Uji Keseragaman Data Pengukuran Waktu

3. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetil-detilnya tapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya. 4. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut. 5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak, tes pula keseragaman data yang diperoleh. 6. Tetapkan rating factor operator. Rating factor ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performansi operator. 7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performansi kerja yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal. 8. Tetapkan waktu longgar allowance time guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan yang bersifat personal, kelelahan, dan keterlambatan material. 9. Tetapkan waktu kerja baku standard time yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar.

3.3.2. Uji Keseragaman Data

12 12 Iftikar Z. Sutalaksana, dkk, Teknik Perancangan Sistem Kerja Bandung: ITB, 2005, h. 131- 135. Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh menyebar seragam atau tidak. Selama melakukan pengukuran, operator mungkin mendapatkan data yang tidak seragam. Untuk itu digunakan alat yang dapat mendeteksinya yaitu peta kendali. Data dikatakan seragam jika berada Universitas Sumatera Utara dalam batas kontrol dan data dikatakan tidak seragam jika berada diluar batas kontrol. Berikut langkah-langkah untuk pengujian keseragaman data: a. Hitung rata-rata dari seluruh data pengamatan dengan: Dimana: = harga rata-rata dari seluruh pengamatan k = banyaknya data pengamatan b. Hitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan: Dimana: = harga standar deviasi dari seluruh data pengamatan N = jumlah pengamatan yang dilakukan xi = waktu penyelesaian yang teramati c. Tentukan batas kontrol atas dan bawah BKA dan BKB dengan: BKA = + Z α2 σ x BKB = Z α2 σ x Dimana: Universitas Sumatera Utara Z α2 = Titik Z yang diperoleh dengan mencari nilai area kurva sebesar α2 pada tabel distribusi normal Batas-batas kontrol ini merupakan batas kontrol apakah grup seragam atau tidak. 3.3.3. Uji Kecukupan Data 13 Uji kecukupan data berguna untuk memastikan bahwa jumlah sampel yang telah dikumpulkan telah cukup mewakili populasi, sehingga dapat digunakan bagi pengolahan data selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan rumus: 2 Dimana: t = waktu pengamatan setiapelemen kerja untuk tiap siklus yang diukur k = angka deviasi standar yang besarnya tergantung pada tingkat keyakinan confidence level yang diambil, dimana: - 90 confidence level : k = 1,65 - 95 confidence level : k = 2,00 - 99 confidence level : k = 3,00 s = derajat ketelitian dari data t yang dikehendaki, yang menunjukkan maksimum penyimpangan yang bisa diterima dari nilai t yang sebenarnya n = jumlah siklus pengamatanpengukuran awal yang telah dilakukan untuk elemen kegiatan tertentu yang dipilih 13 Sritomo Wignjosoebroto, Pengantar Teknik dan Manajemen Industri Surabaya: Guna Widya, 2003, h. 134-135. Universitas Sumatera Utara N’ = jumlah siklus pengamatanpengukuran yang seharusnya dilaksanakan agar dapat diperoleh presentase kesalahan error minimum dalam mengestimasi t Jumlah pengukuran waktu dikatakan cukup apabila jumlah pengukuran minimum dibutuhkan secara teoritis lebih kecil atau sama dengan jumlah pengukuran pendahuluan yang sudah dilakukan N ‟ n. Jika jumlah pengukuran masih belum mencukupi maka harus dilakukan pengukuran lagi sampai jumlah pengukuran tersebut cukup.

3.3.4. Rating Factor and Allowance