Latar Belakang Kepada Peneliti Selanjutnya

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan sumberdaya perairan yang melimpah. Sumberdaya perairan Indonesia merupakan sektor potensial untuk dikelola dan diusahakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pesisir sebagai sumber ekonomi keluarga. Pada umumnya masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah pesisir memilih untuk mengelola sumberdaya perairan dengan bekerja sebagai nelayan. Data dari Departemen Kelautan dan Perikanan, setiap tahun sektor perikanan mampu meningkatkan sumbangannya terhadap pendapatan negara bukan pajak. Namun ironisnya masyarakat nelayan merupakan golongan masyarakat paling miskin di Asia bahkan di dunia. Mulyadi, 2005. Belakangan ini isu tentang kemiskinan pada masyarakat nelayan sedang ramai diperbincangkan, khususunya di Indonesia. Menurut Martadiningrat 2008 salah satu komunitas Bangsa Indonesia yang teridentifikasi sebagai golongan miskin saat ini adalah nelayan, dimana sedikitnya 14,59 juta jiwa sekitar 90 persen dari 16,2 juta jumlah nelayan di Indonesia masih berada dibawah garis kemiskinan. Persoalan yang dihadapi nelayan dikarenakan tingkat perekonomian nelayan yang semakin menurun sehingga menyebabkan merajalelanya kemiskinan di kalangan nelayan dan masyarakat pesisir. Padahal melaut adalah salah satu mata pencaharian utama guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menafkahi anggota Universitas Sumatera Utara keluarga. Peliknya kemiskinan yang menimpa nelayan, membuat hidup para nelayan ini menjadi pasang surut. Ilahi, 2010. Kemiskinan pada nelayan terjadi karena pendapatan suami yang bekerja sebagai nelayan tergolong rendah dan tidak pasti. Pendapatan nelayan yang rendah ini menuntut istri nelayan untuk melakukan suatu usaha ataupun untuk bekerja guna menyiasati kemiskinan yang dialami keluarganya. Apabila istri nelayan hanya mengandalkan pendapatan suami sebagai nelayan, akan sulit bagi keluarga nelayan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya Yuzwar, 2007. Istri nelayan diharuskan bekerja untuk mencari pendapatan tambahan karena pendapatan suami dari hasil melaut yang rendah dan tidak pasti. Ketidakpastian dan rendahnya pendapatan suami sebagai nelayan mengharuskan para wanita juga memikul beban tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga, kebutuhan sekolah anak dan kebutuhan relasi sosial kampung, semisal hajatan atau iuran acara kampung lainnya. Selama ini istri nelayan bekerja menjadi pengumpul kerang-kerangan, pengolah hasil ikan, pembersih perahu yang baru mendarat, membuat atau memperbaiki jaring, pedagang ikan, dan membuka warung. Namun, peran istri nelayan yang bekerja di lingkungan nelayan belum dianggap sebagai penghasil pendapatan keluarga, hanya dianggap sebagai income tambahan Anonimous, 2008. Kondisi masyarakat pada saat ini, mulai berubah. konsep-konsep mengenai citra, peran dan status perempuan sudah agak bergeser. Banyak istri yang bekerja mencari nafkah di luar rumah. Namun hingga saat ini meskipun istri bekerja dan berpenghasilan, sang suami tetap tidak ingin bila posisi istri melebihi sang suami. Universitas Sumatera Utara Penghasilan suami tetap merupakan penghasilan pokok bagi keluarga. Di samping istri bekerja mencari nafkah di luar rumah tanggung jawab urusan rumah tangga tetap ada di pihak istri sehingga dapat dibayangkan beratnya beban yang ditanggung oleh seorang istri bila bekerja di luar rumah. Ketertinggalan istri apabila ditelusuri lebih lanjut kelihatannya berpangkal pada pembagian pekerjaan secara seksual di dalam masyarakat di mana peran istri yang utama adalah lingkungan rumah tangga dan peran pria yang utama di luar rumah sebagai pencari nafkah utama. Pembagian kerja secara seksual ini jelas tidak adil bagi istri sebab pembagian kerja seperti ini selain mengurung istri juga