36
dengan daerah yang lain, dengan demikian akan semakin rentan terhadap kondisi perekonomian mitra dagangnya.
3.6 Teknik Analisis Data
Untuk mengukur kerentanan terhadap pasar digunakan Indeks Konsentrasi Pasar Index of Trade Cobcentration atau Hirschman Herfindahl Index HHI,
dengan rumus sebagai berikut :
√ ∑
Dimana : Hi
: Hirschaman index xi
: Nilai ekspor produk tertentu x
: Nilai total ekspor Negara tertentu
Setelah daya saing produk serta ketentuannya terhadap pasar daerah tertentu, kemudian untuk mengetahui apakah daerah tersebut lebih baik menjadi
eksportir atau importir digunakan Indeks Spesialisasi Perdangan ISP dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
[ ] [ ]
Dimana : ISP
: Indeks spesialisasi perdagangan xi
: Ekspor barang tertentu Mi
: Impor barang tertentu
Rantang hasil perhitungan ini antara 0- 1, apabila nilai ISP ≥ 0,5 maka cenderung
sebagai eksportir dan apabila nilai ISP ≤ 0,5 atau sampai mendekati 0 maka lebih cenderung sebagai importir.
Universitas Sumatera Utara
37
1. Teknik Analisis Location Quotient
Teknik ini memiliki asumsi bahwa semua penduduk di suatu daerah mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan nasional
regional. Bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sector industri di daerah adalah sama dengan produktivitas pekerja dalam industri nasional. Setiap industri
menghasilkan barang yang homogen pada setiap sektor, dan bahwa perekonomian bangsa yang bersangkutan adalah suatu perekonomian tertutup.
Selain itu dapat digunaka juga analisis Location Quotient, analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergeseran
sektor basis suatu wialayah dengan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto PDRB sebagai indikator Pertumbuhan wilayah Adisasmita, 2005:29,
dalam Pantow, etc, 2015. Analisis Location Quotient merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui sektor basis dan non-basis yang
berada di Kutacane. Secara sistematis perhitungan LQ dinyatakan sebagai berikut: ⁄
⁄
Dimana : li
: Jumlah kontribusi PDRB pada sektor i di Kutacane e
: Jumlah kontribusi PDRB Seluruh sektor di Kutacane Li
: Jumlah kontribusi PDRB pada sektor i di Provinsi Aceh E
: Jumlah kontribusi PDRB seluruh sektor di Provinsi Aceh
Hasil analisis LQ adalah sebagai berikut : i.
Apabila LQ 1, menunjukka bahwa sektor i merupakan sektor unggulan diwilayah tersebut, artinya sektor tersebut memiliki peran sektor ekspor
diwilayah tersebut dan dapat di simpulkan merupakan sektor basis.
Universitas Sumatera Utara
38
ii. Apabila LQ 1, menunjukkan bahwa sektor i bukan merupakan sektor
unggulan diwilayah tersebut, artinya sektor tersebut tidak mempunyai peran sektor ekspor diwilayah tersebut justru akan mendatangkan impor
dari wilayah lain, dan dapat disimpulkan bukan merupakan sektor basis non basis
iii. Apabila LQ = 1, artinya peran sektor i tersebut di Kutacane setara dengan
peran sektor i di Provinsi Aceh. 2.
Analisis Shift Share Analisis ini digunakan untuk menentukan kinerja atau produktivitas suatu
daerah, pergeseran struktur, posisi relatif sektor-sektor ekonomi dan identifikasi sektor-sektor ekonomi potensial suatu daerah kemudian membandingkannya
dengan daerah yang lebih besar regionalnasional. Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama lain
Arsyad 1999. Tiga bidang yang saling berhubungan itu meliputi: 1.
Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan agregat secara sektoral kemudian dibuat perbandingan dengan
sektor perekonomian yang sama sebagai acuan, sehingga diketahui perubahan-perubahan dan perbandingannya.
2. Pergeseran proporsional proportional shift digunakan untuk mengukur
perubahan relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan. Pengukuran
ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah
Universitas Sumatera Utara
39
terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.
3. Pergeseran diferensial differential shift digunakan untuk membantu
dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah lokal dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu jika
pergeseran diferensial dari satu industri adalah positif, maka industri tersebut lebih tinggi daya saingnya dibanding industri yang sama pada
perekonomian yang dijadikan acuan. Glasson 1990 merumuskan analisis shift share adalah sebagai berikut:
Gj : Yjt
– Yjo 1 : Nj + Pj + Dj 2
Nj : Yjo Yt Yo
– Yjo 3 P + Dj : Yjt - Yt Yo Yjo 4
: Gj - Nj 5 Pj
: Σi [Yit Yio - Yt Yo] Yijo 6 Dj
: Σt [Yijt - Yit Yio Yijo] 7 : P + Dj
– Pj 8
Dimana : Gj
: Pertumbuhan PDRB Total Kabupaten Aceh Tenggara Nj
: Komponen Share di Kabupaten Aceh Tenggara P + Dj
: Komponen Net Shift di Kabupaten Aceh Tenggar Pj
: Proportional Shift Kabupaten Aceh Tenggara Dj
: Diferential Shift Kabupaten Aceh Tenggara Yj
: PDRB total Kabupaten Aceh Tenggara Yjo
: PDRB total Kabupaten Aceh Tenggara periode awal Yjt
: PDRB total Kabupaten Aceh Tenggara periode akhir Y
: PDRB Total Propinsi Aceh i
: Subsektor pada PDRB.
Hasil analisis LQ adalah sebagai berikut : 1.
Jika Dj 0, maka pertumbuhan sektor i di Kabupaten Aceh Tenggara lebih cepat dari pertumbuhan sektor yang sama di Propinsi Aceh dan bila Dj 0,
Universitas Sumatera Utara
40
berarti pertumbuhan sektor i di Kabupaten Aceh Tenggara relatif lebih lambat dari pertumbuhan sektor yang sama di Propinsi Aceh.
2. Bila Pj 0, maka Kabupaten Aceh Tenggara akan berspesialisasi pada sektor
yang di tingkat propinsi tumbuh lebih cepat. Sebaliknya jika Pj 0, maka Kabupaten Aceh Tenggara akan berspesialisasi pada sektor yang di tingkat
propinsi tumbuh lebih lambat.
Universitas Sumatera Utara
41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum