22 Sumber : Unit Perlindungan Perempuan Dan Anak PPA POLRES Klaten April 2009
Menurut data-data kejahatan seksual dengan korban anak-anak yang ditangani di POLRES Klaten antara tahun 2008-2009, korban kebanyakan adalah
perempuan yang berusia antara umur 14 -22 tahun. Modus operandinya beraneka ragam, ada yang membawa lari korban tanpa persetujuan orang tuanya kemudian
disetubuhi, dengan sengaja membujukmerayu anak untuk kemudian disetubuhi, memaksa anak untuk disetubuhi, melakukan kekerasan seksual dalam lingkup rumah
tangga dan dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan perbuatan cabul terhadap anak.
Ketidakberdayaan remaja perempuan menghadapi pelecehan seksual lebih nampak jelas dalam tindakan yang dilakukan setelah mengalami sendiri pelecehan
tersebut. Sebagian besar menempuh cara berdiam diri atau sekedar menceritakan curhat pada temannya. Sikap yang pasif ini bukan tanpa pertimbangan, tetapi telah
terbangun dalam pola pikirannya bahwa melaporkan pada pihak yang berkompenten hanyalah membawa kasus ini menjadi besar dan berkepanjangan dan berarti akan
muncul pelecehan-pelecehan baru selama proses itu berlangsung. Umumnya juga kasus pelecehan jarang sampai pada tingkat pengadilan.
Berangkat dari pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai permasalahan sosial tersebut diatas yakni mengenai: Pemaknaan
Remaja Perempuan Tentang Tindakan Pelecehan Seksual di Kabupaten Klaten.
B. PERUMUSAN MASALAH
Proses penulisan akan lebih terarah dengan perumusan masalah yang tepat, sehingga dapat menghindarkan dari pengumpulan data yang tidak diperlukan.
Perumusan masalah digunakan sebagai acuan dasar sekaligus penegasan batasan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti sehingga memudahkan penulis dalam
pengumpulan, pengklasifikasian, penyusunan dan analisis data. Dengan begitu, diharapkan penelitian ini sesuai dengan maksud dan tujuan penulisan yang diawal dan
memberikan hasil yang tepat dan benar.
2 KDRT
12 4
3 Pelecehan seksualcabul
19 9
4 Bawa lari korban
5 5
No PROSES HUKUM
1 Pemberkasan P21
31 6
2 Penyelidikan dan penyidikan
43 31
23 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah-masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Pemaknaan Remaja Perempuan Mengenai Tindakan Pelecehan Seksual Di Kabupaten Klaten”?
C. TUJUAN PENELITIAN
Pada umumnya setiap kegiatan yang dilakukan selalu didasarkan pada seperangkat tujuan yang ingin dicapai. Demikian pula dengan penelitian ini juga
mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Peneliti ingin memperoleh gambaran yang lebih jelas dan lengkap tentang
pemaknaan remaja perempuan tentang pelecehan seksual. 2. Peneliti ingin memperoleh gambaran yang lebih jelas dan lengkap tentang bentuk
dan pola pelecehan seksual yang dialami remaja perempuan. 3. Peneliti ingin memperoleh gambaran yang lebih jelas dan lengkap tentang
tindakan-tindakan yang dilakukan apabila mengalami pelecehan seksual. 4. Peneliti ingin memperoleh gambaran yang lebih jelas dan lengkap tentang faktor-
faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual pada remaja perempuan. 5. Peneliti ingin memperoleh gambaran yang lebih jelas dan lengkap tentang
dampak tindakan pelecehan seksual terhadap remaja perempuan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Didalam penelitian tentunya sangat diharapkan adanya manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dalam penelitian tersebut. Adapun manfaat yang dapat
diharapkan dari adanya penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah referensi tentang pemaknaan, bentuk, faktor-faktor, penyebab
tindakan yang dilakukan apabila mengalami pelecehan seksual dan dampak tindakan pelecehan seksual terhadap remaja perempuan.
2. Remaja perempuan dapat menyikapi keadaan yang benar-benar terjadi. Termasuk mengenai lingkungan pergaulan remaja dengan segala permasalahan baik dari sisi
positif maupun negatif.
24 3. Hasil akhir penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran bagi
pihak yang terkait terutama penegak hukum dalam usaha memahami seluk-beluk korban pelecehan seksual agar dalam perkara pelecehan lebih manusiawi
menangani korban dan lebih tegas dalam menindak pelaku. 4. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai titik tolak bagi penelitian sejenis yang lebih
mendalam.
E. TINJAUAN PUSTAKA