B. Penelitian Relevan
Penelitian mengenai prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin sebelumnya telah dilakukan oleh Vindi, dkk, tahun 2002, dengan melakukan polling terhadap
siswa-siswi SLTP, SMU Negeri, serta swasta di Malang menunjukkan 79,8 dari 119 responden siswa wanita lebih tekun dalam belajar dan berkonsentrasi,
kebanyakan siswi lebih mengerem waktu bermainnya karena obsesinya mendapatkan prestasi yang membanggakan orang tuanya. Hampir setiap lomba mata pelajaran,
baik matematika, bahasa Inggris , maupun fisika, pemenangnya kebanyakan wanita. Sedangkan siswa pria mudah tergoda dengan kegiatan lain selain belajar, kurang
tekun dalam belajar belajar, sulit konsentarasi maupun bertanggung jawab. Bahkan mereka tidak bisa membagi waktu antar bermain game, menonton televisi, dan
belajar Hasibuan, 2003 Penelitian mengenai prestasi belajar ditinjau dari urutan kelahiran
sebelumnya juga telah dilakukan. Selama berpuluh-puluh tahun, para ahli tidak sependapat
mengenai bagaimana
urutan kelahiran
berpengaruh terhadap
intelektualitas dan pencapaian prestasi anak. Namun, belum lama ini sebuah tim peneliti asal Norwegia menemukan bahwa anak pertama sulung memiliki IQ lebih
tinggi daripada adik-adiknya. Adanya hubungan ini ditemukan setelah para peneliti mengkaji data dari 250 ribu tentara Norwegia. Laporan tersebut dimuat dalam Jurnal
Science. Mereka yang mendukung teori ini mengatakan, anak-anak tertua biasanya mendapatkan perhatian serius dari orang tua mereka sejak dini. Yang lainnya
berpendapat bahwa perbedaan disebabkan ketika janin berkembang didalam perut ibunya, dengan kehamilan berikutnya, sang ibu akan menghasilkan antibodi yang bisa
merusak otak bayi. Abi, 2007 Hal ini didukung oleh penelitian psikolog beraliran neofreudian, Alfred Adler bahwa anak sulung kerap terbenani dengan harapan orang
tua. Si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi orang tua. Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak pertama
sehingga anak pertama biasanya memiliki keinginan berprestasi tinggi. Anak pertama cenderung di beri tanggung jawab, belajar mandiri, dan terikat pada aturan-aturan
C. Kerangka Berpikir