ANALISIS PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKPER PGRI DI KOTA KEDIRI TAHUN 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Urutan Kelahiran)

(1)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama : Medical Education

Oleh

SITI AIZAH NIM . S5409070115

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2008


(2)

ii Disusun oleh :

SITI AIZAH NIM . S54

09070115

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Pada Tanggal : ...

Pembimbing I:

Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA, Ph.D NIP: 130 344 454

Pembimbing II:

dr. Putu Suriyasa, MS., PKK., SpOK NIP: 140 120 857

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr.dr. Didik Gunawan Tamtomo, MM, MKes, PAK NIP. 130 543 994


(3)

iii Disusun oleh :

SITI AIZAH NIM . S5409070115

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji:

Jabatan Nama Tanda

Tangan

Tanggal Ketua : Prof. Dr.dr. Didik G. Tamtomo, MM.,

Mkes., PAK

NIP. 130 543 994 ... ... Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.

NIP. 131 918 507 ... ... Anggota :

Penguji

1. Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA., Ph.D

NIP. 130 344 454

2. dr. Putu Suriyasa, MS., PKK.,

SpOK

NIP. 140 120 857

... ... ... ... Mengetahui : Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. dr.Didik G.Tamtomo, MM., Mkes.,PAK

NIP.130 543 994 ... ...

Direktur Program Pascasarjana

Prof. Drs.Suranto, M.Sc.,Ph.D


(4)

iv

NIM : S540907115

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul ”Analisis Prestasi Belajar Mahasiswa AKPER PGRI di Kota Kediri Tahun 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Urutan kelahiran)” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Kediri, Januari 2009 Yang membuat pernyataan,


(5)

v

bersahabatlah dengan ilmu, dan bertemanlah dengan pengetahuan.

Dengan ilmu akan membuat hati menjadi lapang, meluaskan cara pandang, membukakan cakrawala sehingga jiwa dapat keluar dari berbagai keresahan, kegundahan, dan kesedihan.

Jika tali telah menegang kencang, maka itu tandanya akan putus. Jika malam telah sangat pekat, maka kegelapan itu akan segera pergi. Jika sebuah masalah sudah sangat menghimpit, maka itu tandanya akan segera muncul jalan keluar. Dan sesungguhnya satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.

Jika tidak ada orang yang iri kepada kita, maka tidak ada kebaikan dalam diri kita. Jika kita tidak memiliki sahabat, maka tidak ada akhlak dalam diri kita.


(6)

vi

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menyusus tesis dengan judul ”Analisis Prestasi Belajar Mahasiswa AKPER PGRI di Kota Kediri Tahun 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Urutan Kelahiran)”. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Kesehatan pada Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan tesis ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. dr., H. Much. Syamsul Hadi, dr., Sp.Kj. (K). Selaku Rektor Universitas Sebelas Maret surakarta.

2. Prof. Drs., Suranto, MSc., Ph.D. selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr., dr., Didik Gunawan Tamtomo, MM., M.Kes., PAK selaku Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA., Ph.D., selaku pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan tesis ini.

5. dr. Putu Suriyasa, MS., PKK., SpOK, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan tesis ini.


(7)

vii

7. Kedua orang tua, mbah putri, dan keluarga besar yang tak henti-hentinya memberikan dukungan moril maupun spiritual.

8. Seluruh staf dan karyawan AKPER PGRI Kediri yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian tesis ini.

9. Teman seperjuangan mahasiswa Pasca Sarjana Program Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan dari Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh. Amin. Tak lupa saran untuk kesempurnaan tesis ini sangat penulis harapkan. Terima Kasih.


(8)

viii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

INTISARI... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6


(9)

ix

2. Jenis Kelamin ... 18

3. Urutan Kelahiran ... 20

B. Penelitian relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 25

D. Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Waktu ... 31

B. Metode Penelitian ... 31

C. Tehnik Pengambilan Sampel ... 33

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 34

E. Tehnik Analisa Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil pengujian Validitas dan Reabilitas Instumen Penelitian... 44

B. Deskripsi Karakteristik Umum dan Khusus Responden ... 46

C.Uji Asumsi Regresi Linier Ganda ... 49


(10)

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Implikasi ... 69

C. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN


(11)

xi

Tabel 2.2 Perbedaan dan persamaan antara perempuan dan laki-laki ...18

Tabel 4.1 Hasil tes validitas dan reabilitas kuesioner data pendukung jenis kelamin ... 45

Tabel 4.2 Hasil tes validitas dan reabilitas kuesioner data pendukung urutan kelahiran ... 46

Tabel 4.3 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur... 47

Tabel 4.4 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan asal daerah ... 47

Tabel 4.5 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin... 47

Tabel 4.6 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan urutan kelahiran... 48

Tabel 4.7 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan prestasi belajar... 48

Tabel 4.8 Hasil asumsi regresi linier ganda : uji asumsi eksistensi... 49

Tabel 4.9 Hasil asumsi regresi linier ganda : uji asumsi independensi... 49

Tabel 4.10 Hasil asumsi regresi linier ganda : uji asumsi linieritas ...50

Tabel 4.11 Hasil asumsi regresi linier ganda : diagnostik multicollinierity... 53

Tabel 4.12 Hasil tabulasi silang jenis kelamin dengan prestasi belajar ...54

Tabel 4.13 Hasil tabulasi silang urutan kelahiran dengan prestasi belajar...55

Tabel 4.14 Hasil uji regresi linier ganda ...56


(12)

xii

Gambar 3.1 Desain penelitian ...32

Gambar 4.1.Hasil uji asumsi homoscedascity ...51

Gambar 4.2 Hasil uji asumsi normalitas (histogram) ...52


(13)

xiii

Lampiran 2 Form persetujuan menjadi responden...76

Lampiran 3 Inform concent...77

Lampiran 4 Kisi-kisi instrumen...78

Lampiran 5 Lembar Kuesioner ...79

Lampiran 6 Lembar wawancara ...80

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen...84

Lampiran 8 Tabulasi Data ...85

Lampiran 9 Hasil uji validitas dan reabilitas data pendukung jenis kelamin ...88

Lampiran 10 Hasil uji validitas dan reabilitas data pendukung urutan kelahiran..91

Lampiran 11 Hasil uji bivariat : chisquare…... 94

Lampiran 12 Hasil uji bivariat : spearman correalation... 95

Lampiran 13 Uji Regresi linier ganda ... 96

Lampiran 14 Uji Regresi linier ... ...102

Lampiran 15 Uji chisquare data pendukung ...107

Lampiran 16 Uji Spearman Correlation data pendukung ……...112

Lampiran 17 Permohonan Ijin Penelitian……….117


(14)

xiv

Kediri Tahun 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Urutan kelahiran). Tesis Program Magister Kedokteran Minat Utama Pendidikan Profesi kesehatan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2008.

Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa termasuk di dalamnya adalah faktor individual. Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu faktor individual yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan seseorang dalam mempelajari suatu hal. Disisi lain, ada kemungkinan adanya hubungan urutan kelahiran dengan prestasi belajar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran.

Desain dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan ”Cross Sectional”. Sampel dalam penelitian ini ádalah semua mahasiswa AKPER PGRI Kediri sejumlah 103 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Stratified Random Sampling yang ditetapkan secara proporsional. Variabel dependen yang diteliti prestasi belajar. Variabel independen ádalah jenis kelamin dan urutan kelahiran. Data dianalisis dengan Regresi Linier Ganda.

Dari hasil uji statistik didapatkan nilai R square sebesar 0,170, pada variabel jenis kelamin didapatkan p value = 0,000 sedangkan pada variabel urutan kelahiran (u1) didapatkan pvalue = 0,212. Koefisien regresi ditunjukkan dalam bentuk persamaan regresi linier ganda = 2.096 - 0.347 Jk - 0.119 U1 – 0.192 U2

Penelitian ini menyimpulkan bahwa jenis kelamin mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar sedangkan pada urutan kelahiran tidak terdapat hubungan. Disarankan agar mendapatkan hasil yang objektif dan menyeluruh hendaknya mengadakan penelitian yang lebih cermat terhadap faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.


(15)

xv

Master Program of Medicine with Major Study of Education of Health Profesión, University of Sebelas Maret. Surakarta, 2008.

The main problem in this research is that there are some factors witch influence the students learning achievement including the individual factors. The sex difference is one of the individual factors that highly influence one’s success in the studying things. On the other hand, there is possibility that order correlates with the learning achievement. The purpose of this research is analysis of learning achievement for student PGRI Nursing academic Kediri (in order to gender and birth order0.

The design of the research is correlation with cross-sectional approach. The simple of this research is all students from AKPER PGRI Kediri of which number are 103 students. The sampling technique used in this research is stratified random sampling which is established proportionally. The dependent variable being studied is leaning achievement whereas the independent variable is the gender and birth order. The data are analyzed by using double linier regresión.

Based on the result of the statistical test, it is found that the value of square R is 0,170, while in the variable of gender, it is found that the value of p is 0,000 whereas in the variable of birth order (U1), it is found that the value of is 0,212. The regresión coefficient is shown in the form of double linier regresión equation = 2.096 – 0.347 Jk – 0.119 U1 – 0.192U2.

