Adam Smith dalam bukunya An Inguiry into the Nature and Causes of The Wealth of Nations menyatakan bahwa kepastian hukum
Certainty dalam pajak adalah pajak yang dibayar oleh Wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi kompromis Not arbitary.
Dalam asas ini kepastian hukum yan diutamakan adalah mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai
pembayarannya Erly Suandi, 2005 : 27. Kepastian hukum Certainty dapat dicapai apabila setiap peraturan
perundang-undangan dapat menjamin perlindungan hak warga negara dan Wajib Pajak. Perlindungan tersebut dapat diwujudkan dengan
peraturan perundang-undangan yag mengatur ketentuan perpajakkan Erly Suandi, 2005: 27.
3. E-Filing dan Sistem Perpajakkan di Indonesia
a. Pengertian dan Ciri-Ciri Pajak
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memerhatikan masalah
pembiayaan pembangunan. Waluyo, 2006 :1 Salah satu usaha mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau
Negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk
membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Waluyo, 2006 : 2
Penghasilan Negara berasal dari rakyatnya melalui pungutan pajak, dan atau dari hasil kekayaan alam yang ada di Negara itu natural
resources. Dua sumber itu merupakan sumber yang terpenting memberikan penghasilan kepada Negara. Penghasilan itu untuk
membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan
pribadi individu
seperti kesehatan
masyarakat,
pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya. Jadi dimana ada kepentingan masyarakat, disitu timbul pungutan pajak sehingga pajak
adalah senyawa kepentingan umum. Erly Suandi,2005 : 7 Pada akhirnya pajak menjadi prioritas penting untuk dijadikan
sumber penerimaan utama negara. Memang jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, penerimaan dari sektor pajak layak dijadikan tulang
punggung penerimaan Negara yang paling potensial. Dengan pajak, pemerintah dapat menyediakan berbagai prasarana ekonomi berupa
jalan, jembatan, pelabuhan, air listrik, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas keamanan dan berbagai kepentingan umum
lainnya yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Yenni Mangonting, 2000 : 117
Pungutan pajak mengurangi penghasilan kekayaan individu tetapi sebaliknya merupakan penghasilan masyarakat yang kemudian
dikembalikan lagi
kepada masyarakat,
melalui pengeluaran-
pengeluaran rutin dan pengeluaran-pengeluaran pembangunan yang akhirnya kembali lagi kepada seluruh masyarakat yang bermanfaat
bagi rakyat, baik yang membayar pajak maupun tidak. Yenni Mangonting, 2005 : 8
Smeets menyatakan bahwa “pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma hukum, dan yang
dapat dipaksakan tanpa ada kontra prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran
pemerintah”. Yenni Mangonting,2005: 9 Rochmat Soemitro memberikan pengertian “pajak adalah iuran
rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa imbal kontaraprestasi yang
langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Yenni Mangonting,2005 : 11
Soeparman Soemahamidjaja berpendapat bahwa “pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa