Kondisi Transportasi Kota Surakarta Permasalahan Lalu Lintas

commit to user 47 Tabel 13 Jumlah Penduduk, Luas dan Kepadatan Penduduk Surakarta Per Kecamatan No Kecamatan Luas km 2 Jumlah Penduduk jiwa Kepadatan Penduduk jiwakm2 1 Laweyan 8,6386 109.930 12.723 2 Serengan 3,1940 63.558 19.899 3 Pasar Kliwon 4,8152 87.980 18.272 4 Jebres 12,5818 142.292 11.311 5 Banjarsari 14,8110 162.093 10.945 Jumlah 44,0406 565.853 sumber :BPS Surakarta 2008

4. Kondisi Transportasi Kota Surakarta

Sistem transportasi Kota Surakarta baik pergerakan secara internal maupun eksternal didominasi oleh transportasi jalan. Masyarakat melakukan pergerakan masih sangat tergantung dengan moda transportasi jalan. Kota Surakarta memiliki sistem transportasi yang komplek yaitu transportasi jalan dan kereta api. Selain itu walau tidak berada pada administrasi Kota Surakarta tetapi Bandar Udara Adi Sumarmo yang terletak di Kabupaten Boyolali merupakan prasarana yang tidak terlepas dengan Kota Surakarta. Dalam RUTRK Kota Surakarta telah ditetapkan pembangunan jalan lingkar luar kota. Jalan lingkar tersebut bertujuan untuk mengurangi beban arus lalu lintas yang melalui jalan kolektor primer dalam kota sehingga transportasi dalam kota tidak terganggu oleh arus lalu lintas dan angkutan berat antar kota. Demikian juga kelancaran, kenyamanan dan keamanan transportasi akan lebih baik. Aksesibilitas transportasi jalan yang ada di Kota Surakarta pada gerakan eksternal memiliki pola radial dengan empat poros jaringan jalan yang terpusat pada pusat kota. Selain pergerakan eksternal tersebut, terdapat pergerakan yaitu antara kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Surakarta yang terakses jaringan jalan penghubung untuk dapat mengakses pada jaringan jalan tersebut. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan diikuti dengan pertumbuhan ekonomi mengakibatkan peningkatan jumlah pergerakan di suatu wilayah. Untuk commit to user 48 menunjang pergerakan tersebut maka sarana dan prasarana transportasi mutlak sangat diperlukan disamping untuk melayani permintaan yang ada tetapi juga untuk lebih memantapkan pertumbuhan ekonomi yang ada sehingga tercipta suatu masyarakat yang sejahtera.

