Lokasi Jalan Satu Arah di Kota Surakarta Perkembangan Ruas Jalan Satu Arah di Kota Surakarta Kondisi Geometrik Jalan Satu Arah

commit to user 35

1. Lokasi Jalan Satu Arah di Kota Surakarta

Lokasi jalan satu arah diklasifikasikan menurut kelas jalan berdasarkan fungsinya yaitu jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal. Jalan satu arah hanya diperbolehkan untuk arus lalu lintas satu arah saja, arah yang sebaliknya menggunakan jalan paralel didekatnya. Pencatatan ruas jalan dari pangkal dan ujung arah pergerakan kendaraan menggunakan GPS untuk menentukan koordinat lokasi kemudian diolah dan ditampilkan dalam peta.

2. Perkembangan Ruas Jalan Satu Arah di Kota Surakarta

Perkembangan jalan satu arah pada kelas jalan arteri, kolektor dan lokal disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis berdasarkan tabel dan data yang ada.

3. Kondisi Geometrik Jalan Satu Arah

Dalam penerapan jalan satu arah tiap satu kota dengan kota lain tidak sama melainkan kebijakan pemerintah dalam mengatur sistem transportasi dalam wilayahnya sendiri. Dalam penerapannya terdapat ketentuan yang dapat diterapkan secara ideal pada suatu wilayah. Adapun parameter yang dijadikan acuan dalam penentuan kondisi geometrik yang ideal untuk jalan satu arah antara lain : a Lebar jalur lalu-lintas tujuh meter, b Lebar bahu efektif paling sedikit 2 m pada setiap sisi, c Tidak ada median, d Hambatan samping rendah, e Ukuran kota 1,0 - 3,0 Juta dan f Tipe alinyemen datar. Pada kenyataannya, pada satu objek penelitian tidak semua kriteria atau parameter terpenuhi namun dikarenakan kebijakan pemerintah maka objek tersebut tetap diberlakukan jalan satu arah. Untuk itu penentuan klasifikasi kondisi geometrik dilakukan dengan scoring. Penentuan skor pada tiap parameter dilakukan dengan pertimbangan unsur atau variabel yang memiliki daya dukung yang tinggi terhadap objek penelitian memiliki nilai yang tinggi dan variabel yang memiliki unsur penghambat diberikan nilai yang rendah. commit to user 36 a. Penentuan skor lebar jalur lalu lintas Penentuan skor untuk lebar jalur lalu lintas dapat dihitung dan diklasifikasikan dengan cara menggunakan rumus I = RK, dimana I= Interval Kelas, R= Jumlah Skor tertinggi-skor terendah. K= jumlah kelas. Interval kelas yang diperoleh adalah I = 10-42 = 3. Penentuan jumlah kelas 2 karena pada acuan standar ketentuan minimal pada jalan satu arah untuk parameter lebar jalur lalu lintas adalah 7 m. b. Penentuan skor lebar bahu efektif Penentuan skor lebar bahu efektif menggunakan cara yang sama dengan penentuan skor lebar jalur lalu lintas dengan mnggunakan rumus I = RK, maka diperoleh I = 6-03 = 2 c. penentuan skor median ditentukan dengan ada atau tidaknya median pada jalur lalu lintas yang diteliti. d. Penentuan skor hambatan samping. Hambatan samping yang telah diklasifikasikan dalam lima kelas yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. jalan yang mmiliki hambatan samping yang sangat rendah diberikan nilai tinggi karena mendukung kelancaran arus lalu lintas sedangkan yang memiliki hambatan samping yang sangat tinggi diberi skor yang rendah diasumsikan menghambat kelancaran arus lalu lintas. e. Penentuan skor tipe alinyemen dilihat dari tipe alinyemen datar atau melengkung. commit to user 37 Tabel 7 Penentuan Skor Tiap Parameter Kondisi Geometrik Jalan Satu Arah Parameter Kondisi geometrik Skor Lebar jalur lalu lintas 4 m – 6 m 1 7 m – 10 m 2 Lebar bahu efektif 0 m – 2 m 1 3 m – 5 m 2 •P 3 Median Ada 1 Tidak ada 2 Hambatan samping Sangat tinggi 1 Tinggi 2 Sedang 3 Rendah 4 Sangat rendah 5 Tipe alinyemen Melengkung 1 datar 2 Sumber : modifikasi beberapa sumber dan disesuaikan dengan kondisi lapangan Analisis kondisi geometrik jalan satu arah yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian berdasarkan standar minimal ynag telah ditetapkan yang kemudian diterapkan dalam Kota Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pemberian harkat skor terhadap parameter yang berpengaruh. Untuk memperoleh skor total menggunakan formula berikut ini : Nilai total = nilai A + nilai B + … + nilai n Dari formula diatas diperoleh nilai total terbesar dan nilai total terkecil yang kemudian dimasukkan dalam kelas-kelas yang telah ditentukan. Klasifikasi kondisi geometrik dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelas yaitu kurang sesuai dan sesuai. Penentuan klasifikasi kelas kondisi geometrik dilakukan dengan menjumlah skor dari setiap faktor yang berpengaruh pada setiap jalan, dengan penentuan kelas interval sebagai berikut : Rumus I = ௔ି௕ ௡ Hadi, 1980: 12 commit to user 38 Keterangan : I = Interval kelas ܽ = nilai skor tertinggi ܾ = nilai skor terendah ݊ ൌ jumlah kelas Setelah diketahui kelas kondisi geometrik kemudian penyajiannya dapat dilihat dalam bentuk peta kelas kondisi geometrik jalan satu arah. I = ௡௜௟௔௜ ௧௘௥௧௜௡௚ ௚ ௜ି௡௜௟௔௜ ௧௘௥௘௡ௗ ௔௛ ௝ ௨ ௠௟௔ ௛ ௞ ௘௟௔௦ = ଵସିହ ଶ = ଽ ଶ = 4,5 dibulatkan menjadi 5 Dari perhitungan diatas dapat diperoleh hasil seperti yang tersaji dalam Tabel 8. Tabel 8. Klasifikasi Kondisi Geometrik Jalan Satu Arah Skor Klasifikasi 5 – 9 Kurang sesuai 10 – 14 sesuai

G. Prosedur Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian