Analisis Keanekaragaman Jamur Endofit Analisis Pengaruh pH dan konsentrasi H Karakteristik Jamur Endofit

Tujuh hari setelah isolasi, kultur murni pada cawan petri dikelompokkan ke dalam morfotaksa masing-masing berdasarkan bentuk koloni, tinggi koloni serta warna hifa aerial, warna dasar, pertumbuhan rata-rata, tepi koloni, tekstur permukaan dan dalamnya pertumbuhan ke dalam media Arnold, 2002. Selanjutnya fungi diidentifikasi dengan mikroskop medan terang dan mikroskop stereo. Buku identifikasi jamur seperti Brown dan Smith 1975, Amos Barnet 1966, Kendrick 1994, Watanabe 2011 digunakan untuk mendeterminasi keberadaan jamur endofit yang ditdanai berdasarkan warna koloni miseliumnya dan struktur serta ukuran konidianya.

3.5 Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan

Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur endofit adalah keasaman pH. Di lingkungan alaminya, keasaman sangat dipengaruhi oleh keberadaan H 2 SO 4. Sehingga, dalam penelitian ini pH media divariasikan dengan menggunakan H 2 SO 4 0,5 M. Setelah ditambahkan H 2 SO 4, pH media diukur dengan menggunakan indikator universal atau pH meter. Adapun perlakuan pH media tersebut adalah 3, 4, 5, dan 6. Sebagai kontrol digunakan media tanpa penambahan H 2 SO 4 pH netral. Selanjutnya, isolat jamur endofit yang telah diidentifikasi, ditumbuhkan dalam media yang memiliki variasi pH berbeda tersebut. Setelah umur biakan 7 hari, diukur diameter pertumbuhan jamur tersebut.

3.6 Analisis Keanekaragaman Jamur Endofit

Penghitungan keberadaan jamur endofit dilakukan dengan menentukan derajat kolonisasi. Jumlah segmen yang terinfeksi ≥ 1 isolat Derajat kolonisasi = ______________________________________ Jumlah total segmen pada masing-masing bagian Jenis isolat pada masing-masing jarak dengan sumber belerang dijumlahkan dan dipisahkan berdasarkan jarak untuk melihat hubungan antara Universitas Sumatera Utara jarak dengan sumber belerang dengan jenis jamur endofit. Uji One-way ANOVA digunakan untuk mendeterminasi apakah pertumbuhan rata-rata setiap genus berbeda p ≤ 0.05 pada masing -masing jarak dengan sumber belerang Zar, 1999. Keanekaragaman dari kultur endofit diukur dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Weiner H. Keseragaman komunitas endofit diukur dengan menggunakan Koefisien Jaccard JI Arnold et al , 2001. Nilai keseragaman dibdaningkan dengan uji nonparametrik Wilcoxon Sall dan Lehman, 1996. • Shannon indeks H’ = -Σj pj ln pj, j =1……… Np, Di mana: Ni : Jumlah total individu Np: Jumlah jenis yang teridentifikasi dari antara isolat pj : Proporsi individu di dalam jenis j • JI = a a+b+c Di mana: a : jumlah spesies yang terdapat pada ke dua sampel b : jumlah spesies yang terdapat pada sampel pertama c : jumlah spesies yang terdapat pada sampel ke dua Nilai JI berkisar antara 0 tidak ada kesamaan sampai 1 kesamaan mutlak.

3.7 Analisis Pengaruh pH dan konsentrasi H

2 SO 4 terhadap pertumbuhan jamur endofit Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan jamur endofit dilakukan uji ANOVA dengan signifikansi p 0,05. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16. Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Jamur Endofit

Hasil isolasi yang diperoleh dari tanaman Vaccinium varingiaefolium adalah sebanyak 11 taksa berbeda Lampiran 1. Dari bagian akar, diperoleh sebanyak 10 taksa jamur endofit. Sedangkan pada bagian daun, diperoleh sebanyak 3 taksa jamur endofit. Diantara 11 taksa tersebut, terdapat dua taksa yang tidak berhasil diidentifikasi sampai pada tingkat genera atau jenis. Taksa tersebut adalah yeast dan sp1. Dari semua sampel pada bagian akar, ada 8 taksa yang hanya ditemukan pada bagian tersebut. Sebanyak 2 taksa yaitu Dematophora sp1 dan Aspergillus sp2 ditemukan juga pada bagian daun tanaman Vaccinium varingiaefolium, sedangkan dari 3 taksa pada bagian daun tanaman Vaccinium varingiaefolium, sebanyak 1 sampel yaitu sp1 hanya ditemukan pada bagian daun. Dua taksa lainnya yaitu Dematophora sp1 dan Aspergillus sp2 juga ditemukan pada bagian akar tanaman. Yeast merupakan satu-satunya taksa yang tidak menunjukkan ciri berupa jamur berfilamen, melainkan memperlihatkan ciri yeast atau ragi. Identifikasi jamur endofit tersebut didasarkan pada ciri makroskopik koloni dan Universitas Sumatera Utara ciri mikroskopik berupa struktur hifa, konidiofor, serta konidia. Berikut ini karakteristik isolat jamur endofit yang diisolasi dari akar Vaccinium varingiaefolium Universitas Sumatera Utara Sebagai bahan perbandingan, penelitian Khan et al. 2007 berhasil mengisolasi 8 spesies dari 118 bagian sampel daun dan 355 bagian sampel batang dari 9 individu tanaman Calotropis procera. Isolat tersebut meliputi Candida albicans, Aspergillus flavus, Aspergillus niger, Aspergillus sp., Penicillium sublateritium, Phoma chrysanthemicola, Phoma hedericola, Phoma sp. Dari delapan spesies tersebut, ditemukan juga satu spesies yeast Kelas Ascomycetes yaitu Candida albicans, sedangkan 7 isolat lainnya berasal dari Kelas Deuteromycetes, karena hanya menghasilkan miselia steril. 1. Dematophora sp1.