98
1. Terbentuknya institusi lokal tingkat desa yang peduli terhadap
penanggulangan kemiskinan yaitu terbentuknya Badan Keswadayaan Masyarakat BKM dan Kelompok Swadaya Masyarakat KSM.
2. Meningkatnya akses bagi masyarakat yang berupa sarana dan
prasarana, pelayanan sosial serta pengembangan pendanaan simpan pinjam.
3. Terpeliharanya sifat kegotong-royongan dalam pembangunan sarana
dan prasarana desa sebagai bentuk swadaya masyarakat. Namun swadaya masyarakat dalam bentuk pendanaan secara mandiri
untuk pengembangan program P2KP belum dapat terwujud.
C. Hambatan Yang Ditemukan Dalam Pelaksanaan Program
Sesuai dengan apa yang telah dikemukakan dalam kerangka pemikiran, maka upaya menjelaskan apa yang terjadi selama proses
implementasi dilakukan dengan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ada. Adapun untuk mengidentifikasi hal ini ditekankan pada
hambatan yang berkaitan dengan beberapa hal yaitu : Standart program, sumber daya, komunikasi, sikap pelaksana, dan kondisi social ekonomi
masyarakat. Untuk itu masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Hambatan yang berkaitan dengan standard program.
Dalam kaitannya dengan standard pelaksanaan program, dalam kenyataannya persoalan ini juga menjadi hambatan yang cukup
dirasakan oleh pelaksana. Hal ini berkaitan dengan pedoman P2KP
commit to users
99
yang kurang dipahami oleh para anggota KSM karena pedoman yang ada sangat rumit untuk dipelajari bagi anggota KSM yang pada
umumnya tingkat pendidikan sangat terbatas. Seperti apa yang dinyatakan ketua KSM Kenanga sebagai berikut :
Pedoman P2KP yang ada sulit untuk kami pahami, sehinggs ksmi dalam melaksanakan program sering mengalami perbedaan penafsiran.
Untuk kesamaan pemahaman kami mengadakan diskusi dengan KSM lain dan berkonsultasi dengan koordinator BKM. Meskuipun ini
merupakan satu solusi namun hal ini cukup mengganggu pelaksanan kegiatan, paling tidak menunda pelaksanaan suatu kegiatan sebleum
dikonsultasikan terlebih dahulu wawancara januari 2010 Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Ketua KSM Menur sebagai
berikut : Kami mengalami kesulitan dalam memahami pedoman yang ada,
sehingga kami dalam melaksanakan kegiatan P2KP harus sering konsultasi ke koordinator BKM dan juga diskusi dengan KSM lainnya.
Hal ini cukup mengganggu pelaksanaan program, khususnya dalam hal penggunaan waktu sesuai jadwal yang direncanakan wawancara
januari 2010 Mengingat program P2KP terdiri dari berbagai kegiatan dan tahapan-
tahapan, maka petunjuk pelaksanaanaannya pedoman pelaksanaannya harus betul-betul dapat dipahami oleh seluruh pelaku P2KP. Apabila
aturan petunjuk pelaksanaan tidak bisa menjamin keberhasilan pelaksanaannya maka tujuan program tidak akan evektif dan efisien.
Hal itu sesuai dengan apa yang dikemukanan oleh Sutarto 1995:12, “Program adalah perumusan yang memuat gambaran pekerjaan-
pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut petunjuk-petunjuk mengenai cara-
cara pelaksanaannya”
commit to users
100
Untuk itu agar pelaksanaannya sesuai yang diharapkan perlu diupayakan kejelasan standar pelaksanaan. Standar pelaksanaan yang
berupa pedoman pelaksanaan program P2KP harus betul-betul dapat dipahami oleh para pelaku program P2KP, mengingat apabila mereka
tidak memahami maka pelaksanaannya tidak akan mencapai sasaran program P2KP.
2. Hambatan Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya