Karbohidrat Protein Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

9. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan mempengaruhi seseorang dalam menikmati makanan dan kemampuan untuk memperoleh dan mempersiapkan makanannya. Banyak hambatan diidentifikasi dalam lingkungan perawatan lansia seperti panti werdha, pelayanan sosial dan rumah sakit. Lansia yang berada di ekonomi rendah cenderung berada di rumah yang di bawah standar yang mungkin tidak memiliki perawatan untuk menyimpan dan memasak makanan. Lansia yang dirawat di rumah sakit juga akan mempengaruhi status nutrisinya. Hal ini diakibatkan karena dibatasinya asupan diet serta fasilitas dan waktu yang kurang mendukung. 2.4.Kebutuhan zat gizi pada Lansia 2.4.1. Kalori Pada lansia kebutuhan kalori menurun sehubungan dengan menurunnya BMR, penurunan aktivitas fisik, dan perubahan komposisi tubuh. RDA menyatakan penurunan kalori pada usia 51 tahun sampai 75 tahun sebesar 10 , dan pada usia 75 tahun ke atas sebesar 20-25 Dedek, 1997.

2.4.2. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Setiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan hasil proses oksidasi pembakaran karbohidrat ini Universitas Sumatera Utara kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernapas, kontraksi jantung dan otot, serta untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik Fatmah, 2010.Kebanyakan lansia mengkonsumsi zat karbohidrat hanya 45-50 dari seharusnya 55-50 kalori total. Sebagian lansia menderita kekurangan laktase, enzim yang berfungsi menghidrolisis laktosa. Ketiadaan proses hidrolisis berakibat laktosa tidak bisa diserap. Laktosa dalam usus kemudian dimetabolisasi oleh bakteri dan menghasilkan gas. Gas ini berpotensi menimbulkan diare, kram, dan flatulens. Salah satu gangguan yang sering kali dikeluhkan oleh lansia ialah sembelit. Gangguan ini akan timbul manakala frekuensi pergerakan usus berkurang yang akhirnya memperpanjang masa transit tinja. Semakin lama tinja tertahan dalam usus, konsistensinya semakin keras, dan akhirnya membatu sehingga sulit dikeluarkan. Kejadian ini berpangkal pada kelemahan tonus otot dinding saluran cerna akibat penuaan kegiatan fisik berkurang, serta reduksi asupan cairan dan serat Arisman,2010.

2.4.3. Protein

Protein dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun dan pemelihara sel. Pemeliharaan protein yang baik untuk lansia sangat penting mengingat sintesis protein dalam tubuh tidak sebaik saat masih muda, dan banyak terjadi kerusakan sel yang harus segera diganti. Dengan bertambahnya usia, perlu pemilihan makanan yang kandungan Universitas Sumatera Utara proteinnya bermutu tinggi dan mudah dicerna. Pakar gizi menganjurkan kebutuhan protein lansia dipenuhi dari nilai biologis tinggi seperti telur, ikan dan protein hewani lainnya dikarenakan kebutuhan asam amino esensial meningkat pada usia lanjut.

2.4.4. Lemak