DEFINISI KONSEPTUAL STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF MENGENAI PEMAKNAAN REMAJA PEREMPUAN TENTANG TINDAKAN PELECEHAN SEKSUAL DI KABUPATEN KLATEN
37 p ro se s p e rke m b a ng a n ya ng se rb a sulit d a n m a sa -m a sa
m e m b ing ung ka n d irinya , re m a ja m e m b utuhka n p e ng e rtia n d a n b a ntua n d a ri o ra ng ya ng d ic inta i d a n d e ka t d e ng a nnya
te ruta m a o ra ng tua a ta u ke lua rg a nya .
c . Pe ng e rtia n Pe re m pua n
Perempuan merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji baik eksistensinya, karakteristiknya, maupun problematikanya yang selalu timbul
seiring dengan laju perkembangan masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka mendefinisikan perempuan adalah “
orangmanusia yang mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui”. Sedangkan menurut Hartini Retnaningsih perempuan
adalah “ makhluk istimewa yang memilki kemampuan untuk menstruasi, melahirkan dan menyusui Susiana, 2000:143.
Dari kedua pendapat mengenai definisi perempuan di atas merupakan kodrat perempuan dari Sang Pencipta bukan buatan budaya
manusia sehingga kodrat itu yang membedakan antar laki-laki dan perempuan. Menurut Siti Sundari kodrat perempuan adalah “menstruasi, hamil,
melahirkan, menyusui yang merupakan ciptaan Tuhan yang tidak dapat diubah. Sedangkan keadaan manusia yang bukan ciptaan Tuhan dapat diubah
atau diperbaiki apabila cenderung menimbulkan ketidakadilan” Santosa, dkk:2000:32.
Bahkan, pendapat Darban dengan mengutip data sejarah yang lebih kuno, mengatakan bahwa “perempuan dalam budaya Jawa tidak lebih hanya
memiliki kedudukan dan peranan sebagai pemuas nafsu seksual dan reproduksi Muthali’in, 2001:47.
Dari kenyataan bahwa perempuan memiliki perbedaan secara kodrati yang membedakan dengan laki-laki karena itu telah melahirkan pandangan
yang menganggap kodrat perempuan sebagai penentu nasib perempuan. Kaum perempuan pada umumnya dibebani dengan pekerjaan domestik sedangkan
pekerjaan publik dikerjakan oleh kaum laki-laki. Dengan pandangan yang dikonstruksikan secara sosial itu melahirkan ketidakadilan gender yang pada
kenyataannya bentuk dari ketidakadilan gender merugikan kaum perempuan.