= 10,43 2.
Persentase deviasi Mei 2016-Juni 2016
Deviasi jumlah permintaan dengan jumlah produk menggunakan perencaaan produksi saat ini adalah 10,43 sedangkan dengan menggunakan
fuzzy goal programming adalah 0,47 . Hal ini menunjukkan bahwa meskipun perencanaan produksi dengan fuzzy goal programming tidak memberikan jumlah
produk yang tepat dengan jumlah permintaan namun memberikan persentase deviasi penyimpangan yang lebih kecil daripada perencanaan produksi saat ini.
Dengan menggunakan metode fuzzy goal programming juga didapatkan optimasi sebesar 9,96.
6.2. Analisis Penggunaan Jam Kerja
Penggunaan jam kerja aktual produk DS 108 HN periode Mei 2016 adalah Jam Kerja
= 7,43 x 990 = 7355,7 menit
Penggunaan jam kerja aktual produk DS 121 HN periode Mei 2016 adalah Jam Kerja
= 7,50 x 1.104 =8.280
Universitas Sumatera Utara
Rekapitulasi penggunaan jam kerja untuk keseluruhan periode ditunjukkan pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4 menunjukkan bahwa pemakain jam kerja aktual belum melewati batas ketersediaan jam kerja maksimum namum terdapat pemborosan pemakaian
jam kerja sebanyak 5791,57 menit atau sebanyak 96,53 jam. Sedangkan dengan perencanaan produksi menggunakan fuzzy goal
programming untuk produk DS 108 HN pada periode Mei 2016 adalah Jam Kerja
= 7,43 x 908 = 6746,44 menit
Penggunaan jam kerja produk DS 121 HN dengan perencanaan produksi fuzzy goal programming periode Mei 2016 adalah
Jam Kerja = 7,50 x1270
= 9.525menit Rekapitulasi penggunaan jam kerja untuk keseluruhan periode ditunjukkan
pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5. Penggunaan Jam Kerja dengan FGP
Periode Jam Kerja
Tersedia Maksimum
Waktu Terpakai Aktual Menit
Waktu Terpakai Sesuai Jlh
Permintaan DS 108
HN DS 121
HN DS 108
HN DS 121
HN DS 108
HN DS 121
HN
Mei-16 12420
24840 6746,44
9525 6590,41 8925,0
Jun-16 13500
27000 9770,45 16807,5 9309,79
17497,5
Jumlah 42849,4
42322,7
Sumber:Pengolahan Data
Tabel 6.5. menunjukkan bahwa penggunaan total jam kerja yang terpakai belum melewati ketersediaan jam kerja tersedia maksimum perusahaan, namun
Universitas Sumatera Utara
terdapat pemborosan pemakaian jam kerja sebanyak 526,69 menit atau 8,78 jam. Pemakaian jam kerja dengan metode fuzzy goal programming lebih sedikit
dibandingkan dengan perencanaan produksi saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode fuzzy goal programming jika dilihat dari penggunaan jam
kerja lebih optimal dibandingkan dengan perencanaan produksi saat ini.
6.3. Analisis Pencapaian Keuntungan
Berdasarkan jumlah permintaan aktual pada periode Mei 2016, maka keuntungan yang diperoleh perusahaan adalah
Tabel 6.6. Rekapitulasi Pencapaian Keuntungan
Periode Keuntungan Jika
Permintaan Terpenuhi Keuntungan Aktual Rp
Keuntungan dengan FGP Rp
DS 108 HN DS 121 HN
DS 108 HN DS 121 HN
DS 108 HN DS 121 HN
Mei-16 29.835.000
45.375.000 29.835.000
43.010.000 29.295.000
45.375.000 Jun-16
34.398.000 66.357.500
34.398.000 66.357.500
34.398.000 63.827.500
Total 64.233.000
111.732.500 64.233.000
109.367.500 63.693.000
109.202.500 175.965.500
173.600.500 172.895.500
Sumber: Pengolahan Data
Tabel 6.6 menunjukkan bahwa pada periode Mei 2016 perusahaan kehilangan pendapatan sebanyak Rp. 2.365.000 karena permintaan produk tipe
DS 121 HN tidak terpenuhi sebanyak 86 unit. Sedangkan dengan menggunakan metode fuzzy goal programming mampu memenuhi permintaan tersebut sehingga
perusahaan tidak kehilangan pendapatan. Sementara pada periode Juni 2016 metode fuzzy goal programming tidak mampu memenuhi permintaan sebanyak 92
unit untuk produk DS 121 HN sehingga perusahaan akan kehilangan pendapatan sebesar Rp.2.530.000. Akan tetapi tujuan perusahaan untuk memperoleh
Universitas Sumatera Utara
pendapatan minimal sebesar Rp 70.000.000,- dengan menggunakan fuzzy goal
programming telah tercapai.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN