Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Biodiversitas Jamur Endofit

kemampuan adaptasi yang sangat baik pada kondisi tanah yang asam di sekitar kawah gunung berapi. Studi ini ditujukan untuk mengetahui aspek ekologi dari jamur endofit pada tumbuhan Vaccinium varingiaefolium yang hidup di sekitar kawah yang mengandung tanah asam akibat kadar sulfur tinggi di Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

1.2 Permasalahan

Rodriguez dan Redman 2008 menjelaskan tentang proses dinamika evolusioner dalam proses pengambilan tempat pada habitat berbeda yang menghasilkan kemampuan adaptasi jamur endofit pada cekaman habitat yang spesifik. Oleh sebab itu, hal ini dihipotesiskan bahwa simbiosis adaptasi habitat memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh dan bertahan pada cekaman lingkungan yang tinggi Rodriguez dan Redman 2008, akan tetapi sampai saat ini belum diketahui aspek ekologi jamur endofit pada tanaman Vaccinium varingiaefolium di sekitar kawah Gunung Sinabung serta bagaimana kemampuan jamur endofit beradaptasi pada kondisi lingkungan yang berbeda.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis yang terdapat pada akar dan daun Vaccinium varingaefolium di sekitar kawah Gunung Sinabung b. Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan jamur endofit pada kondisi in vitro.

1.4 Hipotesis

a. Ada perbedaan keanekaragaman jamur endofit pada akar dan daun Vaccinium varingiaefolium di sekitar kawah Gunung Sinabung Universitas Sumatera Utara b. Ada pengaruh pH dan asam sulfat terhadap pertumbuhan jamur endofit pada kondisi in vitro.

1.5 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kepada peneliti selanjutnya tentang ekologi jamur endofit pada tumbuhan Vaccinium varingiaefolium di sekitar kawah Gunung Sinabung Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biodiversitas Jamur Endofit

Jamur endofit merupakan mikroorganisme yang tertinggal dalam jaringan tanaman hidup tanpa menyebabkan pengaruh yang merugikan bagi tanaman tersebut Bacon dan White, 2000 , tetapi mungkin bisa menjadi pathogen selama proses penuaan Rodriguez dan Redman 2008. Mayoritas endofit berpindah secara horizontal ke inangnya melalui spora dari udara. Sebaliknya, beberapa endofit mungkin juga berpindah secara vertikal ke generasi selanjutnya melalui biji Hartley dan Gange 2009. Pencarian mengenai keanekaragaman mikroorganisme merupakan tantangan bagi mikrobiologi modern Gamboa et al. 2002. Berbeda dengan organisme lainnya, mikroba mencakup semua relung di permukaan bumi Gunatilaka 2006. Sampai saat ini, diyakini ada sekitar 300.000 spesies tumbuhan yang setidaknya memiliki satu jenis bahkan ratusan jenis strain endofit Strobel dan Daisy 2003; Huang et al. 2007a. Secara tradisional, endofit diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi yang kemungkinan jumlahnya berada di bawah perkiraan dari jumlah tipe endofit Universitas Sumatera Utara yang sebenarnya, khususnya yang berada di bawah tingkat jenis, misalnya tingkat genotip. Studi mengenai diversitas dan spesifisitas inang endofit berkaitan dengan kepentingan ekologi inang dalam biodiversitas tanaman berkayu telah dilakukan di kepulauan Madrean, endofit diisolasi dari bagian tanaman yang sehat, daun dewasa dari Quercus sp. Fagaceae, Pinus ponderosa Pinaceae, Cupressus arizonica Cupressaceae, dan Platycladus orientalis Cupressaceae di dekat Tucson, Arizona, USA. 2.2 Jamur Asidofilik Kebanyakan jamur hidup pada habitat yang asam sebagai jamur toleran-asam, sedangkan sebagian kecil disebut asidofilik karena memiliki kemampuan tumbuh pada suasana yang asam. Lingkungan asam alami memiliki pH sekitar 3 sampai 4 yang relatif umum di tanah, danau, rawa dan gambut. Komunitas jamur di tanah asam telah dipelajari secara ekstensif. Lingkungan asam yang ekstrim, nilai pH sampai 3, ditemukan pada beberapa bagian bumi baik buatan atau alami. Habitat asam alami dengan pH sekitar 1 sampai 3 utamanya ditemukan pada tanah solfatara dan banyak dipelajari di Amerika Serikat, Jepang, Rusia, Italia, Esldania dan Selandia baru, sedangkan komunitas pada lingkungan asam buatan manusia seperti tambang minyak, batubara, dan limbah industri telah memperoleh perhatian yang besar dekade ini. Sejumlah besar organisme prokariot, utamanya arkaeobakter, telah dipelajari dengan alasan bioteknologi. Aplikasinya meliputi desulfurisasi batubara, perlakuan limbah industri, dan bioakumulasi logam Rossi dan Torma, 1983; Rawlings, 1997. Mekanisme hiperasidofilik seperti pada mantel jamur dengan lingkungannya masih membutuhkan penelitian lanjut. Jamur mungkin umum ditemukan pada lingkungan asam karena pengaturan pH internalnya. Organisme diketahui mengatur pH yang relatif netral dengan memompa proton keluar dari selnya dan menjaga permeabilitas membran rendah proton Nicolay et al., 1987 . Analisis mikroskopik pada jamur di pembuangan air pertambangan diperkuat Universitas Sumatera Utara dengan penuntun identifikasi atau kompilasi itu untuk menduga kemungkinan luas dari tingkat variabilitasnya. Dalam upaya perbaikan kondisi lingkungan pada air buangan pertambangan, diperlukan adanya daftar jamur asidofilik dan jamur toleran asam, terutama di tanah, sebagai acuan Raven, 1990.

2.3 Vaccinium varingiaefolium