commit to user
28 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1 a lokasi rawan
kecelakaan berada pada jalan rawan kecelakaan yang merupakan jalan arteri, kolektor-1, dan kolektor-2 dengan akses langsung serta kondisi geometrik sedang. b
lokasi rawan kecelakaan dengan frenkuensi kejadian tinggi berada pada Jalan Ahmad Yani, Jalan Adi Sucipto, Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Ir.Sutami. 2 Penyebab
kecelakaan di Kota Surakarta secara dominan adalah faktor manusia.
C. Kerangka Pemikiran
Jalan merupakan bagian terpenting dalam pembentukan dan pengembangan sebuah kota. Jalan merupakan penghubung antar ruang yang menimbulkan interaksi
sehingga dapat menciptakan suasana yang terintegritas. Dalam pengembangan suatu perkotaan harus ditunjang dengan sarana dan
prasarana transportasi yang baik untuk mendukung kegiatan kehidupan yang ada di lingkup wilayah perkotaan itu maupun antar wilayah lain yang saling terhubung.
Seperti dalan wilayah Eks Karisidenan Surakarta yaitu Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen dan Klaten yang memiliki tingkat
keterkaitan yang sangat tinggi dalam berbagai hal termasuk jaringan transportasi itu sendiri.
Surakarta yang merupakan kota wisata dan juga sebagai kota transit memiliki tingkat mobilitas yang tinggi. Selain itu, pola jaringan jalan di pusat Kota
Surakarta berbentuk grid. Jalan yang berbentuk grid tersebut sulit untuk dibuat lebar lagi. Untuk menyiasati permasalahan lalu lintas yang ada pemerintah memberikan
kebijakan dalam manajemen dan rekayasa lalu lintas berupa teknik penerapan jalan satu arah yang ada di pusat kota sebagai salah satu bentuk perencanaan lalu lintas
kota. Kebijakan penerapan jalan satu arah di Kota Surakarta umumnya merupakan jalan satu arah sementara yang hanya berlaku pada jam-jam tertentu. Umumnya
berkisar antara pukul 06.00 hingga 22.00 atau pada jam sibuk.
commit to user
29 Kebijakan penerapan jalan satu arah yang berada di pusat kota
dimungkinkan karena adanya pemusatan kegiatan perekonomian dan pusat kegiatan manusia seperti adanya pusat pertokoan, pasar, perkantoran, sekolah, rumah sakit dan
fasilitas umum lainnya. Seperti di Jalan Bridjen Slamet Riyadi awal simpul simpang empat Gendengan hingga gladag. Jalan Dr. Radjiman awal simpul simpang tiga Pasar
Klewer hingga Bundaran Baron. Jalan Ronggowarsito awal simpul dari simpang empat Bank Indonesia hingga ujung Jalan Wora Wari.
Dari waktu ke waktu peningkatan pengguna jalan yang terlihat semakin terlihat membawa dampak terhadap perubahan jaringan jalan yang ada di Kota
Surakarta. Pada ruas-ruas jalan tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik permasalahan lalu lintas yang identik dengan kemacetan diterapkan jalan satu arah
sebagai salah satu alternatif dalam penyelesaian masalah lalu lintas. Perkembangan jalan satu arah di Kota Surakarta yang terjadi pada kurun waktu 10 tahun terjadi di
beberapa ruas jalan di pusat kota, seperti pengalihan arus kendaraan dua arah menjadi satu arah pada tahun 2007 di Jalan Hasanudin dan Jalan Mayor Sunaryo pada tahun
2009. Penerapan jalan satu arah tidak secara acak atau sembarangan dipilih dan
diterapkan pada suatu ruas jalan. Untuk diberlakukannya jalan satu arah memiliki beberapa syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan standar minimal
Manual Kajian Jalan Indonesia MKJI dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Kondisi geometrik yang dinyataka ideal untuk jalan satu arah antara lain :
lebar jalur lalu lintas tujuh meter, lebar bahu efektif paling sedikit 2 m pada setiap sisi, tidak ada median, hambatan samping rendah, ukuran kota 1,0 - 3,0 Juta, dan tipe
alinyemen datar. Untuk itu perlu diadakan pengamatan dan penelitian tentang lokasi jalan satu
arah, perkembangan jalan satu arah dan kondisi geometrik satu arah di Kota Surakarta. Untuk lebih jelas maka dapat digambarkan kerangka pemikiran dari
penelitian penerapan jalan satu arah One way street di kota Surakarta dengan diagram di bawah ini :
commit to user
30
Tahun 2010 Lokasi One way street
Perubahan lokasi one way street Manajemen rekayasa lalu lintas
Kesesuaian Kondisi geometrik
Gambar 6 Kerangka Pemikiran Tahun 2009
Tahun 2003
Sesuai Kurang Sesuai
commit to user
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Surakarta dengan pertimbangan bahwa jaringan jalan di pusat kota Surakarta memiliki pola grid dan jalur jalur jalan utama
menerapkan jalan satu arah pada kelas jalan arteri, kolektor dan lokal di Kota Surakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan dengan menempuh tahapan-tahapan mulai dari pra penelitian persiapan dan penyusunan proposal sampai dengan tahap pelaporan.
penelitian di mulai dari Bulan April 2010 – Desember 2010. Tabel 5 Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
April 10
Mei 10
Juni 10
Juli 10
Agsts 10
Sept 10
Okto 10
Nov 10
Des 10
1 Penyusunan Proposal
Penelitian 2 Penyusunan
Instrumen Penelitian 3 Pengumpulan
Data 4 Analisis
Data 5 Penulisan Laporan
Penelitian
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Untuk mengkaji permasalahan penelitian diperlukan suatu pendekatan melalui pemilihan strategi penelitian yang tepat. Strategi penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif spasial. Penelitian deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan
31