5. Permasalahan Lalu Lintas

Perkembangan lalu lintas saat ini berkembang pesat. Banyaknya pilihan pengunaan jenis kendaraan membuat orang semakin nyaman dalam bertransportasi. Masyarakat umumnya lebih sering menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan menggunakan kendaraan umum dengan berbagai alasan salah satunya lebih praktis dan hemat. Namun, jika semua orang berasumsi seperti itu tak pelak akan menimbulkan penumpukan jumlah kendaraan dijalan yang akan berdampak pada kepadatan lalu lintas dan berpotensi menimbulkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Kota Surakarta memiliki kepadatan penduduk mencapai 12.849 jiwakm 2 dan tingkat pertumbuhannya 1,47 pada tahun 2008. Jika melihat kepadatan penduduk yang cukup tinggi tersebut dapat digambarkan bahwa terdapat kegiatan aktivitas penduduk yang cukup tinggi. Kota Surakarta termasuk salah satu yang menjadi kota untuk berbagai tujuan seperti pendidikan dan pekerjaan. Didukung dengan letaknya yang strategis dan merupakan icon kota budaya memberikan kontribusi dibidang pariwisata. Para pendatang dan wisatawan umumnya datang sebagian besar melalui terminal. Namun ada juga yang melalui stasiun dan bandara. Jumlah penumpang yang datang ke Surakarta dengan berbagai moda transportasi tahun 2008 dapat disajikan dalam Tabel 14. Tabel 14 Jumlah Penumpang yang Datang ke Kota Surakarta Tahun 2008 No Jenis Perhentian Jumlah Penumpang orang 1 Terminal Tirtonadi 23.483.315 2 Stasiun Balapan 852.947 3 Bandara Adi Sumarmo 121.515 Jumlah total 24.457.777 Sumber : BPS Surakarta Dalam Angka 2008 commit to user 49 Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa jumlah penumpang yang datang cukup tinggi tentunya akan mempengaruhi aktivitas transportasi kota semakin besar dan akan berakibat beban jalan dan jalur transportasi akan bertambah. Meningkatnya aktivitas transportasi kota perlu didukung sarana dan prasarana transportasi yang memadai serta menjamin keamanan, kenyamanan dan keselamatan penggunanya. Jika tidak maka akan menimbulkan masalah yang kompleks bagi transportasi dan akan menggangu kelancaran pembangunan kota. Permasalahan di perkotaan yang biasa terjadi dan saat ini mulai terasa di Kota Surakarta adalah kemacetan di beberapa titik pusat kegiatan yang sering dilakukan masyarakat sekitar. Kemacetan telah memberikan dampak merugikan bagi masyarakat. Selain tingkat strees yang tinggi, pemborosan bahan bakar, uang dan waktu serta menimbulkan polusi. Beberapa titik rawan kemacetan di Kota Surakarta antara lain : di Simpang Tirtonadi, Palang Joglo, Simpang Panggung, Simpang Balapan, Pasar Nongko, Pasar Gede, Pasar Klewer, Simpang Coyudan, Simpang Nonongan, Simpang Gendengan, Simpang Kerten, dan Tugu Lilin sumber : DLLAJ Kota Surakarta. Kemacetan yang terjadi tak hanya timbul karena jalan yang tak cukup mampu menampung kendaraan yang ada tetapi juga didukung oleh beberapa faktor lain seperti penggunaan lahan yang ada disekitar titik rawan kemacetan dan sikap para pengguna jalan yang tak sedikit melanggar peraturan. Faktor hambatan samping untuk disekitar pasar sangat tinggi dan lebih condong mengarah pada banyaknya aktivitas bongkar muat barang dengan kendaraan besar dalam jumlah yang banyak, aktivitas para pedagang yang berada di tepi jalan serta penggunaan jalan untuk parkir sehingga kapasitas jalan menjadi kecil. Sedangkan untuk di simpang-simpang tertentu merupakan pertemuan beberapa arus lalu lintas dan berada di lingkar keluar masuk Kota Surakarta sendiri. Pada simpang- simpang tersebut biasanya jalur lingkar luar kota yang ditandai dengan adanya bus AKAP atau truk berbagai ukuran yang melintas. Pada simpang Kerten merupakan gerbang keluar masuk untuk Surakarta, Jogjakarta dan Semarang. Simpang commit to user 50 Nonongan dan Coyudan adalah gerbang keluar masuk kendaraan Surakarta, Sukoharjo dan wonogiri. Simpang Panggung merupakan titik pertemuan arus untuk Surakarta bagian utara dan timur serta jalur kendaraan besar jurusan dari Sragen, Karanganyar dan dari Jawa Timur. Selain kemacetan, permasalah yang kompleks juga timbul dari angka kecelakaan yang terjadi. Kecelakaan lalu lintas terjadi tidak selalu ditimbulkan oleh suatu sebab tetapi oleh kombinasi berbagai efek dari sejumlah kelemahan atau gangguan yang berkaitan dengan pemakai jalan, kendaraan dan jalan itu sendiri. Kondisi lingkungan juga sangat menentukan keselamatan para pengguna jalan, misalnya permukaan jalan, cuaca dan waktu. Beberapa penyebab kecelakaan yang berasal dari kondisi jalan seperti kerusakan pada permukaan jalan, konstruksi jalan yang rusak serta geometrik jalan yang kurang sempurna. Faktor kendaraan