menempatkan wanita pada kedudukan subordinat terhadap pria, sehingga cita-cita untuk mewujudkan wanita sebagai mitra sejajar pria, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat mungkin akan sulit terlaksana Ihromi,1995. Seorang istri yang memilih bekerja harus mampu membagi waktunya antara waktu mengurus rumah tangga dengan waktu untuk bekerja sehingga tidak terjadi konflik pada rumah tangga. Perempuan setelah bekerja diluar tidak langsung beristirahat tetapi langsung melakukan pekerjaan domestiknya dan berperan sebagai ibu dan istri bagi anak dan suaminya. Berbeda dengan laki-laki yang bekerja setelah jam kerja selesai, maka setibanya dirumah suami langsung istirahat dan tidak memikirkan rumah yang berantakan. Beban kerja ini disebabkan oleh adanya pandangan atau keyakinan di masyarakat bahwa pekerjaan domestik tidaklah menonjol dan dianggap memang sudah menjadi kewajiban perempuan untuk melakukannya. Universitas Sumatera Utara Masalah peran ganda pada istri nelayan ini terjadi di salah satu desa di Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah Pesisir Timur Sumatera Utara dimana banyak masyarakat di kabupaten ini memilih untuk bekerja sebagai nelayan. Jumlah nelayan di Kabupaten Serdang Bedagai menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Nelayan di Kabupaten Serdang Bedagai Berdasarkan Kecamatan, 2013 No. Kecamatan Waktu Penuh Jiwa Sambilan Jiwa Jumlah Jiwa 1 Kotarih - - - 2 Silinda - - - 3 Bintangbayu - - - 4 Dolok Masihul - - - 5 Serbajadi - - - 6 Sipispis - - - 7 Dolok Merawan - - - 8 Tebing Tinggi - - - 9 Tebing Syahbandar - - - 10 Bandar Khalifah 1.041 592 592 11 Tanjung Beringin 4.532 651 5.183 12 Sei Rampah 60 134 194 13 Sei Bamban - - - 14 Teluk Mengkudu 2.542 1.147 3.689 15 Perbaungan 142 83 225 16 Pegajahan - - - 17 Pantai Cermin 1.464 362 1.826 Total 9.781 2.969 12.750 Sumber: Badan Pusat Statisik BPS Serdang Bedagai 2014 Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa Kecamatan Tanjung Beringin merupakan kecamatan dengan jumlah nelayan terbesar di Kabupaten Serdang Bedagai. Total nelayan pada kecamatan ini berjumlah 5.183 jiwa yang terdiri dari 4.532 nelayan waktu penuh dan 651 nelayan sambilan. Universitas Sumatera Utara Kecamatan Tanjung Beringin memiliki beberapa desa yang dekat dengan perairan salah satunya adalah Desa Pekan Tanjung Beringin. Mayoritas masyarakat di Desa pekan Tanjung Beringin memilih untuk bekerja sebagai nelayan. Hasil penelitian Riyani 2016 tingkat pendapatan nelayan di Desa Pekan Tanjung Beringin masih tergolong rendah dengan rata-rata pendapatan nelayan sebesar Rp1.207.000bulan. Berdasarkan Upah Minimum Kabupaten Serdang Bedagai, indikator pendapatan minimum yang diterima oleh penduduk adalah Rp1.635.000bulan. Rendahnya pendapatan suami sebagai nelayan membuat beberapa istri nelayan di Desa Pekan Tanjung Beringin memilih untuk bekerja atau melakukan usaha sampingan peran ganda. Dalam melakukan peran ganda istri nelayan di Desa Pekan Tanjung Beringin ini harus mampu mengatur waktunya antara mengurus rumah tangga dan juga bekerjaberusaha agar tidak terjadi konflik dalam rumah tangganya. Berdasarkan hal-hal di atas maka akan diteliti bagaimana peran ganda istri nelayan dan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga di Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai.

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 1 13

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 6

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 18

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 4

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 22

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 13

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 2

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 6

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 24