dengan temperatur rendah kurang begitu populer, sedangkan proses wet rendering dengan mempergunakan temperatur yang tinggi disertai tekanan uap air,
dipergunakan untuk menghasilkan minyak atau lemak dalam jumlah yang besar. Peralatan yang digunakan adalah autoclave atau digester. Air dan bahan yang
akan diekstraksi dimasukkan kedalam digester dengan tekanan uap air sebesar 40 sampai 60 pound selama 4-6 jam.
2.5.3. Rendering tanpa penambahan air Dry rendering
Dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan dilengkapi
dengan steam jacket serta alat pengaduk agitator. Bahan yang diperkirakan mengandung lemak atau minyak dimasukkan kedalm ketel tanpa penambahan air.
Bahan tadi dipanaskan sambil diaduk. Pemanasan dilakukan pada suhu 220
℉ sampai 230℉ 105℃ − 110℃. Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkan
dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.
2.5.4. Pengepressan mekanis Mechanical expression
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasaldari biji – bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi 30 - 70. Pada pengepressan mekanis ini dperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau
lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan.
Universitas Sumatera Utara
Dua cara yang umum dalam pengepresan mekanis yaitu pengepresan hidraulik hidraulic pressing dan pengepresan berulir expeller pressing.
2.5.5. Pengepresan hidraulik Hydraulic pressing
Pada cara Hydraulic Pressing, bahan di press dengan tekanan sekitar 2000 poundsinch
2
140,6 kgcm= 136 atm. Banyaknya minyak atau lemak yang dapat dieekstraksi tergantung dari lamanya pengepressan, tekanan yang dipergunakan,
serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi sekitar 4 sampai 6 persen, tergantung dari lamanya
bungkil ditekan dibawah tekanan hidraulik. Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pemisahan minyak dengan cara
pengepresan mekanis dapat dilihat pada gambar.
Gambar 2.4. Skema Cara Memperoleh Minyak Dengan Pengepressan
Bahan yang mengandung minyak
Perajangan Penggilingan
Pemasakan pemanasan
Pengepresan Minyak kasar
Ampasbungkil
Universitas Sumatera Utara
2.5.6. Pengepresan berulir Expeller Pressing
Cara expeller pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada
temperatur 240 ℉ 115,5℃dengan tekanan sekitar 15-20 toninch
2
. Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 persen. Sedangkan
bungkil yang dihasilkan masih mengandung minyak sekitar 4-5 persen.
2.5.7. Extraksi dengan pelarut Solvent Extraction
Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dangan kadar minyak
yang rendah atau sekitar 1 persen atau lebih rendah, dan mutu minyak kasar yang dihasilkan cenderung menyerupai hasil dengan cara Expeller pressing. Karena
sebagian fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi engan pelarut menguap adalah
petroleum eter, gasoline karbon disulfida, karbon tetraklorida, benzene dan n- heksan. Perlu diperhatikan bahwa jumlah pelarut menguap atau hilang tidak boleh
lebih dari 5 persen. Bila lebih, seluruh sistem solvent extraction perlu diteliti lagi Ketaren, 1986.
2.6. Analisa kadar lemak dengan metode ekstraksi sokletasi