yang tidak dikemudikan dengan baik atau tidak sesuai dengan standar keamanan juga menyumbang dalan peningkatan angka kecelakaan misalnya kelengkapan kendaraan yang kurang seperti kaca spion yang tidak terpasang, lampu sen tidak berfungsi, klakson mati, rem blong, lampu utama mati jika di malam hari. Pemakai jalan yang dapat mempengaruhi angka data korban kecelakaan dapat berasal dari pengemudi kendaraan maupun pejalan kaki yang melintas. Keadaan pengemudi sebagai faktor penyebab kecelakaan misalnya pengemudi lelah karena melakukan perjalanan jauh, pengemudi lengah atau tidak berkonsentrasi karena melamun atau mengobrol, pengemudi yang kurang terampil dalam menjalankan kendaraan, serta pengendara yang ugal-ugalan tidak memperhatikan keadaan sekitarnya dan pengaruh para pejalan kaki pedestrian yang menyebrang tidak pada tempatnya turut menjadi faktor penyebab kecelakaan. Ruas jalan yang rawan kecelakaan antara lain Jalan Sumpah Pemuda, Jalan A. Yani, Jalan Ir Sutami, Jalan Kol. Sutarto, Jalan Juanda dan Jalan Veteran. Jalan- jalan tersebut merupakan jalan lingkar luar kota dan biasanya karena kecepatan tinggi dan terjadi lalu lintas campuran serta hambatan samping yang mempengaruhinya. Jumlah kejadian kecelakaan di Kota Surakarta dari tahun ke tahun terus meningkat commit to user 51 namun untuk jumlah korban dan kerugian menurun selama kurun waktu tahun 2007- 2009 yang disajikan dalam Tabel 15. Tabel 15 Kejadian Laka Lantas di Kota Surakarta N o Tahun Jumlah Kejadian Korban Meninggal Dunia jiwa Luka Berat jiwa Luka Ringan jiwa Material rupiah 1 2007 636 57 28 837 360.390.000 2 2008 642 31 10 766 230.540.000 3 2009 660 13 3 727 203.350.000 Sumber : Satlantas Kota Surakarta Selain kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, permasalahan yang timbul dari transportasi perkotaan yang perlu dibenahi adalah upaya masyarakat yang sadar lingkungan dan keselamatan dalam berlalulintas masih sangat kurang. Fenomena kesemrawutan lalu lintas paling mudah terlihat yaitu pada saat jam sibuk antara jam 06.30-08.00, dimana waktu tersebut merupakan waktu aktifitas sekolah dan para pekerja. Pengamatan yang dilakukan di 19 titik pos-pos polisi lalu lintas di seluruh Kota Solo terlihat banyak pelanggaran yang dilakukan oleh anak sekolah, dengan tidak memakai helm terutama yang berboncengan geourban.wordpress.com. Pelanggaran terhadap peraturan yang sering dilakukan oleh masyarakat menjadi terlihat biasa. Seperti kaca spion yang tidak lengkap, kendaraan yang membawa barang melebihi muatan, melanggar kecepatan dan lain sebagainya. Transportasi Kota Surakarta di dalam pengaturan ketertiban di jalan saat ini dengan memberlakukan program safety riding dengan konsentrasi pada light on untuk sepada motor sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 dan penggunaan sabuk pengaman pada mobil. Adanya program tersebut diharapkan mampu memberikan kondisi tertib lalu lintas dengan menenkan angka jumlah pelanggaran. Berikut merupakan kondisi pelanggaran terhadap lalu lintas disajikan dalam Tabel 16. commit to user 52 Tabel 16 Jumlah Pelanggaran di Kota Surakarta No Tahun Jumlah Pelanggaran 1 2006 7.405 2 2007 20.351 3 2008 42.950 4 2009 41.440 Sumber : Satlantas Poltabes Surakarta Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun angka pelanggaran lalu lintas di Kota Surakarta mengalami perubahan. Peningkatan jumlah pelanggaran dari tahun 2006 hingga tahun 2008. Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2007 yang hampir 2 kali lipat yaitu dari 20.351 menjadi 42.950. Namun, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 41.440. selain kecelakaan, kemacetan dan pelangaran lalu lintas Kota Surakarta juga menghadapi berbagai masalah lalu lintas lain yang harus segera ditindaklanjuti. Dari Tabel 15 dan Tabel 16 dapat disimpulkan bahwa kejadian kecelakaan lalu lintas di Surakarta meningkat diakibatkan karena jumlah pelanggaran yang meningkat pula. Untuk itu perlu adanya penanganan dan perhatian khusus untuk menangani permasalahan lalu lintas sehingga dapat meminimalisir angka kecelakaan dan pelanggaran. Meskipun jumlah kejadian kecelakaan dan pelanggaran meningkat tiap tahunnya serta potensi kemacetan di beberapa titik dan sejumlah permasalahan lalu lintas lainnya, Kota Surakarta Mendapatkan Penghargaan Wahana Tata Nugraha sebanyak 4 kali dengan kategori kota besar dalam bidang transportasi. Penghargaan itu diberikan kepada kota yang mampu mewujudkan kawasan tertib lalu lintas. Hal itu menunjukkan bahwa pemerintah terus berupaya membenahi masalah transportasi yang terus berkembang.

6. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas