Universitas Sumatera Utara 2.2.8.
Prognosis
Pada umumnya prognosis kasus kandidiasis adalah baik, tapi tingkat berat dan ringan keparahan kandidiasis bergantung pada faktor predisposisinya.
2.2.9. Diagnosa banding
Diagnosa banding kandidiasis interdigitalis pedis adalah tinea pedis Athlete’s foot.
6
2.2.9.1. Tinea pedis Athlete’s foot
Tinea pedis ialah penyakit kulit pada kaki yang disebabkkan oleh golongan jamur dermatofita Microsporum, Trichopyhton, Epidermophyton.
Orang awam biasa menyebutnya dengan kutu air.
6
Tinea pedis yang tersering dilihat di sela-sela jari kaki IV dan V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Aspek klinis berupa kulit putih dan
rapuh.Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka aka terlihat kulit baru.
6
Tinea sering dialami pada orang yang bekerja pada tempat basah, lembab dan pada orang yang sering menggunakan sepatu.
Penegakkan diagnosis ditemukan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium diperlukan bahan klinis berupa
kerokan kulit, rambut, dan kuku.
6
Pemeriksaan langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop, mula- mula dengan pembesaran 10x10, kemudian dengan pembesaran 10x45.
Sediaan bahas dibuat dengan meletakkan bahan diatas gelas alas,kemudian ditambahkan 1-2 tetes larutah KOH 10 untuk kulit, 20 untuk
kulit dan kuku. Setelah sediaan dicampur dengan larutan KOH, ditunggu 15-20 menit hal ini diperlukan untuk melarutkan jaringan.
6
Pemeriksaan dengan
pembiakan diperlukan
untuk menyokong
pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media agar
dekstrosa Sabouraud. Pada agar Sabouraud dapat ditambahkan antibiotik kloramfenikol atau ditambah pula klorheksimid. Kedua zat tersebut diperlukan
untuk menghindarknan kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan.
Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6. Mikroskopis Microsporum
gypseum.
14
Gambar 2.7. Mikroskopis Tricophyton.
14
2.2.9.2 Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis kontak iritan adalah suatu bentuk reaksi peradangan kulit yang disebabkan oleh paparan senyawa iritan yang menyebabkan rusaknya kulit secara
kimiawi.
17
Penyebabnya berupa alkali, asam, pelarut,sabun, deterjen, dan berbagai bahan kimia yang terdapat di rumah dan tempat kerja yang merusak kulit setelah
kontak berulang. Senyawa iritan tersebut dapat menghilangkan kelembapan dan merusak lapisan luar kulit.
17,18