e-Filing e-Filing dan Asas Kepastian Hukum

harus berdasarkan pada Keputusan Direktorat Jenderal Pajak dan Agreement persetujuan berlangganan antara wajib pajak dan Aplication Service Provider ASP. Direktorat Jenderal Pajak dalam menyelenggarakan penyampaian SPT pajak via internet atau e-Filing menunjuk Aplication Service Provider sebagai perantara penyampaian SPT. Direktorat Jenderal Pajak memerlukan Aplication Service Provider sebagai penghubung atau fasilitator secara teknis antara Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak. Hal tersebut dikarenakan sumber daya dan teknologi yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak saat ini masih belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang sangat luas. Frans Liwanuru, 2008 Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa Direktorat Jenderal Pajak sebagai pembuat kebijakan sistem e-Filing ini belum mampu baik secara infrastruktur maupun secara sarana dan prasarana untuk mengakomodir perkembangan sistem teknologi informasi dalam sistem e-Filing. Proses penyampaian SPT secara on-line ke Direktorat Jenderal Pajak tentu tidak lepas dari peran Aplication Service Provider sebagai Online Liason. Direktorat Jenderal Pajak memberikan kewenangan Aplication Service Provider untuk melakukan penyampaian data-data Wajib Pajak yang sifatnya pribadi dan Confidential seperti penyampaian SPT Wajib Pajak dan menyampaikan User ID, Password, dan sertifikat digital Digital Certificate yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Pajak DJP. PER 47PJ2008, pasal 5. Namun, untuk melindungi wajib pajak, Aplication Service Provider ASP dalam hal ini wajib merahasiakan seluruh catatan arus data yang timbul atau diketahui dalam pelaksanaan penyaluran penyampaian SPT secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak dan tidak menggunakannya untuk kepentingan lain. KEP- 19PJ2005 , pasal 2f Dari paparan di atas dapatlah diketahui bahwa Aplication Service Provider ASP sebagai pihak ke tiga diberi kewenangan yang sangat luas oleh Direktorat Jenderal Pajak DJP. Oleh karena itu, Aplication Service Provider ASP dalam hal ini wajib merahasiakan seluruh catatan arus data yang timbul atau diketahui dalam pelaksanaan penyaluran penyampaian SPT secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak dan tidak menggunakannya untuk kepentingan lain sehingga jaminan kepastian hukum oleh wajib pajak telah dijamin oleh Peraturan Direktur Jenderal Pajak Pajak Nomor KEP-47PJ.2008.

2. Asas Kepastian Hukum

Asas certainty kepastian hukum terdapat dalam asas Case of Administration. Jika dikaitkan dengan permasalahan yang dibahas sebelumnya, asas kepastian hukum menghendaki adanya kepastian, baik bagi petugas pajak maupun semua wajib pajak dan seluruh masyarakat. Asas kepastian ini mencakup kepastian mengenai subjek pajak, objek pajak, dasar pengenaan pajak serta besarnya tarif pajak, dan prosedur pemenuhan kewajiban pajak. Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa asas kepastian dibedakan menjadi dua, yaitu kepastian hukum materil dan kepastian hukum formal. Kepastian dalam hukum materil mengatur ketentuan mengenai kepastian tentang siapa-siapa saja yang dikenakan pajak, siapa-siapa saja yang dikecualikan, apa-apa saja yang dikenakan pajak dan apa-apa saja yang dikecualikan serta besarnya pajak terutang. Sedangkan kepastian hukum formal mengatur kepastian mengenai prosedur tata cara pemenuhan hak dan kewajiban perpajakkan serta sanksi-sanksi bagi yang melanggar kewajiban perpajakkan. Prosedur pemenuhan kewajiban pajak antara lain prosedur pembayaran dan pelaporan pajak serta pelaksanaan hak-hak perpajakannya. Dalam hal ini telah ada prosedur Legal Formil yang jelas dan tegas dan diatur dalam Peraturan Perundang-undangan yang jelas, sehingga wajib pajak lebih mudah menjalankan kewajiban serta haknya dan bagi fiskus akan lebih mudah untuk mengawasi pelaksanaan kewajiban perpajakkan yang dilakukan oleh wajib pajak juga dalam melayani hak-hak wajib pajak. Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa e-Filing termasuk dalam ruang lingkup pajak formal. e-Filing berkaitan dengan prosedur pemenuhan kewajiban pajak dalam hal pelaporan pajak. Dalam hal ini, aturan mengenai e-Filing telah jelas dan tegas diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Pajak Nomor KEP-47PJ.2008 untuk memberikan kepastian hukum pada Wajib Pajak. Dengan didukung hukum pajak formal yang jelas dan tegas, tentunya hukum material akan bisa dilaksanakan oleh wajib pajak dan fiskus dengan melakukan pengawasan atau Law Enforcement. Asas kepastian hukum juga menghendaki dihormatinya hak yang telah diperoleh seseorang berdasarkan suatu keputusan badan atau pejabat administrasi negara.SF Marbun Moh Mahfud MD, 2006 : 60 Asas kepastian hukum ini adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara negara. Lutfi effendi, op.cit : 86 Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak harus melaksanakan fungsi sebagai fiskus, Direktorat Jenderal Pajak sebagai fiskus harus mematuhi dan memegang suatu asas-asas pemerintahan yang baik yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan. Direktorat Jenderal Pajak dalam melakukan setiap tindakan untuk menjalankan fungsinya harus berdasar pada peraturan perundang-undangan yang telah ada, keadilan, dan kepatutan. Pelaporan dan penyampaian SPT yang dilakukan melalui sistem on- line atau e-Filing melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi ASP dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang telah diatur oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-47PJ.2008 mengenai Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik e-Filling Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi ASP. Hal ini menunjukkan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Implementasi E-SPT, Implementasi E-Filing, dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melaporkan SPT Masa PPN di KPP Pratama Medan Kota

4 144 113

Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi (Sebuah Studi Terhadap Jaminan Kepastian Hukum Dalam Usaha Bongkar Muat Pelabuhan di Indonesia)

0 38 20

Pengaruh fasilitas drop box, e-spt dan e-filing dalam penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) terhadap kepuasan wajib pajak : studi empiris pada wajib pajak di KPP wilayah Jakarta Pusat

6 24 157

Pengaruh fasilitas drop box, e-spt dan e-filing dalam penyampaian surat pemberitahuan (spt) terhadap kepuasan wajib pajak

2 9 13

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN E-FILING DALAM PELAPORAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI.

3 16 22

Sistem informasi pelaporan spt tahunan wajib pajak dengan e-filing di kantor pelayanan pajak pratama Sukoharjo COVER

0 1 14

IMPLEMENTASI ELECTRONIC FILING SYSTEM (E-FILING) DALAM PRAKTIK PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DI INDONESIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 106

Dampak Sistem E-Filing, Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

0 0 6

Pengaruh Implementasi E-SPT, Implementasi E-Filing, dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melaporkan SPT Masa PPN di KPP Pratama Medan Kota

0 0 22

Pengaruh Implementasi E-SPT, Implementasi E-Filing, dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melaporkan SPT Masa PPN di KPP Pratama Medan Kota

0 0 12