BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai status gizi lansia di Desa Suka Makmur Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian dilakukan pada Februari 2016 dengan jumlah responden sebanyak 60 orang lansia.
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini mencakup jenis kelamin, usia, suku, agama, kondisi rongga mulut, riwayat penyakit,
jumlah penghasilan, kebiasaan merokok dan IMT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang berjenis kelamin laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan perempuan. Jumlah lansia yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 32 lansia 53,3. Usia dalam
penelitian ini bervariasi, sehingga untuk keperluan analisis statistik umur dikelompokkan menjadi 3 kelompok usia.
Pengelompokan usia ditetapkan berdasarkan batasan usia menurut WHO. Namun peneliti tidak menggunakan kelompok usia
pertengahanmiddle age. Peneliti menggunakan batasan usia elderly, old, dan very old
. Hal ini dikarenakan beberapa referensi mengatakan bahwa lansia adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun, seperti
yang dinyatakan dalam pasal 1 ayat 2, 3, 4, UU No.13 Tahun 1998
48
Universitas Sumatera Utara
49
tentang kesehatan pendidikan dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Berdasarkan
hasil penelitian usia mayoritas pada lansia yang menjadi responden adalah usia elderly atau usia 60-74 tahun, yaitu sebanyak 55 lansia
91,7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia
bersuku Jawa. Jumlah responden yang bersuku jawa adalah 26 lansia 43,3. Mayoritas lansia dalam penelitian ini beragama Islam, yaitu
33 orang 55. Untuk kondisi rongga mulut kebanyakan kondisi rongga mulut lansia yaitu terdapat gigi yang tanggalompong, dengan
jumlah lansia sebanyak 40 lansia 66,7. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa keluhanpenyakit yang paling banyak di alami
oleh lansia adalah hipertensi yaitu sebanyak 20 lansia 33,3. Rata-rata lansia memiliki jumlah penghasilan yang rendah atau
penghasilan di bawah UMR. Jumlah lansia yang berpenghasilan rendah yaitu sebanyak 35 orang 58,3. Peneliti mendapatkan hasil bahwa
lansia yang mengkonsumsi rokok lebih sedikit dibandingkan yang tidak merokok. Lansia yang tidak mengkonsumsi rokok sebanyak 33 orang
55,0. Dan hasil pengukuran menggunakkan IMT menunjukkan bahwa kebanyakan lansia memiliki nilai IMT dengan kategori gizi
normal. Lansia yang memiliki kategori gizi normal adalah sebanyak 40 lansia 66,7. Hasil karakteristik responden dapat dilihat pada tabel
5.1.
Universitas Sumatera Utara
50
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik Lansia di Desa Suka Makmur Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi n=60 lansia
Data demografi Frekuensi F
Presentase
Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan 32
28 53,3
46,7
Usia 60-74 tahun
75-90 tahun 90 tahun
55 4
1 91,7
6,7 1,7
Suku Jawa
Sunda Batak
Minang Lainnya
26 8
21 1
4 43,3
13,3 35,0
1,7 6,7
Agama Islam
Kristen Protestan Katolik
33 25
2 55,0
41,7 3,3
Kondisi rongga Mulut Menggunakan gigi palsu
Mukosa mulut kering T
gi y
erdapat gi
ang tanggal ompong
Adanya lukaulserasidimulut
Lainnya 5
13 40
2 8,3
21,7 66,7
3,3
Riwayat Penyakit Hipertensi
Artritis DM
Stroke Katarak
Lainnya
20 11
5 2
1 21
33,3 18,3
8,3 3,3
1,7 35,0
Jumlah Penghasilan 1.800.000
1.800.000 25
35 41,7
58,3
Kebiasaan Merokok Merokok
Tidak merokok 27
33 45,0
55,0
Universitas Sumatera Utara
51
Data demografi Frekuensi F
Presentase
IMT 18,5 kgm IMT 18,5-25 kgm2
IMT 25 kgm2 7
40 13
11,7 66,7
21,7
Total 60
1 00
Peneliti menggunakan instrumen MNA untuk menentukan status gizi lansia. Status gizi ditetapkan melalui dua tahap, yaitu tahap
Skriningshort MNA dan tahap pengkajianfull MNA. Pada tahap skrining, status gizi dikategorikan menjadi dua, yaitu normal dan tidak
membutuhkan pengkajian lebih lanjut serta malnutrisi dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut. Status gizi normal dan tidak
membutuhkan pengkajian lebih lanjut adalah jika nilai skrining ≥12,
jika nilai skrining ≤ 11 maka status gizi nya adalah mungkin malnutrisi
dan membutuhkan pengkajian lebi lanjut. Dari 60 responden hanya 9 lansia 15 yang memiliki status nutrisi yang normal sedangkan 51
lansia 85 kemungkinan mengalami malnutrisi sehingga memutuhkan pengkajian lebih lanjut. Distribusi lansia berdasarkan
short MNA dapat dilihat pada tabel 5.2
Tabel 5.2 Distribusi Lansia di Desa Suka Makmur Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan hasil Skrining short MNA
n=60 Hasil Short MNA
Frekuensi Presentase
Normaltidak berisiko 9
15,0 Dalam risiko Malnutrisi
51 85,0
Total 60 100
Universitas Sumatera Utara
52
Setelah dilakukan tahap skrining, ada 51 lansia yang harus lanjut ke tahap pengkajian. Tahap pengkajian menggunakan full MNA.
Pada akhir tahap ini akan didapatkan hasil kategori status gizi lansia. Apabila nilai pengkajian
≥24 maka dikategorikan nutrisi baik, apabila nilai pengkajian 17-23,5 maka dikategorikan dalam risiko malnutrisi,
dan apabila ≤17 maka dikategorikan malnutrisi. Dari hasil pengkajian
yang dilakukan pada 51 lansia 100 didapatkan hasil bahwa sebanyak 11 lansia 21,6 mengalami nutrisi baik, sebanyak 19 lansia
37,3 mengalami risiko malnutrisi, dan sebanyak 21 lansia 41,2 mengalami malnutrisi. Distribusi lansia berdasarkan hasil pengkajian
full MNA dapat dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3 Distribusi Lansia di Desa Suka Makmur Kecamatan SungaiBahar Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan hasil pengkajian full MNA n=51
Hasil full MNA Frekuensi F
Presentase
Nutrisi baik 11
21,6 Risiko malnutrisi
19 37,3
Malnutrisi 21 41,2
Total 51 100,0
5.1. Pembahasan