Gejala Klinis Kandidiasis Interdigitalis Pedis

Universitas Sumatera Utara 2.2.6. Diagnosis Diagnosis harus berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaaan laboratorium. Berikut pemeriksaan laboratorium secara langsung maupun dengan pembiakan terlebih dahulu : 1. Pemeriksaan langsung Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu. 2. Pemeriksaan biakan Bahan yang diperiksa ditanam dalam agar dektrosa glukosa Sabouraud, dapat ditambahi antibiotik kloramfenikol untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Pembenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37 o C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam berupa koloni ragi. Identifikasi Candida dapat albicans dilakukan dengan cara menanamkan kembali koloni yang telah tumbuh pada agar cornmeal. Sesudah 24 jam ditanamkan dapat dilihat adanya klamidospora. 6

2.2.7. Pengobatan

Pengobatan kandidiasis sebagai berikut : 1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi. 2. Topikal, yaitu: larutan ungu gentian 1-2 untuk kulit dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari, nistatin berupa krim, salap, emulsi,amfoterisin B, Mikonazol 2 berupa krim atau bedak, Klotromazol 1 berupa bedak, larutan, dan krim, Tiokonazol,bufonazol,isokonazol. 3. Sistemik yaitu tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi lokal dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus, Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik. 6 Universitas Sumatera Utara 2.2.8. Prognosis Pada umumnya prognosis kasus kandidiasis adalah baik, tapi tingkat berat dan ringan keparahan kandidiasis bergantung pada faktor predisposisinya.

2.2.9. Diagnosa banding

Diagnosa banding kandidiasis interdigitalis pedis adalah tinea pedis Athlete’s foot. 6

2.2.9.1. Tinea pedis Athlete’s foot

Tinea pedis ialah penyakit kulit pada kaki yang disebabkkan oleh golongan jamur dermatofita Microsporum, Trichopyhton, Epidermophyton. Orang awam biasa menyebutnya dengan kutu air. 6 Tinea pedis yang tersering dilihat di sela-sela jari kaki IV dan V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Aspek klinis berupa kulit putih dan rapuh.Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka aka terlihat kulit baru. 6 Tinea sering dialami pada orang yang bekerja pada tempat basah, lembab dan pada orang yang sering menggunakan sepatu. Penegakkan diagnosis ditemukan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium diperlukan bahan klinis berupa kerokan kulit, rambut, dan kuku. 6 Pemeriksaan langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop, mula- mula dengan pembesaran 10x10, kemudian dengan pembesaran 10x45. Sediaan bahas dibuat dengan meletakkan bahan diatas gelas alas,kemudian ditambahkan 1-2 tetes larutah KOH 10 untuk kulit, 20 untuk kulit dan kuku. Setelah sediaan dicampur dengan larutan KOH, ditunggu 15-20 menit hal ini diperlukan untuk melarutkan jaringan. 6 Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media agar dekstrosa Sabouraud. Pada agar Sabouraud dapat ditambahkan antibiotik kloramfenikol atau ditambah pula klorheksimid. Kedua zat tersebut diperlukan untuk menghindarknan kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan.