Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa konsep

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa konsep

sustainable development principle di dalam Deklarasi Rio Branco berupa pengintegrasian segala dukungan dana dan teknis untuk melindungi sistem iklim global; dengan mengurangi deforestasi dan degradasi hutan, serta penurunan tingkat emisi gas rumah kaca di wilayah yurisdiksi melalui berbagai kebijakan dan program tata kelola hutan tropis yang bersifat sustainable forest management berupa pengusahaan hutan dan lahan hutan yang mempertimbangkan keanekaragaman hayati, produktivitasnya, kapasitas regenerasi, vitalitas hutan dan potensinya untuk melindungi ekologis, ekonomi dan sosial, pada masa sekarang dan masa yang akan datang, baik pada tingkatan lokal, nasional dan global, dan pemenuhan fungsi itu tidak menyebabkan kerusakan pada ekosistem lain. Status hukum GCF termasuk kategori entitas yang bukan merupakan subjek hukum internasional, namun termasuk ke dalam 9 Kelompok Utama Majoring Group yang tercantum di Agenda 21, sehingga dapat terlibat dalam perjanjian internasional secara langsung maupun tidak langsung. Deklarasi Rio Branco sebagai hasil dari kolaborasi GCF merupakan suatu perjanjian internasional kategori soft-law yang tidak mempunyai daya hukum mengikat kecuali jika para pihak setuju untuk mengikatkan diri. Deklarasi ini tidak memuat klausul pengikatan dan pengesahan deklarasi kepada dan oleh negara dari si anggota penandatangan deklarasi. Deklarasi ini bukanlah termasuk sumber hukum internasional secara umum, namun memiliki potensi menjadi suatu sumber hukum lingkungan internasional mengingat pesatnya Universitas Sumatera Utara perkembangan hukum lingkungan internasional sekarang. Faktanya, ada beberapa fenomena yang menunjukkan bahwa sebuah dokumen soft law diambil bagiannya untuk dimasukkan ke dalam suatu perjanjian internasional yang lebih mengikat hard law. Setiap anggota GCF memiliki hak melakukan good governance sesuai dengan prinsip sub-country ownership dan peran Sub-national Desinated Authority. yang mengedepankan kedaulatan negara bagian dan provinsi anggota penerima dana dan berhak untuk menentukan arah, visi dan misi program yang akan dijalankan sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan para anggota. Setiap anggota GCF wajib melakukan berbagai langkah, tindakan juga strategi untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan di yurisdiksinya masing-masing dan memberdayakan masyarakat hutan dan lokal; baik itu berupa program dan perencanaan kebijakan pembuatan peraturan perundang-undangan, pembentukan lembaga serta pengalokasian anggaran. Hak dan kewajiban ini meski tidak diatur secara tegas, namun mengikat para pihak dengan asas Pacta Sunt Servanda.

B. Saran