional. Kelima subsistem hukum lingkungan Indonesia ini dapat dimasukkan dalam Undnag-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dengan kata lain uraian ini dari masing-masin sub sistem Hukum Lingkungan Indonesia tersebut selalu dikaitkan dengan wujud dan isi Undang- Undang Lingkungan Hidup Pembagian dengan cara ini menggunakan pendekatan sistem hukum. Dari penyebutan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup telah nampak secara jelas bahwa undang-undang tersebut merupakan hukum penataan lingkungan hidup.

2. Hukum Lingkungan Internasional

Konvensi Stockholm 1979 merupakan pilar perkembangan hukum lingkungan international modern, artinya semenjak saat itu hukum lingkungan berubah sifatnya dari use-oriented menjadi environment-oriented . 11 Adapun produk hukum yang bersifat environment-oriented adalah produk hukum yang tidak saja memberi hak kepada manusia untuk memakai lingkungan, tetapi juga membebani manusia dengan suatu kewajiban untuk menjaga, melindungi, dan melestarikanya, misalnya Konvensi Hukum Laut 1982.Konvensi ini tidak saja memberikan hak untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumbe daya kelautan, tetapi juga memberikan kewajiban kepada negara-negara agar menjaga lingkungan laut dari perusakan dan pencemaran dalam melakukan hal tersebut. Kewajiban menjaga lingkungan ini diatur pada part XII Konvensi Hukum Laut 1982. hukum lingkungan yang bersifat use-oriented maksud produk hukum yang memberikan hak kepada masyarakat international untuk mengeksploitasi lingkungan dan sumber daya alam tanpa membebani kewajiban untuk menjaga, melindungi, dan melestarikannya. Misalnya Konvensi Hukum Laut 1958 secara umum hanya memberikan hak kepada Negara untuk mengambil sumber daya kelautan, tetapi konvensi ini tidak mewajibkan Negara untuk menjaga laut dari tindakan pencemaran dan perusakan. Konvensi Stockholm 1972 yang ditandatangani oleh 113 kepala Negara berisikan 26 prinsip pembangunan demi memperbaiki dan meningkatkan taraf 11 Sukanda Husin. 2009. Penegakan hukum lingkungan Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. hal 20 hidup generasi hari ini dengan tidak mengurangi hak generasi mendatang untuk menikmati lingkungan hidup yang baik dan sehat. Konsep ini disebut Sustainable Development atau pembangunan berkelanjutan yang kemusian dijadikan prinsip hukum dalam Konvensi Rio tahun 1992. Konvensi Stockholm memicu lahirnya beberapa konvensi internasional yang melindungi lingkungan hidup. Diantara konvensi itu adalah Konvensi Paris tahun1974 , Konvensi Hukum Laut tahun 1982, Konvensi Wina tahun 1985, Konvensi Perubahan Iklim tahun 1992, Konvensi Keanekaragaman Hayati 1992, dan lain-lainnya. 12 Berdasarkan pembentukannya hukum internasional terbagi dua, yaitu hukum kebiasaan internasional Internasional Customary Law dan hukum konvensi internasional Conventional Internasional Law. Hukum Kebiasaan internasional juga telah mengatur pencegahan pencemaran lingkungan. Misalnya prinsip sic utere tuo ut alienum non laedas atau dikenal juga dengan prinsip good neighborlinees melarang penggunaan territorial suatu Negara bila meimbulkan gangguan atau kerugian pada territorial Negara lain. Hukum lingkungan internasional dibagi menjadi dua yaitu hukum lingkungan perdata internasional dan hukum lingkungan internasional publik. 1 Hukum Lingkungan Perdata Internasional mengatur hubungan hukum antara warga negara suatu negara dengan warga negara dari negara lain atau antara 12 Ibid warga negara suatu negara dengan suatu organisasi internasional, mengenai sengketa lingkungan. 2 Hukum lingkungan internasional publik, mengatur hubungan hukum antara suatu negara dengan organisasi internasioanl serta antar organisasi internasional mengenai kasus lingkungan. 3. Terumbu Karang Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia.Untuk sampai ke kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun.Tergantung dari jenis, dan kondisi perairannya, terumbu karang umumnya hanya tumbuh beberapa mm saja per tahunnya.Yang ada di perairan Indonesia saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam. 13 Karang adalah bentukan hewan kecil yang hidup dalam semacam cawan yang terbentuk dari kalsium karbonat lihat gambar yang biasa disebut polip karang.Jutaan polip-polip ini membentuk struktur dasar dari terumbu karang.Hewan karang hidup bersimbiosis dengan alga bersel satu yang disebut zooxanthellae. Zooxanthellae merupakan jenis alga dinoflagelata berwana coklat dan kuning, yang dinyatakan sebagai Symbiodinium microadriaticum.Alga ini juga hidup bersimbiosis dengan hewan-hewan lain di terumbu karang, seperti, kima raksasa Tridacna spp, anemon laut dan coelenterata lainnya. Hewan karang mempunyai tentakel tangan-tangan untuk menangkap plankton sebagai sumber makanannya, Namun, sumber nutrisi utama hewan karang sebenarnya 13 http:aliahsan27.blogspot.com201404makalah-rusaknya-terumbu-karang-akibat.html diakses tanggal 1 Mei 2015. berasal dari proses fotosintesa zooxanthellae hampir 98. Selain itu, zooxanthellae memberi warna pada hewan karang yang sebenarnya hampir transparan. Timbal baliknya, karang menyediakan tempat tinggal dan berlindung bagi sang alga.

M. Metode Penelitian