Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

berpendapat bahwa perbedaan disebabkan ketika janin berkembang didalam perut ibunya, dengan kehamilan berikutnya, sang ibu akan menghasilkan antibodi yang bisa merusak otak bayi. Abi, 2007 Hal ini didukung oleh penelitian psikolog beraliran neofreudian, Alfred Adler bahwa anak sulung kerap terbenani dengan harapan orang tua. Si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi orang tua. Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak pertama sehingga anak pertama biasanya memiliki keinginan berprestasi tinggi. Anak pertama cenderung di beri tanggung jawab, belajar mandiri, dan terikat pada aturan-aturan

C. Kerangka Berpikir

Akademi Keperawatan sebagai salah satu lembaga pendidikan keperawatan di lingkungan Departemen Kesehatan memiliki peran strategis dalam mengantarkan peserta didik Akademi Keperawatan menjadi perawat profesional pemula melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar peserta didik yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi IP akan menggambarkan kemampuan profesional mereka dimasa mendatang sebagai perawat. Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa termasuk di dalamnya adalah faktor individual. Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu faktor individual yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan seseorang dalam mempelajari suatu hal meskipun belum ada fakta yang menunjukkan bahwa laki-laki lebih cakap daripada perempuan dalam hal intelegensi. Disisi lain, ada kemungkinan hubungan prestasi belajar seseorang dengan urutan kelahiran di dalam sebuah keluarga. Hal nyata yang terjadi di AKPER PGRI kediri adalah bervariasinya prestasi belajar mahasiswa dari rentang minimal sampai maksimal. Dalam lima tahun ini, peringkat pertama sampai ketiga selalu diraih oleh mahasiswi. Demikian sebaliknya, peringkat terakhir selalu diduduki oleh mahasiswa. Beberapa mahasiswi yang meraih peringkat 1-3 merupakan anak pertama. Dugaan sementara dari peneliti adalah : 1. Terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar Sampai saat ini belum ada satupun penelitian yang sangat kuat menunjukkan apakah pria atau wanita yang lebih tinggi prestasi belajarnya meskipun secara intelegensi tidak ada perbedaan diantara keduanya. Secara impilisit dapat dipastikan bahwa wanita lebih tinggi prestasi belajarnya dari pada pria. Hal ini dikarenakan sejak kecil wanita memang lebih suka belajar sehingga wanita selalu mendapat nilai lebih baik. Situasi dan kondisi memungkinkan wanita lebih tekun dan banyak membaca buku, memiliki semangat berkompetisi, memiliki perasaan malu bila gagal, lebih dapat berkonsentrasi, mampu merencanakan belajar dengan baik dan memiliki kebiasaan belajar secara rutin. Sedangkan laki-laki lebih malas, lebih banyak mempunyai persoalan hiperaktif yang mengakibatkan kemunduran konsentrasi di kelas. Hal ini juga didukung oleh penelitian prestasi belajar siswa SLTP dan SMU di malang bahwa siswa pria mudah tergoda dengan kegiatan lain selain belajar. Siswa pria kurang tekun dalam belajar belajar, sulit konsentarasi maupun bertanggung jawab. Bahkan mereka tidak bisa membagi waktu antar bermain game, menonton televisi, dan belajar. 2. Terdapat pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar Meskipun diyakini bahwa semua orang diciptakan sama, tapi yang pasti ada perbedaan kesuksesan antara satu orang dengan orang lain. Prestasi belajar anak sulung lebih tinggi dari pada anak dibawahnya, oleh karena biasanya anak sulung diarahkan untuk mencapai pendidikan yang baik, pekerjaan yang bergengsi, pendapatan yang baik, dan jaringan yang luas. Sejak kecil, anak sulung lebih diperhatikan, cenderung ditekan untuk memenuhi harapan orang tua, belajar untuk bertanggung jawab dan mandiri sehingga dapat diandalkan, dan lebih disiplin terhadap aturan-aturan yang ada. Sebaliknya, anak tengah dari keluarga besar cenderung kurang diperhatikan. Dengan kata lain, posisi anak di dalam keluarga berdampak terhadap perilaku dan cara belajar yang akhirnya menentukan prestasi belajar. Hal ini didukung oleh penelitian psikolog beraliran neofreudian, Alfred Adler bahwa anak sulung kerap terbenani dengan harapan orang tua. Si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi orang tua. Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak pertama sehingga anak pertama biasanya memiliki keinginan berprestasi tinggi. Anak pertama cenderung di beri tanggung jawab, belajar mandiri, dan terikat pada aturan-aturan. 3. Terdapat pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar. Sampai saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang hubungan prestasi belajar dengan jenis kelamin maupun urutan kelahiran. Berdasar pada fakta- fakta yang ada bahwa perempuan lebih tekun dan anak sulung lebih bertanggung jawab memberikan suatu kesimpulan bahwa perempuan lebih dapat berprestasi secara akademik, dan semakin tinggi kedudukan anak diantara saudara kandung maka prestasi belajar juga semakin baik. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang melekat pada anak sebagai individu termasuk didalamnya sifat-sifat maupun karakter kepribadian. Dengan demikian dapat ditentukan variabel dalam penelitian ini adalah jenis kelamin X1, urutan kelahiran X2 dan prestasi belajar mahasiswa Y. Gambar 2.1. Kerangka berpikir prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran. Prestasi Belajar Ketekunan Semangat Berkompetisi Perasaan malu Konsentrasi Rutinitas Belajar Tuntutan Orang Tua Tanggung Jawab Kemandirian Perhatian Orang Tua Kedisiplinan Faktor Individual Jenis kelamin Urutan kelahiran

D. HIPOTESIS