1. Official Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemungut pajak fiskus untuk
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar pajak yang terutang oleh seseorang.
2. Semi Self Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada fiskus dan Wajib Pajak untuk
menentukan besarnya pajak seseorang yang terutang. 3. Self Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya
utang pajak. 4. Witholding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewewnang kepada pihak ketiga untuk memotong memungut besarnya pajak yang terutang. Pihak ketiga yang telah
ditentukan tersebut selanjutnya menyetor dan melaporkannya kepada fiskus. Wirawan B. Ilyas, 2007 : 22
f. Jenis-Jenis Pajak
Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang pemungut, maupun sifatnya. Erly Suandy, 2005 : 37
Berdasarkan Golongannya, pajak dibedakan menjadi : 1. Pajak langsung, adalah pajak yang bebannya harus ditanggung
sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.
Contoh: Pajak Penghasilan PPh. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap
penghasilan, dapat dikenakan secara berkala dan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu baik masa pajak maupun tahun pajak.
2. Pajak tidak langsung, adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeserkan kepada pihak lain dan hanya dikenakan pada hal-
hal tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu saja.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Dalam pajak ini beban pajak digeserkan dari
produsen penjual ke konsumen pembeli, karena pergeseran ini searah dengan arus barang yaitu dari produsen ke konsumen maka
pergeserannya disebut pergesaran ke depan Forward Shifting. Di samping itu ada juga yang disebut dengan pergeseran ke belakang
Backward Shifting yaitu pergeseran pajak yang berlawanan dengan arus barang.Ibid :38
Berdasarkan wewenang pemungutnya, pajak dapat dibagi menjadi : 1. Pajak Pusat Pajak Negara, adalah pajak yang wewenang
pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaanya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal
Pajak. Pajak Pusat diatur dalam undang-undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Yang
termasuk dalam pajak pusat adalah Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPN
dan PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, Bea Materai.
2. Pajak Daerah,
adalah adalah
pajak yang
wewenang pemungutannya ada pada pemerintah daerah yang pelaksanaanya
dilakukan oleh Dinas Pendapatan daerah Dipenda. Pajak Daerah diatur dalam undang-undang dan hasilnya akan masuk ke
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pajak daerah dibedakan atas Pajak Daerah Tingkat I dan Pajak Daerah Tingkat II. Ibid
Berdasarkan sifatnya pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Pajak Subjektif, adalah pajak yang memperhatikan kondisi
keadaan Wajib Pajak subjeknya. Setelah diketahui keadaan subjeknya barulah diperhatikan gaya pikulnya apakah dapat
dikenakan pajak atau tidak, misalnya Pajak Penghasilan PPh. 2. Pajak Objektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-
tama memperhatikan melihat objeknya baik berupa keadaan