This research concluded that gender significantly correlates with learning achievement while birth order does not. It is suggested that in order to get objective and comprehensive result, we have to carry out a more accúrate research especially on other factors which can influence the learning achievement.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap mahasiswa yang normal ingin agar studinya di Perguruan Tinggi (PT) berjalan lancar, selesai pada waktunya, dan lulus dengan prestasi akademis tinggi. Tetapi keinginan itu tidak selalu terpenuhi. Dalam kenyataannya, tidak sedikit mahasiswa yang studinya tersendat-sendat, selesai melebihi waktu yang diperlukan oleh rata-rata mahasiswa lain, dan lulus hanya dengan predikat : ”akhirnya terpaksa (di) lulus (kan)”. Bahkan tak sedikit pula yang gagal, drop-out, di tengah jalan, atau menghabiskan seluruh masa studi tanpa mencapai tanda lulus atau gelar apapun yang seharusnya dicapai, alias gagal total dalam studi. (Hardjana, Agus M, 1997 : 5)

Keberhasilan dan kegagalan studi di PT, Akademi, Politehnik, Sekolah Tinggi, Institut, Universitas, dipengaruhi oleh banyak faktor : kesehatan fisik, kemampuan studi, ketepatan pemilihan PT, pengetahuan tuntutan akademis, administratif finansial, tata tertib dan kemampuan untuk memenuhinya, motivasi studi, kecakapan belajar dari mengikuti kuliah dan kegiatan, menyiapkan dan menempuh ujian semester, hubungan dengan rekan-rekan mahasiswa dan faktor X yang khas bagi tiap-tiap mahasiswa. (Hardjana, Agus M, 1997 : 5)

Karakteristik mahasiswa yang sukses di Perguruan Tinggi tidak selalu sama. Tahun 1980-an antara yang sukses dan yang tidak sukses berbeda dalam : motivasi


(17)

belajar, kematangan, metode belajar dan gaya kognitif, aspek kepribadian, penggunaan waktu, dan aspek psikologis lainnya.(Singgih Salim, Evita E. dan Sukadji, Soetarlinah, 2006 : 14)

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah faktor fisiologis, psikologis, kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal adalah faktor sosial, budaya, lingkungan fisik dan lingkungan spiritual atau keamanan. (Ahmadi dan Supriyono, 1991 : 130-131)

Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu : faktor stimuli belajar, faktor metode belajar dan faktor individual. Kecuali faktor stimuli dan metode belajar, faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun faktor-faktor individual menyangkut hal-hal berikut : kematangan, usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi. (Ahmadi dan Supriyono, 1991. p. 131-139)

Hingga pada saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang adanya perbedaan skill, sikap-sikap, minat, temperamen, bakat dan pola-pola tingkah laku sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin. Ada bukti bahwa perbedaan tingkah


(18)

laku antara laki-laki dan perempuan merupakan hasil dari perbedaan tradisi kehidupan, dan bukan semata-mata karena perbedaan jenis kelamin. Seandainya variabel tradisi sosial diabaikan, orang dapat mengatakan, bahwa laki-laki lebih cakap daripada wanita. (Ahmadi dan Supriyono, 1991: 137)

Hasil kajian Mayling Oey-Gardiner menunjukkan bahwa terdapat konsistensi yang lebih tinggi antara umur dan tingkat pendidikan bagi wanita dibanding dengan laki-laki. Yang secara implisit dapat diartikan bahwa wanita lebih berhasil di sekolah daripada laki-laki (Agung Th. dan Harsiwi M, 2004)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vindi, dkk (2002) menunjukkan bahwa siswa pria kurang tekun dalam belajar, sulit berkonsentrasi maupun bertanggung jawab. Sedangkan kebanyakan siswi lebih bisa mengerem waktu bermainnya karena obsesinya mendapatkan prestasi yang membanggakan orang tuanya. (Hasibuan, 2003)

Dalam pengkajian awal dilakukan pendataan tentang prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri. Dalam lima tahun ini, peringkat pertama sampai ketiga selalu diraih oleh mahasiswi. Demikian sebaliknya, peringkat terakhir selalu diduduki oleh mahasiswa. Menurut Informasi yang diperoleh dari pembantu direktur bidang akademik banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut di atas. Pada semester awal sudah terlihat gejala mahasiswa dengan prestasi belajar yang jelek seperti ketidakdisiplinan dalam mengikuti kuliah maupun penyelesaian tugas. Sedangkan mahasiswi dengan prestasi baik terlihat rajin dan aktif dalam kegiatan


(19)

akademis maupun non akademis dan sebelumnya memiliki prestasi yang baik saat di sekolah dasar maupun sekolah menengah.

Motivasi belajar yang tinggi juga terlihat pada mahasiswi, terutama karena dorongan orang tua. Kerap terbebani dengan harapan ataupun keinginan orang tua, beberapa mahasiswa berkompetisi untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi orang tua. Beberapa mahasiswi yang meraih peringkat 1-3 merupakan anak pertama.

Pengaruh urutan kelahiran telah dilaporkan oleh Laosa dan Sigel (1982). Dari hasil diketahui makin menurun urutan kelahiran maka prestasi belajar makin rendah. Umumnya prestasi belajar anak sulung lebih baik daripada prestasi belajar anak kedua, anak kedua prestasi belajar lebih baik dari anak ketiga dan seterusnya. (Senior, 2005)

Salah satu psikolog beraliran neofreudian, Alfred Adler, melakukan penelitian dan mendalilkan pengaruh urutan anak terhadap kepribadiannya. Ia mengamati, anak-anak sesuai urutan kelahirannya dalam keluarga memegang posisi kekuasaan yang berbeda. Urutan anak dalam keluarga sangat kompleks, faktor seperti usia orang tua, urutan anak, jenis kelamin, agama dan keyakinan, budaya serta variabel penting lainnya juga berperan dalam membuat tahapan atau sesuatu yang dipelajari anak. Menurut Adler, Anak sulung biasanya seorang high achiever (memiliki keinginan berprestasi tinggi).(Senior, 2005)


(20)

Terlepas dari urutan kelahiran, Dra Rose Mini AP Mpsi (yang biasa dipanggil Mbak Romi oleh kolega dan mahasiswanya), psikolog dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa seharusnya jauh sebelum seseorang dinyatakan berprestasi, harus dicari tahu lebih spesifik soal bentuk prestasinya tersebut. Misalnya , paling sederhana, apakah prestasi yang bersifat akademis atau non-akademis. Sayangnya, sekarang ini terasa masih sulit mengukur prestasi akademis pelajar Indonesia. Bisa jadi karena kompleksnya metode atau sistem pendidikan sekarang ini. Artinya, dalam nilai rapor, misalnya penilaian itu sendiri sudah digabung dengan jumlah absen, keaktifan di kelas belum lagi sikap yang sifatya normatif. Menurutnya, prestasi sebenarnya ditentukan oleh banyak hal. Kita bisa melihatnya dari dua faktor : nature atau nurture. Faktor nature lebih ke soal genetis, IQ, bakat dan minat, kepribadian dan ketekunan. Sedangkan nurture lebih ke faktor lingkungan, bagaimana lingkungan (seperti pola asuh dan pengaruh orang-orang sekitar) memberikan stimulasi (dorongan dan rangsangan) terhadap seseorang sehingga dia bisa berprestasi. (Hasibuan, 2003)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran.


(21)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri?

2. Apakah ada pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri?

3. Apakah ada pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mempelajari prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri ditinjau dari jenis kelamin dan prestasi belajar.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri.

b. Menganalisis pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri.

c. Menganalisis pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri.


(22)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik

Diharapkan dapat mendukung temuan penelitian sebelumnya tentang prestasi belajar mahasiswa ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran mahasiswa. 2. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat memberikan informasi pada keluarga maupun masyarakat bahwa kesuksesan belajar mahasiswa salah satunya dapat dipengaruhi oleh faktor individual yaitu jenis kelamin dan urutan kelahiran, dan hal ini dapat dimulai dari rumah yaitu bagaimana orang tua membiasakan anak sejak kecil baik sulung, tengah, bungsu, anak laki-laki atau perempuan tentang cara/perilaku belajar sehingga dapat mendukung hasil belajar.


(23)

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar

a. Definisi

Winkel (1987) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian yang dilakukan untuk menentukan seberapa jauh proses belajar dan hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang sudah ditetapkan, baik menurut aspek isi maupun aspek perilaku. (Mukodim, Ritandiyono dan Sita, 2004)

Loekmono (1988) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan perwujudan atau aktualisasi dari kemampuan dan usaha belajar siswa dalam waktu tertentu. Nana Sudjana (1992) memberikan pengertian prestasi belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, guru dapat menyatakan kedudukannya dalam kelas, apakah termasuk siswa yang pandai, sedang, atau kurang. Biasanya prestasi belajar dinyatakan dengan angka,


(24)

huruf atau kalimat dan dicapai pada periode – periode tertentu. (Mukodim, Ritandiyono dan Sita, 2004)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang menggambarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran atau perilaku yang relatif menetap sebagai akibat adanya proses belajar yang dialami siswa dalam jangka waktu tertentu. (Mukodim, Ritandiyono dan Sita, 2004)

b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu mahasiswa dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Yang tergolong faktor internal adalah :

1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas :


(25)

a) Faktor intelektif yang meliputi :

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 3) Faktor kematangan fisik maupun psikis

Yang tergolong faktor eksternal, ialah : 1) Faktor sosial yang terdiri atas :

a) Lingkungan keluarga b) Lingkungan sekolah c) Lingkungan masyarakat d) Lingkungan kelompok

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :

1) Faktor-faktor stimuli belajar 2) Faktor-faktor metode belajar


(26)

3) Faktor-faktor individual

Berikut ini diuraikan secara garis besar mengenai faktor-faktor individual : 1) Kematangan

Kematangan dicapai oleh individu dari proses pertumbuhan fisiologisnya. Kematangan terjadi akibat adanya perubahan-perubahan kuantitatif dan dalam struktur jasmani dibarengi dengan perubahan-perubahan kualitatif terhadap struktur tersebut. Kematangan memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi fisiologis termasuk sistem syarat dan fungsi otak menjadi berkembang. Dengan berkembangnya fungsi-fungsi syaraf, fungsi otak dan sistem syaraf, hal ini akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang. Kapasitas mental seseorang mempunyai hal belajar seseorang itu.

2) Faktor Usia Kronologis

Pertambahan dalam hal usia selalu dibarengi dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua usia individu, semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya. Anak yang lebih tua adalah lebih kuat, lebih sabar, lebih sanggup melaksanakan tugas-tugas yang lebih berat, lebih mampu mengarahkan energi dan perhatiannya dalam waktu yang lebih lama, lebih memiliki koordinasi lebih muda. Usia kronologis merupakan faktor penentu daripada tingkat kemampuan belajar individu.


(27)

3) Faktor Perbedaan Jenis Kelamin

Hingga pada saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang adanya perbedaan skill, sikap-sikap, minat, temperamen, bakat dan pola-pola tingkah laku sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin. Ada bukti bahwa perbedaan tingkah laku antara laki-laki dan wanita merupakan hasil daripada perbedaan tradisi kehidupan, dan bukan semata-mata karena perbedaan jenis kelamin. Seandainya variabel tradisi sosial diabaikan, orang dapat mengatakan, bahwa laki-laki lebih cakap daripada wanita. Fakta menunjukkan, bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam hal intelegensi.

Barangkali yang dapat membedakan antara pria dan wanita adalah dalam hal peranan dan perhatiannya terhadap sesuatu pekerjaan, dan inipun merupakan akibat dari pengaruh kultural.

4) Pengalaman Sebelumnya

Lingkungan mempengaruhi perkembangan individu. Lingkungan banyak memberikan pengalaman kepada individu. Pengalaman yang diperoleh oleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya. Hal ini terbukti, bahwa anak-anak yang berasal dari kelas-kelas sosial menengah dan tinggi mempunyai keuntungan dalam belajar di sekolah sebagai hasil dari pengalaman sebelumnya.


(28)

5) Kapasitas Mental

Dalam tahap perkembangan tertentu, individu mempunyai kapasitas-kapasitas mental yang berkembang akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisiologis pada sistem syaraf dan jaringan otak. Kapasitas-kapasitas seseorang dapat diukur dengan tes intelegensi dan tes-tes bakat. Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari serta mengembangkan berbagai ketrampilan/kecakapan. Akibat daripada hereditas dan lingkungan, berkembanglah kapasitas mental individu yang berupa intelegensi. Karena latar belakang hereditas dan lingkungan masing-masing individu berbeda, maka intelegensi masing-msing individupun bervariasi. Intelegensi seseorang ikut menentukan prestasi belajar seseorang itu.

6) Kondisi Kesehatan Jasmani

Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat. Orang yang badannya sakit akibat penyakit-penyakit kelelahan tidak akan dapat belajar dengan efektif. Cacat-cacat fisik juga mengganggu hal belajar.

7) Kondisi Kesehatan Rohani

Gangguan serta cacat-cacat mental pada seseorang sangat mengganggu hal belajar orang yang bersangkutan. Bagaimana orang dapat belajar dengan baik apabila ia sakit ingatan, sedikit frustasi, atau putus asa.


(29)

8) Motivasi

Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu.

c. Jenis Penilaian

1) Penilaian Formatif

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.dengan denikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar-mengajar.

2) Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester dan akhir tahun.Tujuannnya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi pada produk, bukan pada proses.

3) Penilaian diagnostik

Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta factor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengjaran remedial,


(30)

menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soal tentunya disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.

4) Penilaian Selektif

Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.

5) Penilaian Penempatan

Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui ketrampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa .

(Sudjana, 2006) d. Penilaian Hasil Belajar

1) Cara Penilaian

Penilaian diberikan terhadap penguasaan materi oleh mahasiswa, baik yang bersifat kognitif, psikomotorik maupun afektif. Bentuk tes untuk penilaian berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Cara penilaian adalah menggunakan sistem penilaian standar mutlak atau Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu penilaian yang diacukan kepada tujuan instruksional yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dengan demikian derajat keberhasilan peserta


(31)

didik dibandingkan dengan tujuan yang seharusnya dicapai, bukan dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Sistem ini mengacu kepada konsep belajar tuntas.

2) Nilai

a) Nilai absolut

Nilai absolut adalah nilai murni (nilai mutlak) yang dikelompokkan dalam bentuk angka pecahan dengan rentang skor antara 0 – 100. Nilai ini berasal dari dosen pengajar mata kuliah tunggal atau dari penilaian beberapa dosen pengajar kelompok team teaching, dari nilai kuis, penugasan, UTS, laporan hasil praktikum/kerja lapangan, ujian praktikum/praktik, dan UAS.

b) Nilai angka mutu

Nilai angka mutu adalah nilai yang bersal dari nilai absolut yang dikelompokkan dalam bentuk angka desimal yang menunjukkan nilai mutu 0,00 – 4,00.

c) Lambang atau huruf mutu

Lambang atau huruf mutu adalah nilai yang berasal dari nilai mutu yang dikelompokkan dalam bentuk huruf A, B, C, D dan E.

2. 1 Tabel Konversi Nilai

No Nilai Absolut Angka mutu Huruf mutu

1 86-100

83-85 79-82

4,00 3,75-3,99 3,51-3,74


(32)

2 75-78 71-74 68-70 3,25-3,50 3,00-3,24 2,76-2,99 B (baik) 3 64-67 60-63 56-59 2,50-2,75 2,25-2,49 2,00-2,24 C (cukup) 4 52-55 48-51 44-47 41-43 1,75-1,99 1,50-1,74 1,25-1,49 1,00-1,24 D (kurang) 5 31-40 21-30 11-20 1-10 0,75-0,99 0,50-0,74 0,25-0,49 0,00-0,24 E (buruk)

(Pusdiknakes, Depkes RI, 2000) 3) Nilai Akhir

Nilai akhir suatu mata kuliah diberikan kepada mahasiswa dalam bentuk, huruf mutu dan angka mutu, dengan peringkat seperti pada tabel konversi di atas.

4) Indeks Prestasi Mahasiswa a) Indeks Prestasi (IP)

Indeks Prestasi adalah angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa dalam satu semester dan dihitung setiap akhir semester.

b) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Indeks prestasi kumulatif merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai semester akhir yang ditempuh, dan


(33)

dihitung diakhir setiap semester. Predikat prestasi belajar berdasarkan IPK meliputi :

(1) > 3, 50 = Dengan pujian (2) 2, 76 – 3,50 = Sangat memuaskan (3) 2,00 – 2,75 = Memuaskan

(Pusdiknakes, Depkes RI, 2000)

2. Jenis Kelamin a. Definisi

Kelamin adalah sifat jasmani atau rohani yang dapat membedakan dua makhluk sebagai laki-laki atau perempuan. (Tim Prema Pena, - : 350)

Jenis Kelamin adalah label jender baik pada pria atau wanita. (Potter, 2006: 524)

Seks/kodrat adalah jenis kelamin yang terdiri dari perempuan dan laki-laki yang telah ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu tidak dapat ditukar atau diubah. Ketentuan ini berlaku sejak dahulu kala, sekarang dan untuk selamanya. (Prihantini, 2007)

b. Perbedaan dan persamaan antara perempuan dan laki-laki

Tabel 2.2 Perbedaan dan persamaan antara perempuan dan laki-laki Kemampuan

- Intelegensi umum - Kemampuan verbal

- Tidak ada perbedaan

- Wanita lebih tinggi setelah usia sepuluh-sebelas tahun


(34)

- Kemampuan kuantitatif - Kreativitas

- Kognisi

- Kemampuan visual-ruang - Kemampuan fisik

- Pria lebih tinggi yang dimulai pada tahap remaja

- Wanita lebih tinggi pada tes kreatifitas verbal, lebih tidak ada perbedaan

- Tidak ada perbedaan

- Pria lebih tinggi yang dimulai pada tahap remaja

- Pria lebih berotot dan rawan terhadap penyakit

Karakteristik Kepribadian - Sosiabilitas dan cinta

- Empati - Emosionalitas - Ketergantungan

- Asuhan

- Agresivitas

- Tidak ada perbedaan. Pada usia tertentu, pria berkumpul main dalam kelompok besar, beberapa bukti menyatakan pria muda lebih mudah jatuh cinta, namun sukar untuk membebaskan diri dari kemelut cinta

- Bukti-bukti bertentangan

- Pernyataan diri bertentangan dengan pengamatan

- Hasil tidak konsisten, ketergantungan mungkin bukan satu konsep yang sama

- Bukti yang menggambarkan reaksi pria terhadap anak sedikit, isu tentang perilaku maternal vs paternal masih terbuka, tidak ada perbedaan dalam memperhatikan orang lain

- Pria sudah lebih agresif sejak usia persekolahan


(35)

3. Urutan Kelahiran a. Definisi

Urutan adalah giliran, nomor urut, antrean, deretan, susunan. (Tim Prima Pena, - : 667). Kelahiran adalah perihal lahir, bersalin, beranak. (Tim Prima Pena, - : 401). Urutan kelahiran adalah nomor urut lahir anak.

b. Ciri anak berdasarkan urutan kelahiran

Menurut Roslina Verauli, Mpsi., karakteristik anak bisa dilihat berdasarkan urutan kelahiran seperti yang disebutkan bapak psikologi individual, Alfred Adler.

1) Sulung

a) Kerap terbebani dengan harapan atau keinginan orang tua. Anak pertama sangat penting bagi ego orang tua. Itu sebabnya, si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi orang tua.

b) Cenderung tertekan.

c) Senang menjadi pusat perhatian. Perkembangan kepribadiannya lebih optimal saat ia memperoleh perhatian.

d) Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak pertama.

e) Anak pertama biasanya seorang high achiever (memiliki keinginan berprestasi tinggi). Saat adik lahir, ia mempunyai tempat kehormatan


(36)

bagi adik. Meski begitu, saat pusat perhatiannya terganggu oleh adik, ia bisa iri dan tidak aman.

f) Cenderung diberi tanggung jawab dan mandiri melalui kegiatan sehari-hari.

g) Dapat diandalkan.

h) Cenderung terikat pada aturan-aturan. i) Dominan, konservatif, dan otoriter. j) Mempunyai pemikiran yang tajam. k) Lebih sensitif.

l) Banyak anak pertama yang mendapat posisi puncak seperti direktur atau CEO. Tak sedikit anak pertama yang merasa menderita karena tidak sukses.

2) Anak kedua atau tengah

a) Cenderung lebih mandiri sehingga dapat membentuk karakternya sendiri. Misalnya, sang ibu menggendong adik dan bapak memegang kakak, ia tidak tahu harus bergantung pada siapa. Akhirnya ia menjadi anak yang lebih mandiri.

b) Karena terabaikan, anak kedua atau tengah cenderung mempunyai motivasi tinggi, bisa dalam hal prestasi maupun sosialisasi.

c) Cenderung lebih bebas dari harapan orang tua dan independen. d) Pandai melihat situasi.


(37)

e) Aturan yang diterapkan lebih longgar. Anak kedua umumnya diperbolehkan melakukan hal-hal tertentu dengan sedikit batasan. f) Berjiwa petualang. Suka berteman dan hidup berkelompok. g) Bebas mengekspresikan kepribadiannya yang unik.

h) Cenderung lebih ekspresif. Berambisi untuk melampaui kakaknya, terlebih bila jarak usiannya berdekatan.

i) Walau cenderung suka melawan, anak kedua biasanya lebih mudah berdaptasi.

j) Tidak rapi.

k) Memiliki bakat seni.

l) Cenderung sangat membutuhkan kasih sayang. m) Kerap kesulitan menggambarkan kepribadiannya.

n) Cenderung merasa tidak disayang orang tua dan merasa tidak bisa lebih baik daripada kakaknya.

3) Bungsu

a) Tergolong anak yang sulit karena mempunyai kakak yang dijadikan model.

b) Kerap mreasa inferior (rendah diri), tidak sehebat kakak-kakaknya. c) Dalam pengasuhan kerap dibantu orang sekitar, sehingga tidak terlalu


(38)

d) Cenderung dimanjakan dan kasih sayang banyak tercurah padanya. Lebih merasa aman.

e) Cenderung tidak dewasa dan kurang bertanggung jawab. f) Biasanya paham bahwa mereka termasuk spesial.

g) Dianggap sebagai”anak kecil” terus menerus. h) Aturan yang diberlakukan padanya lebih longgar. i) Hanya diberi sedikit tanggung jawab dalam keluarga.

j) Umumnya tidak diberi banyak tugas, dan tak perlu mengasuh adik. k) Sedikitnya pengalaman dalam belajar bertanggungjawab membuat si

bungsu menghindari tanggung jawab dan komitmen, terutama bila orang tua senang memperlakukannya sebagai ”bayi”.

l) Lebih spontan dan mempunyai jiwa yang lebih bebas.

m) Banyak komedian dan pembawa acara merupakan anak tengah atau anak bungsu karena bebas mengembangkan kepribadian mereka yang unik.


(39)

B. Penelitian Relevan

Penelitian mengenai prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin sebelumnya telah dilakukan oleh Vindi, dkk, (tahun 2002), dengan melakukan polling terhadap siswa-siswi SLTP, SMU Negeri, serta swasta di Malang menunjukkan 79,8 % dari 119 responden (siswa) wanita lebih tekun dalam belajar dan berkonsentrasi, kebanyakan siswi lebih mengerem waktu bermainnya karena obsesinya mendapatkan prestasi yang membanggakan orang tuanya. Hampir setiap lomba mata pelajaran, baik matematika, bahasa Inggris , maupun fisika, pemenangnya kebanyakan wanita. Sedangkan siswa pria mudah tergoda dengan kegiatan lain selain belajar, kurang tekun dalam belajar belajar, sulit konsentarasi maupun bertanggung jawab. Bahkan mereka tidak bisa membagi waktu antar bermain game, menonton televisi, dan belajar (Hasibuan, 2003)

Penelitian mengenai prestasi belajar ditinjau dari urutan kelahiran sebelumnya juga telah dilakukan. Selama berpuluh-puluh tahun, para ahli tidak sependapat mengenai bagaimana urutan kelahiran berpengaruh terhadap intelektualitas dan pencapaian prestasi anak. Namun, belum lama ini sebuah tim peneliti asal Norwegia menemukan bahwa anak pertama (sulung) memiliki IQ lebih tinggi daripada adik-adiknya. Adanya hubungan ini ditemukan setelah para peneliti mengkaji data dari 250 ribu tentara Norwegia. Laporan tersebut dimuat dalam Jurnal Science. Mereka yang mendukung teori ini mengatakan, anak-anak tertua biasanya mendapatkan perhatian serius dari orang tua mereka sejak dini. Yang lainnya


(40)

berpendapat bahwa perbedaan disebabkan ketika janin berkembang didalam perut ibunya, dengan kehamilan berikutnya, sang ibu akan menghasilkan antibodi yang bisa merusak otak bayi. (Abi, 2007) Hal ini didukung oleh penelitian psikolog beraliran neofreudian, Alfred Adler bahwa anak sulung kerap terbenani dengan harapan orang tua. Si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi orang tua. Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak pertama sehingga anak pertama biasanya memiliki keinginan berprestasi tinggi. Anak pertama cenderung di beri tanggung jawab, belajar mandiri, dan terikat pada aturan-aturan

C. Kerangka Berpikir

Akademi Keperawatan sebagai salah satu lembaga pendidikan keperawatan di lingkungan Departemen Kesehatan memiliki peran strategis dalam mengantarkan peserta didik Akademi Keperawatan menjadi perawat profesional pemula melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar peserta didik yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP) akan menggambarkan kemampuan profesional mereka dimasa mendatang sebagai perawat.

Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa termasuk di dalamnya adalah faktor individual. Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu faktor individual yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan seseorang dalam mempelajari suatu hal meskipun belum ada fakta yang menunjukkan bahwa laki-laki lebih cakap daripada


(41)

perempuan dalam hal intelegensi. Disisi lain, ada kemungkinan hubungan prestasi belajar seseorang dengan urutan kelahiran di dalam sebuah keluarga.

Hal nyata yang terjadi di AKPER PGRI kediri adalah bervariasinya prestasi belajar mahasiswa dari rentang minimal sampai maksimal. Dalam lima tahun ini, peringkat pertama sampai ketiga selalu diraih oleh mahasiswi. Demikian sebaliknya, peringkat terakhir selalu diduduki oleh mahasiswa. Beberapa mahasiswi yang meraih peringkat 1-3 merupakan anak pertama.

Dugaan sementara dari peneliti adalah :

1. Terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar

Sampai saat ini belum ada satupun penelitian yang sangat kuat menunjukkan apakah pria atau wanita yang lebih tinggi prestasi belajarnya meskipun secara intelegensi tidak ada perbedaan diantara keduanya. Secara impilisit dapat dipastikan bahwa wanita lebih tinggi prestasi belajarnya dari pada pria. Hal ini dikarenakan sejak kecil wanita memang lebih suka belajar sehingga wanita selalu mendapat nilai lebih baik. Situasi dan kondisi memungkinkan wanita lebih tekun dan banyak membaca buku, memiliki semangat berkompetisi, memiliki perasaan malu bila gagal, lebih dapat berkonsentrasi, mampu merencanakan belajar dengan baik dan memiliki kebiasaan belajar secara rutin. Sedangkan laki-laki lebih malas, lebih banyak mempunyai persoalan hiperaktif yang mengakibatkan kemunduran konsentrasi di kelas. Hal ini juga didukung oleh penelitian prestasi belajar siswa SLTP dan SMU di malang bahwa siswa pria mudah tergoda dengan kegiatan lain


(42)

selain belajar. Siswa pria kurang tekun dalam belajar belajar, sulit konsentarasi maupun bertanggung jawab. Bahkan mereka tidak bisa membagi waktu antar bermain game, menonton televisi, dan belajar.

2. Terdapat pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar

Meskipun diyakini bahwa semua orang diciptakan sama, tapi yang pasti ada perbedaan kesuksesan antara satu orang dengan orang lain. Prestasi belajar anak sulung lebih tinggi dari pada anak dibawahnya, oleh karena biasanya anak sulung diarahkan untuk mencapai pendidikan yang baik, pekerjaan yang bergengsi, pendapatan yang baik, dan jaringan yang luas. Sejak kecil, anak sulung lebih diperhatikan, cenderung ditekan untuk memenuhi harapan orang tua, belajar untuk bertanggung jawab dan mandiri sehingga dapat diandalkan, dan lebih disiplin terhadap aturan-aturan yang ada. Sebaliknya, anak tengah dari keluarga besar cenderung kurang diperhatikan. Dengan kata lain, posisi anak di dalam keluarga berdampak terhadap perilaku dan cara belajar yang akhirnya menentukan prestasi belajar. Hal ini didukung oleh penelitian psikolog beraliran neofreudian, Alfred Adler bahwa anak sulung kerap terbenani dengan harapan orang tua. Si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi orang tua. Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak pertama sehingga anak pertama biasanya memiliki keinginan berprestasi tinggi. Anak pertama cenderung di beri tanggung jawab, belajar mandiri, dan terikat pada aturan-aturan.


(43)

3. Terdapat pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar. Sampai saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang hubungan prestasi belajar dengan jenis kelamin maupun urutan kelahiran. Berdasar pada fakta-fakta yang ada bahwa perempuan lebih tekun dan anak sulung lebih bertanggung jawab memberikan suatu kesimpulan bahwa perempuan lebih dapat berprestasi secara akademik, dan semakin tinggi kedudukan anak diantara saudara kandung maka prestasi belajar juga semakin baik. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang melekat pada anak sebagai individu termasuk didalamnya sifat-sifat maupun karakter kepribadian.

Dengan demikian dapat ditentukan variabel dalam penelitian ini adalah jenis kelamin (X1), urutan kelahiran (X2) dan prestasi belajar mahasiswa (Y).


(44)

Gambar 2.1. Kerangka berpikir prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran.

Prestasi Belajar Ketekunan

Semangat Berkompetisi Perasaan malu

Konsentrasi Rutinitas Belajar

Tuntutan Orang Tua Tanggung Jawab

Kemandirian Perhatian Orang Tua

Kedisiplinan Faktor Individual


(45)

D. HIPOTESIS

1. Terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri.

2. Terdapat pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri.

3. Terdapat pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri.


(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Akademi Keperawatan PGRI Kediri. 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober sampai Nopember 2008. (Jadwal terlampir)

B. Metode Penelitian

Desain dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian korelasional

dengan pendekatan ”Cross Sectional”. Penelitian ini mencoba menggali data mengenai jenis kelamin dan urutan kelahiran dengan prestasi belajar yang dilakukan pada saat yang sama, selanjutnya di identifikasi apakah variabel yang satu berpengaruh dengan yang lain, kemudian menguji kedua variabel tersebut.


(47)

Desain penelitian disajikan sebagai berikut:

Stratifikasi

Randomisasi

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Pengukuran Variabel :

Prestasi Belajar, Jenis Kelamin dan Urutan Kelahiran

Analisis Data : Regresi Linier Ganda

Interpretasi Kesimpulan Populasi :

Semua mahasiswa AKPER PGRI Kediri

Tingkat I Tingkat II Tingkat III


(48)

C. Tehnik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi terbagi dua yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target pada penelitian ini ádalah semua mahasiswa AKPER PGRI Kediri sejumlah 140 orang yang terdiri dari tingkat 1 sejumlah 49 orang, tingkat II sejumlah 47 orang dan tingkat III sejumlah 44 orang . Populasi terjangkaunya pada penelitian ini ádalah sebagian mahasiswa AKPER PGRI Kediri.

2. Sampling

Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah Stratified Random Sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yang berdasarkan strata atau kedudukan subjek yang ditetapkan secara proporsional.

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakter tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan tabel Krejcie dengan tingkat kesalahan 5 % yaitu apabila jumlah populasi 140, maka besar sampel ádalah 103.( Sugiyono, 2006:22) Kemudian jumlah sampel yang telah ditetapkan dilakukan penghitungan untuk menetapkan jumlah subyek tiap stratum agar proporsional. Adapun penghitungannya sebagai berikut:


(49)

Tingkat I : 49 x 103 = 36 orang 140

Tingkat II : 47 x 103 = 35 orang 140

Tingkat III : 44 x 103 = 32 orang 140

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Dependen

Variabel dependent adalah variabel yang tergantung atau dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent pada penelitian ini adalah “Prestasi Belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri”.

Prestasi Belajar (Y)

a. Definisi Konsep : Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang menggambarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran atau perilaku yang relatif menetap sebagai akibat adanya proses belajar yang dialami siswa dalam jangka waktu tertentu. (Mukodim, Ritandiyono dan Sita, 2004)


(50)

b.Definisi Operasional : Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang dapat diobservasi langsung pada dokumen nilai berupa kartu hasil studi. c. Indikator : Penilaian hasil belajar (IPK).

d. Skala : Interval

e.Instrumen : Instrumen penilaian menggunakan observasi dokumen berupa kartu hasil studi (KHS) dengan skor prestasi belajar berdasarkan IPK meliputi :

(1) < 2,00 = kurang memuaskan (2) 2,00 – 2,75 = memuaskan

(3) 2, 76 – 3,50 = sangat memuaskan (4) >3,50 = dengan pujian 2. Variabel Penelitian Independen

Variabel independent adalah faktor yang mempengaruhi variabel lain yang terdapat dalam penelitian. Variabel independent dalam penelitian ini adalah “Jenis kelamin dan urutan kelahiran mahasiswa AKPER PGRI Kediri”.

a. Jenis Kelamin (X1)

1). Definisi Konsep : Jenis kelamin adalah label jender baik pada pria atau wanita. (Potter, 2006: 998).


(51)

2). Definisi Operasional : Jenis kelamin adalah label jender dari tiap-tiap mahasiswa berdasarkan penampilan fisik. 3). Indikator : Jenis kelamin berdasarkan alat kelamin. 4) Skala : Nominal

5). Instrumen : Menggunakan angket dan wawancara, dimana mahasiswa tidak hanya menjawab pertanyaan tentang jenis kelamin, namun perlu juga digali informasi yang mendukung mengapa jenis kelamin berpengaruh terhadap prestasi belajar seperti ketekunan, semangat berkompetisi, perasaan malu, konsentrasi , dan rutinitas belajar.

a) skor jenis kelamin pada angket : 0 = Perempuan

1 = Laki-laki

b) skor data pendukung jenis kelamin : 1) Selalu = 4

2) Sering = 3 2) Kadang-kadang = 2 3) Tidak pernah = 1


(52)

Urutan Kelahiran (X2)

1). Definisi Konsep : Urutan kelahiran adalah nomor urut lahir anak

2). Definisi Operasional : Urutan kelahiran adalah urutan kelahiran mahasiswa pada saudara kandung

3). Indikator : Urutan kelahiran sesuai kedudukan anak dengan saudara kandung meliputi : anak sulung, tengah atau bungsu

4) Skala : Ordinal

5). Instrumen : Menggunakan angket dan wawancara yang berisi pertanyaan tentang urutan anak dalam keluarga dan menggali informasi tentang hal-hal yang mendukung prestasi belajar terkait dengan urutan kelahiran anak seperti; tuntutan orang tua, tanggung jawab, kemandirian, perhatian orang tua dan kedisiplinan.

a) Skor urutan kelahiran pada angket : 1 = Sulung

2 = Tengah 3 = Bungsu


(53)

1) Selalu = 1 2) Sering = 2 3) Kadang-kadang = 3 4) Tidak pernah = 4

E. Teknik Analisa Data 1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dokumen, angket dan wawancara.

a) Observasi dokumen, dilakukan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar mahasiswa dalam bentuk IPK pada kartu hasil belajar mahasiswa (KHS). Data tersebut dapat diperoleh di bagian administasi akademik AKPER PGRI Kediri.

b) Angket, berupa pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban terbuka tentang jenis kelamin dan urutan kelahiran yang diisi langsung oleh responden. Peneliti melakukan teknik penyampaian kuesioner kepada responden dan mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden.

c) Wawancara, berupa pertanyaan-pertanyaan tentang faktor pendukung jenis kelamin dan urutan kelahiran sehingga mempengaruhi prestasi belajar. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan mendalam mengenai penjelasan yang terkait dengan jawaban yang diberikan.


(54)

Semua data yang diperoleh melalui observasi dokumen, angket maupun wawancara dikumpulkan dan diperiksa.

2.Instrumen Penelitian

Untuk melakukan pengumpulan data ini peneliti menggunakan observasi dokumen nilai, angket dan wawancara terstruktur. Observasi dilakukan secara cermat untuk mendefinisikan apa yang diobservasi melalui suatu perencanaan yang matang. Fakta yang ada pada subjek disusun sesuai pengelompokannya, dicatat dan diberikan kode terhadap hal-hal yang sudah ditetapkan. Wawancara terstruktur meliputi strategi yang memungkinkan adanya suatu kontrol dari pembicaraan dengan isi yang diinginkan peneliti. Daftar pertanyaan sudah disusun sebelum interview dan dinyatakan secara urut. Jika responden tidak jelas, peneliti boleh mengulang pertanyaan yang sama. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia pakai (Nursalam, 2003 : 111- 113).

3. Analisa Data

Analisis data meliputi analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Analisis inferensial (uji signifikansi) disesuaikan dengan rancangan penelitian. Dari uji statistik akan diperoleh 2 kemungkinan hasil uji, yaitu : signifikan atau tidak signifikan pada


(55)

taraf signifikansi tertentu. Misal 1 % (0,01) ; 5 % (0,05). (Nursalam, 2003 : 124-125)

Berdasarkan tujuan penelitian, analisa data diarahkan untuk menentukan bentuk ada/tidaknya pengaruh antara jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar. Untuk keperluan ini uji bivariat dan multivariat. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Untuk melakukan analisis pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar digunakan “uji chisquare”.

b. Untuk melakukan analisis pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar digunakan “uji spearman correlation”.

c. Untuk melakukan analisis pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar digunakan “uji regresi linier ganda”.

Interpretasi hasil analisis data merupakan bagian yang penting dalam pengolahan data. Sebelum menarik suatu kesimpulan, hasil analisis yang masih faktual terlebih dahulu harus diinterpretasikan dan diberi makna oleh peneliti. Hasil analisis biasanya dibandingkan dengan hipotesis penelitian dengan pengujian hipotesis menggunakan pendekatan uji signifikan dengan dengan tingkat kemaknaan p=0,05, kekuatan hubungan antar variabel diukur dengan koeffisien regresi dengan CI 95 %. Bentuk persamaan regresi ganda adalah sebagai berikut :


(56)

Agar persamaan garis yang digunakan untuk memprediksi menghasilkan angka yang valid, maka persamaan yang dihasilkan harus memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut :

a. Asumsi Eksistensi (Variabel Random)

Untuk tiap nilai dari variabel X (variabel independen), variabel Y (dependen) adalah varaibel random yang mempunyai mean dan varian tertentu. Asumsi ini berkaitan dengan tehnik pengambilan sampel. Untuk memenuhi asumsi ini, sampel yang diambil harus dilakukan secara random. Cara mengetahui asumsi eksistensi dengan cara melakukan analisis deskriptif variabel residual dari model, bila residual menunjukkan adanya mean mendekati nol dan ada sebaran maka asumsi eksistensi terpenuhi.

b. Asumsi Independensi

Suatu keadaan dimana masing-masing nilai Y bebas satu sama lain. Jadi nilai dari tiap-tiap individu saling berdiri sendiri. Tidak diperbolehkan nilai observasi yang berbeda yang diukur dari satu individu diukur dua kali. Untuk itu mengetahui uji asumsi ini dilakukan dengan cara mengeluarkan uji Durbin Watson, bila nilai Durbin -2 s.d +2 berarti asumsi independensi terpenuhi, sebaliknya bila nilai Durbin <-2 atau >+2 berarti asumsi tidak terpenuhi.

c. Asumsi Linieritas

Nilai mean dari variabel Y untuk suatu kombinasi X1, X2, X3, ....Xk terletak pada garis/bidang linier yang dibentuk dari persamaan regresi. Untuk


(57)

mengetahui asumsi linieritas dapat diketahui dari uji ANOVA (overall F test) bila hasilnya signifikan (p value < alpa) maka model berbentuk linier.

d. Asumsi Homoscedasticity

Varian nilai variabel Y sama untuk semua nilai variabel X. Homoscedasticity dapat diketahui dengan melakukan pembuatan plot residual. Bila titik tebaran tidak berpola tertentu atau menyebar merata di sekitar garis titik nol maka dapat disebut varian homogen pada setiap nilai X dengan demikian asumsi homoscedasticity terpenuhi. Sebaliknya bila titik tebaran membentuk pola tertentu misalnya mengelompok di bawah atau di atas garis tengah nol, maka di duga variannya terjadi homoscedasticity.

e. Asumsi Normalitas

Variabel Y mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan variabel X, dapat diketahui dari normal P-P plot Residual, bila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi uji asumsi normalitas.

f. Diagnostik Multicollinearity

Dalam regresi linier tidak boleh terjadi sesama variabel independen berkorelasi secara kuat (multicollinearity). Untuk mendeteksi collinearity dapat diketahui dari nilai VIF (variance inflation factor), bila nilai VIF lebih dari 10 maka mengindikasikan telah terjadi collinearity.(Hastono, 2007 :165-170)


(58)

Data-data pendukung jenis kelamin dan urutan kelahiran seperti ketekunan , dll, akan dibahas untuk mendukung pembuktian dari hasil uji statistik. Data pendukung yang diambil melalui angket perlu diuji validitas dan reliabilitas dengan program statistik SPSS version 12,0.


(59)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian

Kuesioner untuk data pendukung jenis kelamin sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar telah disusun sebanyak 6 item pernyataan dan kuiesioner tentang data pendukung data pendukung urutan kelahiran sebanyak 6 item pertanyaan, diujikan pada 30 responden. Responden untuk uji validitas dan reliabilitas dipilih secara acak di Stikes Satria Bhakti Nganjuk. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor item. Berdasarkan Azwar 2003, item pernyataan yang memiliki korelasi dibawah 0,20 dikeluarkan dari penghitungan karena kurang valid. Uji reliabilitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha untuk menguji konsistensi internal antar item pernyataan dengan batas nilai lebih besar dari 0,60 (Azwar, 2003).

Kuesioner untuk data pendukung jenis kelamin disusun sebanyak 6 item pernyataan. Dan dari hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa ada 1 pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan no.5. Item yang tidak valid dikeluarkan dari perhitungan, sedangkan item yang tersisa atau memenuhi syarat dilakukan perhitungan untuk uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 12 dihasilkan nilai


(60)

sebesar 0,678 berarti reliabel. Hasil uji validitas dan reliabitas dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil tes validitas dan reliabilitas kuesioner data pendukung jenis kelamin

No Pernyataan Korelasi

Pearson

Koefisien Cronbach’s Alpha 1. Apakah anda rajin membaca

buku/materi yang berkaitan dengan mata kuliah ?

0.456

2. Apakah prestasi belajar yang tinggi merupakan tantangan yang harus anda capai selama kuliah?

0.605

3. Apakah anda merasa malu bila mendapatkan prestasi belajar yang kurang memuaskan?

0.627

4. Apakah selama belajar anda dapat memusatkan perhatian hanya pada materi yang anda pelajari?

0.426

5. Apakah anda merencanakan jadwal dan materi yang harus dipelajari?

0.185 6. Apakah belajar selalu dilakukan secara

rutin, misal setiap hari?

0.401

0,678

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Kuesioner untuk data pendukung urutan kelahiran disusun sebanyak 6 item pernyataan. Dan dari hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa ada 1 pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan no.5. Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai

Cronbach’s Alpha 0,681. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner data pendukung urutan kelahiran dapat dilihat dalam tabel 4.2.


(61)

Tabel 4.2. Hasil tes validitas dan reliabilitas kuesioner data pendukung urutan kelahiran

No Pernyataan Korelasi

Pearson

Koefisien Cronbach’s Alpha 1. Apakah orang tua menuntut anda untuk

memperoleh prestasi belajar yang tinggi?

0.498 2. Apakah anda menginginkan prestasi belajar

yang tinggi sebagi bentuk tanggung jawab anda sebagai anak?

0.686

3. Apakah anda dapat menyelesaikan masalah belajar tanpa membutuhkan orang lain dan anda merasa puas karenanya?

0.457

4. Apakah orang tua menanyakan hasil belajar anda?

0.419 5. Apakah orang tua mengajak

berbincang-bincang mengenai tugas-tugas yang berkaitan dengan perkuliahan anda?

0.312

6. Apakah anda mempunyai komitmen yang tinggi untuk selalu hadir di kelas saat perkuliahan?

0.416

0.681

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Item-item yang memenuhi syarat uji validitas dan reliabilitas tersebut di atas dipakai sebagai alat ukur dalam penelitian.

B. Deskripsi Karakteristik Umum dan Khusus Responden

Selama periode penelitian, jumlah sampel yang diambil oleh peneliti sebanyak 103 responden. Sampel penelitian diklasifikasikan berdasarkan umur, asal daerah, jenis kelamin, urutan kelahiran dan prestasi belajar. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(62)

Tabel 4.3. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober tahun 2008

N0. Umur Frekuensi Persentase

1 18-20 tahun 56 54,37

2 >20 tahun 47 45,63

Total 103 100 %

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 56 responden (54,37 %) berumur 18-20 tahun dan 47 responden (45,63 %) berumur >18-20 th.

Tabel 4.4 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan asal daerah di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008

N0. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Kediri 26 25,24 %

2 Luar Kediri 77 74,76 %

Total 103 100 %

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebanyak 26 responden (25,24%) berasal dari kediri dan 77 responden (74,76%) dari luar kediri.

Tabel 4.5. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober tahun 2008

N0. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 29 28,20

2 Perempuan 74 71,80

Total 103 100 %

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 29 orang (8,20 %) dan perempuan sebanyak 74 orang (71,80 %).


(63)

Tabel 4.6 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan urutan kelahiran di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008

N0. Urutan Kelahiran Frekuensi Persentase

1 Sulung 41 39,80

2 Tengah 32 31,10

3 Bungsu 30 29,10

Total 103 100 %

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah anak sulung sebanyak 41 orang (39,80 %), anak tengah 32 orang (31,10) dan bungsu sebanyak 304 orang (29,10 %).

Tabel 4.7 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan prestasi belajar di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008

N0. Prestasi Belajar Frekuensi Persentase

1 Dengan Pujian 2 1,90

2 Sangat Memuaskan 35 34

3 Memuaskan 63 61.20

Kurang Memuaskan 3 2,90

Total 103 100 %

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah responden yang mempunyai prestasi belajar dengan pujian sebanyak 2 orang (1,90 %), sangat memuaskan 35 orang (34 %), memuaskan 63 orang (61,20 %) dan kurang memuaskan sebanyak 3 orang (2,90 %).


(64)

C. Uji Asumsi Regresi Linier Ganda a. Asumsi Eksistensi (Variabel Random)

Tabel 4.8. Hasil uji asumsi eksistensi : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

Dari tabel diatas menunjukkan angka residual dengan mean 0,000 dan standar deviasi 0,387, dengan demikian asumsi eksistensi terpenuhi.

b. Asumsi Independensi

Tabel 4.9 Hasil uji asumsi independensi : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

Residuals Statisticsa

2.3677 2.9065 2.7145 .17496 103 -1.982 1.097 .000 1.000 103

.067 .100 .077 .009 103

2.3176 2.9211 2.7143 .17619 103 -1.58767 .87233 .00000 .38709 103 -4.041 2.220 .000 .985 103 -4.155 2.283 .000 1.008 103 -1.67874 .92236 .00016 .40500 103 -4.550 2.334 -.010 1.051 103 1.996 5.586 2.971 1.022 103 .000 .248 .012 .037 103 .020 .055 .029 .010 103 Predicted Value

Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value

Adjusted Predicted Value Residual

Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance

Centered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Model Summaryb

.412a .170 .144 .39291 1.458 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Jenis Kelamin, u1, u2 a.

Dependent Variable: Prestasi Belajar b.

Sumber : Data Primer, Oktober 2008


(65)

Dari tabel diatas menunjukkan koefisien Durbin Watson 1,458 , dengan demikian asumsi independensi terpenuhi.

c. Asumsi Linieritas

Tabel 4.10 Hasil uji asumsi linieritas : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

Dari tabel diatas menunjukkan hasil uji anova 0,000, dengan demikian asumsi linieritas terpenuhi.

ANOVAb

3.122 3 1.041 6.742 .000a

15.284 99 .154 18.406 102

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Jenis Kelamin, u1,u2 a.

Dependent Variable: Prestasi Belajar b


(66)

d. Asumsi Homoscedascity

-2 -1 0 1

Regression Standardized Predicted Value

-4 -2 0 2 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l

Dependent Variable: Prestasi Belajar Scatterplot

Gambar 4.1 Hasil uji asumsi homoscedasticity : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

Dari tabel diatas menunjukkan tebaran titik mempunyai pola yang hampir sama antara titik-titik di atas dan di bawah garis diagonal 0. Dengan demikian asumsi homoscedastisity terpenuhi.


(67)

-6 -4 -2 0 2 4

Regression Standardized Residual

0 10 20 30 F re q u e n c y

Mean = -5.59E-16 Std. Dev. = 0.985 N = 103 Dependent Variable: Prestasi Belajar

Histogram

Gambar 4.2 Hasil uji asumsi normalitas (histogram) : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 E x p e c te d C u m P ro b

Dependent Variable: Prestasi Belajar Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.3 Hasil uji asumsi normalitas (P-P Plot) : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran


(68)

Dari grafik histogram dan grafik normal P-P plot menunjukkan bentuk distribusinya normal, berarti asumsi normalitas terpenuhi.

f. Diagnostik Multicollinearity

Tabel 4.11 Hasil uji diagnostik multicollinearity : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

Dari uji diagnostik multicolinearity didapatkan nilai VIF tidak lebih dari 10, dengan demikian tidak ada multicollinearity antara sesama variabel independent.

D. Analisis Data

1. Pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri

Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat, responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 74 responden, memiliki prestasi belajar memuaskan berjumlah 18 orang (24,3%), sangat memuaskan berjumlah 54 orang (73,0%) dan dengan pujian berjumlah 2 orang (2,7%). Responden yang berjenis kelamin laki-laki

Coefficientsa

2.906 .067 43.229 .000

-.347 .087 -.369 -3.999 .000 .986 1.014 -.119 .095 -.128 -1.255 .212 .805 1.242 -.192 .093 -.210 -2.074 .041 .815 1.227 (Constant) Jenis Kelamin u1 u2 Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics


(69)

berjumlah 29 responden, memiliki prestasi belajar kurang memuaskan sejumlah 3 orang (10,3%), memuaskan sejumlah 16 orang (55,2%), dan sangat memuaskan sejumlah 10 orang (34,5%). Berdasarkan uji chisquare didapatkan nilai p sebesar 0.000. Disimpulkan terdapat perbedaan prestasi belajar antara responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Tabel 4.12. Tabulasi Silang jenis kelamin dengan prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008

Karakteristik N Kurang Memuaskan

Memuaskan Sangat Memuaskan

Dengan Pujian Frek % Frek % Frek % Frek % Jenis Kelamin

 Perempuan 74 0 0 18 24,3 54 73 2 2,7

 Laki-laki 29 3 10,3 16 55,2 10 34,5 0 0

Total 103 3 2,9 34 33 64 62,1 2 1,9

X² = 19,413 ; p value = 0,000

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

2. Pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri

Tabel 4.13 menunjukkan responden dengan urut lahir sulung berjumlah 41 responden, memiliki prestasi belajar kurang memuaskan sejumlah 1 orang (2,4%), memuaskan serjumlah 12 orang (29,3%) dan sangat memuaskan sejumlah 28 orang (68,3 %). Responden dengan urut lahir tengah berjumlah 32 responden, memiliki prestasi belajar kurang memuaskan sejumlah 2 orang (6,3%), memuaskan sejumlah 17 orang (53,1%), sangat memuaskan sejumlah 12 orang


(70)

(37,5%) dan dengan pujian sejumlah 1 orang (3,1%). Responden dengan urut lahir bungsu berjumlah 30 responden, memiliki prestasi belajar memuaskan 5 orang (16,7 %), sangat memuaskan sejumlah 24 orang (80,%) dan dengan pujian sejumlah 2 orang (1,9 %). Berdasarkan ”uji spearman correlation” didapatkan nilai p sebesar 0,304, dapat disimpulkan urutan kelahiran tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar.

Tabel 4.13 Tabulasi Silang urutan kelahiran dengan prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008

Karakteristik N Kurang Memuaskan

Memuaskan Sangat Memuaskan

Dengan Pujian Frek % Frek % Frek % Frek % Urutan kelahiran

 Sulung 41 1 2,4 12 29,3 28 68,3 0 0

 Tengah 32 2 6,3 17 53,1 12 37,5 1 3,1

 Bungsu 30 0 0 5 16,7 24 80 1 3,3

Total 103 3 2,9 34 33,0 64 62,1 21,9 rs= 0,102 ; p value = 0,304

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

3. Pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri

Setelah dilakukan uji bivariat antara jenis kelamin (X1) dengan prestasi belajar (Y), urutan kelahiran (X2) dengan prestasi belajar (Y), tahap berikutnya melakukan analisis multivariat secara bersama-sama (uji regresi linier ganda). Hasil uji regresi linier ganda dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(71)

Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Ganda : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

Variabel B S.E Sig Df R Square

Constanta 2,906 0,067 0,000 Jenis Kelamin -.347 0,087 0,000

U1 -.119 0,095 0,212

U2 -.192 0,093 0,041

3 0.170

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Dari hasil uji statistik didapatkan nilai R square sebesar 0,170, artinya variabel jenis kelamin dan urutan kelahiran hanya dapat menjelaskan variabel prestasi belajar sebesar 17 % , sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain. Dari hasil uji statistik pada kotak anova didapatkan p value = 0,000 berarti persamaan garis regresi secara keseluruhan sudah signifikan.

Pada tabel 4.14 di atas didapatkan hasil bahwa didapatkan hanya jenis kelamin yang mempunyai nilai signifikan, sedangkan pada salah satu variabel urutan kelahiran (U1) didapatkan pvalue = 0,212 , dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hanya variabel jenis kelamin yang memiliki pengaruh yang signifikan dengan prestasi belajar.

Bentuk persamaan regresi linier ganda yang diperoleh sebagai berikut : Ý = 2.906 -0.347 Jk - 0.119 U1 – 0.192 U2

Setelah variabel urutan kelahiran dikeluarkan karena tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar, maka hubungan jenis kelamin dengan prestasi belajar dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier dengan hasil yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(72)

Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Linier : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008 ditinjau dari jenis kelamin

Variabel B S.E Sig Df R Square

Constanta 2,811 0,046 0,000 Jenis Kelamin -.342 0.087 0.000

1 0,132

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Dari hasil uji statistik didapatkan nilai R square sebesar 0,132, artinya variabel jenis kelamin hanya dapat menjelaskan variabel prestasi belajar sebesar 13,2 % , sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain. Nilai p value didapatkan p=0,000 sehingga dapat disimpulkan jenis kelamin memiliki hubungan yang mempunyai signikan dengan prestasi belajar.

E. Pembahasan

1. Pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri

Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar dengan nilai uji chisquare sebesar 19,413 dengan tingkat signifikansi 0,000.

Menurut Winkel (1996), Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. (Ridwan, 2008) Salah satu faktor yang


(73)

mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor individual. Faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Yang termasuk dalam faktor individual salah satunya adalah jenis kelamin.(Ahmadi dan Supriyono, 1991. p. 131-139).

Secara fitrah perempuan dan laki-laki memang diciptakan berbeda, baik secara fisik, maupun psikis. Penciptaan perbedaan ini tentu bukan tanpa tujuan namun karena dimaksudkan agar manusia baik laki-laki maupun perempuan dapat menjalankan peran sesuai dengan internal properties yang telah diberikan. Laki-laki sebagai pemimpin keluarga dan penanggung keberlangsungan sistem masyarakat secara luas dan perempuan sebagai pencetak generasi dan penanam karakter bagi pelaku sistem. Pembagian peran ini tentu saja tidak berarti bahwa perempuan tidak punya hak untuk belajar. Pembagian peran juga bukan berarti bahwa posisi perempuan harus lebih rendah dari laki-laki termasuk juga dalam hal berprestasi di bidang akademik. Hal ini yang memicu timbulnya kesetaraan gender.

Kesetaraan gender tampaknya juga terjadi di AKPER PGRI Kediri dimana jumlah mahasiswa perempuan sebanding dengan laki-laki bahkan lebih besar prosentrasenya yaitu perempuan 71,80 % sedangkan laki-laki hanya 28,20 % (tabel 4.3). Praktek diskriminasi pendidikan atas dasar seks saat ini sudah bukan merupakan masalah di beberapa elemen masyakat dimana tidak memprioritaskan kaum laki-laki di bidang pendidikan namun perempuan juga mendapat hak yang


(74)

sama untuk memperoleh pendidikan. Di AKPER PGRI Kediri, dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar semua mahasiswa mendapat perlakuan yang sama baik laki-laki maupun perempuan, demikian juga halnya dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Sehingga kesempatan untuk memperoleh prestasi belajar yang baik adalah sama, tergantung bagaimana mahasiswa tersebut mengoptimalkan karakter kepribadian yang melekat pada jenis kelamin tanpa mengabaikan faktor - faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi prestasi belajar. Semakin mengenali diri sendiri, dengan mengeksplorasi kemampuan dan bakat yang ada serta dukungan lingkungan yang mendorong mengembangkan diri maka semakin mudah untuk mencapai prestasi yang baik.

Beberapa hal yang perlu dicermati bahwa dari aspek biologis dari otak tidak ada perbedaan antara jenis kelamin perempuan maupun laki-laki. Sehingga kemampuan intelegensi antara laki-laki dan perempuan sebenarnya tidak ada perbedaan. Namun adanya variasi dalam pencapaian prestasi belajar, menurut asumsi sementara adalah dikarenakan adanya perbedaan yang mendasar yang menjadi ciri-ciri umum tiap jenis kelamin. Pada dasarnya perempuan cenderung lebih tekun dan detail daripada laki-laki. Perempuan akan lebih mudah mengingat tanggal misalnya kapan sebuah perjanjian ditandatangani, sedangkan laki-laki cenderung lebih praktis, cepat dan logis.


(75)

Dugaan peneliti bahwa terdapat faktor yang melekat pada jenis kelamin yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang seperti ketekunan, semangat berkompetisi, perasaan malu, konsentrasi dan rutinitas belajar, dari hasil uji chisquare didapatkan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan ketekunan dengan nilai p = 0,005, terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan semangat berkompetisi dengan nilai p = 0,003, terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan perasaan malu dengan nilai p = 0,000, terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan konsentrasi dengan nilai p = 0,000 dan terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan rutinitas belajar dengan nilai p = 0,000. (Lampiran 15)

Hal ini juga didukung dengan hasil wawancara dari beberapa responden bahwa perempuan lebih tekun dalam membaca materi, mempunyai semangat berkompetisi dalam meraih prestasi belajar yang tinggi, malu bila prestasi belajarnya rendah, lebih dapat berkonsentrasi saat belajar dan memiliki rutinitas belajar yang telah diatur sebelumnya. Sedangkan pada laki-laki memiliki sifat yang sebaliknya, mereka menyatakan bahwa kebanyakan dari mereka tidak tekun, belajar dilakukan bila hanya ujian saja, semangat kompetisi lebih rendah dari perempuan, acuh tak acuh terhadap hasil belajar yang rendah, tidak mandiri dalam mengerjakan tugas yang berkaitan dengan kuliah dan sedikit yang melakukan kegiatan belajar secara rutin

Dari semua pemaparan diatas, adanya pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar memang benar halnya karena banyak faktor yang melekat dan


(1)

Crosstabs

Case Processing Summary

103 100.0% 0 .0% 103 100.0%

Jenis Kelamin * Rutinitas Belajar

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Chi-Square Tests

29.709a 2 .000 31.803 2 .000

28.016 1 .000

103 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .56.


(2)

Crosstabs

Case Processing Summary

103 100.0% 0 .0% 103 100.0%

Urutan Kelahiran * Tuntutan Ortu

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Symmetric Measures

.014 .105 .141 .888c .013 .103 .130 .897c

103 Pearson's R

Interval by Interval

Spearman Correlation Ordinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Urutan Kelahiran * Tuntutan Ortu Crosstabulation

2 16 10 13 41

4.9% 39.0% 24.4% 31.7% 100.0%

0 14 11 7 32

.0% 43.8% 34.4% 21.9% 100.0%

2 11 6 11 30

6.7% 36.7% 20.0% 36.7% 100.0%

4 41 27 31 103

3.9% 39.8% 26.2% 30.1% 100.0% Count

% within urut lhr Count

% within urut lahir Count

% within urut lahir Count

% within urut lahir Sulung

Tengah

Bungsu Urutan

Kelahiran

Total

Tidak pernah

Kadang-kadang Sering Selalu Tuntun Ortu


(3)

Crosstabs

Case Processing Summary

103 100.0% 0 .0% 103 100.0%

Urutan Kelahiran * Tanggung Jawab

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Symmetric Measures

.003 .100 .027 .979c .001 .100 .013 .989c

103 Pearson's R

Interval by Interval

Spearman Correlation Ordinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Urutan Kelahiran * Tanggung Jawab Crosstabulation

0 15 15 11 41

.0% 36.6% 36.6% 26.8% 100.0%

0 17 9 6 32

.0% 53.1% 28.1% 18.8% 100.0%

1 9 11 9 30

3.3% 30.0% 36.7% 30.0% 100.0%

1 41 35 26 103

1.0% 39.8% 34.0% 25.2% 100.0% Count

% within urut lahir Count

% within urut lahir Count

% within urut lahir Count

% within urut lahir Sulung

Tengah

Bungsu Urutan

Kelahiran

Total

Tidak pernah

Kadang-kadang Sering Selalu Tangggng Jawab


(4)

103 100.0% 0 .0% 103 100.0% Urutan Kelahiran

* Kemandirian

Symmetric Measures

-.190 .103 -1.947 .054c -.196 .101 -2.006 .048c

103 Pearson's R

Interval by Interval

Spearman Correlation Ordinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Urutan Kelahiran * Kemandirian Crosstabulation

3 16 17 5 41

7.3% 39.0% 41.5% 12.2% 100.0%

0 17 12 3 32

.0% 53.1% 37.5% 9.4% 100.0%

6 15 6 3 30

20.0% 50.0% 20.0% 10.0% 100.0%

9 48 35 11 103

8.7% 46.6% 34.0% 10.7% 100.0% Count

% within urut lahir Count

% within urut lahir Count

% within urut lahir Count

% within urut lahir Sulung

Tengah

Bungsu Urutan

Kelahiran

Total

Tidak pernah

Kadang-kadang Sering Selalu Kemandirian


(5)

Crosstabs

Case Processing Summary

103 100.0% 0 .0% 103 100.0%

Urutan Kelahiran * Perhatian Ortu

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Symmetric Measures

.010 .095 .100 .920c .011 .097 .113 .910c

103 Pearson's R

Interval by Interval

Spearman Correlation Ordinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Urutan Kelahiran * Perhatian Ortu Crosstabulation

3 17 8 13 41

7.3% 41.5% 19.5% 31.7% 100.0%

4 13 8 7 32

12.5% 40.6% 25.0% 21.9% 100.0%

1 11 11 7 30

3.3% 36.7% 36.7% 23.3% 100.0%

8 41 27 27 103

7.8% 39.8% 26.2% 26.2% 100.0% Count

% within urut lahir Count

% within urut lahir Count

% within urut lahir Count

% within urut lahir Sulung

Tengah

Bungsu Urutan

Kelahiran

Total

Tidak pernah

Kadang-kadang Sering Selalu Perhatian Ortu


(6)

103 100.0% 0 .0% 103 100.0% Urutan Kelahiran

* Kedisiplinan

Urutan Kelahiran * Kedisiplinan Crosstabulation

5 10 26 41

12.2% 24.4% 63.4% 100.0%

2 15 15 32

6.3% 46.9% 46.9% 100.0%

0 14 16 30

.0% 46.7% 53.3% 100.0%

7 39 57 103

6.8% 37.9% 55.3% 100.0% Count

% within Urutan Kelahiran Count

% within Urutan Kelahiran Count

% within Urutan Kelahiran Count

% within Urutan Kelahiran Sulung

Tengah

Bungsu Urutan

Kelahiran

Total

Kadang-k

adang Sering Selalu Kedisiplinan

Total

Symmetric Measures

.006 .096 .065 .948c -.045 .099 -.452 .652c

103 Pearson's R

Interval by Interval

Spearman Correlation Ordinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asymp.