commit to user
9 APILL, maka urutan prioritas berupa perintah atau larangan yang berlaku pertama
yaitu alat pemberi isyarat lalu lintas APPILL, kedua rambu lalu lintas dan ketiga marka jalan.
Pada tahap rekayasa lalu lintas meliputi : a perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan jalan
b perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan perlengkapan jalan. Rekayasa lalu lintas dilakukan oleh Direktur Jendral untuk jalan nasional,
Gubernur untuk jalan provinsi, Bupati untuk jalan kabupaten dan jalan desa serta Walikota untuk jalan kota.
Pada tahap pengendalian lalu lintas mencakup pemberian arah dan petunjuk dalam penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas serta memberikan
bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan lalu lintas.
Dalam tahapan terakhir yaitu tahapan pengawasan lalu lintas meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan lalu lintas, penilaian terhadapan
pelaksanaan kebijakan lalu lintas untuk mengetahui efektifitas kebijakan lalu lintas serta tindakan korektif terhadap pelaksanaan kebijakan lalu lintas.
2. Jaringan Jalan
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan pada Bab I Ketentuan Umum
Pasal I ayat 1 yang dimaksud Jaringan jalan adalah sekumpulan ruas-ruas jalan yang merupakan satu kesatuan yang terjalin dalam hubungan hirarki.
Sistem jaringan jalan saling terkait sehingga membentuk suatu ruang yang saling berhubungan dengan ruang lain. Sistem jaringan jalan juga terkait langsung
dengan sarana dan prasarana trasportasi mempunyai andil dalam rangka pembangunan suatu wilayah, karena dengan sarana dan prasarana yang baik maka
aktifitas masyarakat yang berhubungan dengan pembangunan dapat berjalan dengan lancar, baik, aman, nyaman, dan teratur, sehingga pembangunan baik sarana maupun
commit to user
10 prasarana transportasi ini diharapkan dapat memberi pengaruh yang positif pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Struktur jaringan jalan dapat diartikan sebagai suatu susunan jaringan jalur
yang digunakan untuk lalu lintas orang atau barang. Menurut Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota, Direktorat Jendral Perhubungan Darat, jaringan
merupakan serangkaian simpul-simpul yang dalam hal ini berupa persimpanganterminal, yang dihubungkan dengan ruas-ruas jalan trayek. Ruas-ruas
atau simpul-simpul diberi nomor atau nama tertentu untuk mempermudah dalam pengenalan jalan.
Jaringan jalan mempunyai peranan penting dalam sistem transportasi kota. Ditinjau dari fungsi kota terhadap wilayah pengembangannya maka sistem jaringan
jalan ada 2 macam yaitu sistem primer yaitu jaringan yang berkaitan dengan hubungan antarkota. Dalam kota sistem primer ini berhubungan dengan fungsi-fungsi
kota yang bersifat regional seperti kawasan industri, kawasan perdagangan grosir dan pelabuhan. Ciri-ciri lain ialah bahwa lalu lintas jalan primer merupakan jalan lintas
truk. Sistem sekunder yaitu jaringan jalan yang berkaitan dengan pergerakan lalu lintas bersifat dalam kota saja.
Beberapa pola jaringan jalan menurut Lynch, 1984, dalam Manari 2009 sebagai berikut :
a. Grid kisi-kisi
Pola ini merupakan pola yang paling banyak dijumpai di kota-kota saat ini. Pola seperti ini dapat diciptakan kualitas pelayanan transportasi yang sama untuk
semua wilayah dan jaringan jalan ini juga sangat cocok untuk pola pergerakan yang menyebar. Pola jaringan jalan grid mempunyai keuntungan dan kelemahan yaitu :
Keunggulan dari pola grid adalah 1 Memungkinkan pergerakan ke segala arah dengan tingkat pelayanan sama.
2 Memberikan kemudahan dalam penempatan fasilitas umum dan pembagian blok lingkungan
3 Memudahkan dalam pengaturan lalu lintas.
commit to user
11 Kelemahan :
1 Tidak mencerminkan kedinamisan dan bersifat monoton 2 Terlalu banyak persimpangan dapat menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Gambar 1 Pola Grid b.
Radial Merupakan bentukpola jaringan jalan yang menghubungkan pusat kota satu
ke pusat kota lainnya. Pola ini mempunyai sifat yaitu adanya pemusatan pada suatu daerah inti tertentu. Jaringan radial memang tampak lebih bagus dan mempunyai
beberapa keunggulan, namun bentuk ini juga memberikan kelemahan pada kesulitan pengelolaan lalu lintas.
Keunggulan : 1
Memberikan kemungkinan perkembangan kota ke segala arah 2
Letak pusat kota jelas 3
Memudahkan pembagian kelas jalan Kelemahan :
1 Volume lalu lintas semakin meningkat seiring dengan semakin dekatnya
pusat kota. 2
Pergerakan lalu lintas cenderung memusat pada suatu titik pusat kota.
commit to user
12
Gambar 2 Pola Radial c.
Linier Tipe pola ini berkembang sebagai hasil topografi lokal yang terbentuk
sepanjang jalan. Ciri dari pola linier yaitu pola perjalanan dari daerah asal ke tempat tujuan ditempuh pada suatu jaringan jalan tunggal ataupun secara paralel. Distribusi
lalu lintas pada pola ini menyebar disepanjang jalan utama sehingga secara spasial akan merugikan bagi pertumbuhan suatu wilayah atau kota karena yang berkembang
hanya kawasan-kawasan yang berada di sepanjang tepian jalan. Keunggulan :
1 Pergerakan utama kota hanya terjadi dalam suatu jalur 2 Pemantauan pergerakan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah
Kelemahan : 1 Kurang mendukung upaya pengembangan wilayah karena hanya terjadi di
sepanjang koridor jaringan jalan 2 Hanya sesuai diterapkan dalam kota kecil.
Gambar 3 Pola Linier
commit to user
13 d.
Pola ring radial Bentuk ringradial memiliki jalan yang berkembang dari atau berhenti pada
sebuah pusat, tidak sama. Pola sirkulasi ring radialadalah pola sirkulasi mengembang dari pusat kegiatan aktivitas keluar menuju daerah sekitar.
Gambar 4 Pola Ring Radial
3. Jalan