20
persyaratan operasional. Dengan SOPs tersebut pegawai pelaksana kebijakan melaksanakan kegiatan-kegiatannya pada tiap harinya sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Sedangkan fragmentasi adalah upaya penyebaran tanggungjawab kegiatan-kegiatan pegawai di antara beberapa
unit kerja.
b. Model Van Meter dan Van Horn 1975
Implementasi kebijakan menurut Van Horn dan Van Meter 1975:447 adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta baik
secara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan sebagaimana dirumuskan di dalam kebijakan. Proses implementasi ini merupakan sebuah
abstraksi atau perfomansi suatu implementasi kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan publik
yang tinggi yang berlangsung dalam berbagai variabel. Dalam pelaksanaannya diperlukan standar atau aturan baku untuk melihat kinerja dan keberhasilan
implementasinya. Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik yang tersedia, pelaksana, dan
kinerja kebijakan publik. Adapun variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi menurut
Van Meter dan Van Horn, ada enam variable yaitu : a.
Standar dan sasaran kebijakan. Kinerja
implementsi kebijakan
dapat diukur
tingkat keberhasilannya jika hanya ukuran dan tujuan dari kebijakan
memang realistis dengan sosio kultur yang ada di level pelaksana
commit to users
21
kebijakan. Ketika ukuran kebijakan dan sasaran kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan di level warga, maka memang agak sulit
merealisaikan kebijakan publik hingga pada titik yang dapat dikatakan berhasil.
b. Sumberdaya.
Keberhasilan proses implemetasi kebijakan sangat dipengaruhi oleh kemampuan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia.
Sumberdaya manusia merupakan sumberdaya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi
kebijakan. Dalam tahap-tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut adanya sumberdaya manusia yang
berkualitas dan berkompetensi sesuai dengan pekerjaan yang disyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara politik.
Disamping sumberdaya
manusia, sumberdaya
lain perlu
diperhitungkan ialah sumberdaya finansial dan sumberdaya waktu. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas sumberdaya manusia,
sumberdaya finansial dan sumberdaya waktu itu tidak tersedia yang memadai, maka kinerja implementasi kebijakan sangat sulit
untuk diharapkan. c.
Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas. Implementasi kebijakan publik akan berjalan efektif bila standar
dan sasaran kebijakan dipahami oleh individu-individu yang bertanggung jawab dalam pencapaian kebijakan. Dengan demikian
maka kejelasan stadar dan sasaran kebijakan sangat penting untuk
commit to users
22
dipahami oleh para pelaksana dengan perlunya ketepatan komunikasi antar organisasi, disamping itu adanya penguatan
aktivitas. Komunikasi antar organisasi merupakan mekanisme ampuh dalam implementasi kebijakan. Dengan ketepatan
komunikasi maka pihak-pihak yang terlibat dapat memahami kejelasan stadar dan sasaran kebijakan sehingga akan mengiliminir
kesalahan-kesalahan yang mungkin akan timbul. d.
Karakteristik agen pelaksana. Yang dimaksud dengan karakteristik agen pelaksana meliputi
struktur birokrasi, norma-norma , dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi
implementasi suatu kebijakan atau program. e.
Sikap kecenderungan disposisi para pelaksana. Sikap kecenderungan para pelaksana ini mencakup tiga hal yang
penting yaitu : 1
Respons pelaksana
terhadap kebijakan,
yang akan
mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan; 2
Kognisi, yakni pemahaman pelaksana terhadap kebijakan; 3
Intensitas sikap pelaksana, yakni preferensi nilai yang dimilki oleh pelaksana.
f. Kondisi sosial, ekonomi dan politik.
Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat
mendukung keberhasilan
implementasi kebijakan;
sejauhmana kelompok-kelompok
kepentingan memberikan
commit to users
23
dukungan terhadap implementasi; dan bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar : II. Model Implementasi Van Meter dan Van Horn
c. Model. Grindel 1980