Kesimpulan Saran Tinjauan Yuridis Kekerasan Seksual Terhadap Anak Di Bawah Umur Ditinjau Dari Sudut Kriminologi (Studi Kasus Putusan NO. 95/Pid.B/2013/PN.MDN)”

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan dan melakukan pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis memberi kesimpulan dan saran sebagai berikut ini: 1. Tindakan kekerasan seksual sesungguhnya adalah tindakan kriminal yang dapat menimbulkan keresahan pada masyarakat khususnya anak di bawah umur. Faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual terhadap anak pada umumnya disebabkan kurangnya perhatian dari keluarga maupun pihak pemerintah dalam perlindungan anak. Artinya, keluarga berperan besar dalam mendidik anak agar anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan daya tahan yang tangguh sehingga tidak menjadi korban seksual berkepanjangan. Di sisi lain, pemerintah harus memiliki keinginan kuat untuk memperkuat sistem keamanan sosial agar tidak terjadi lagi kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. 2. Pengaturan tindak pidana kekerasan seksual pada anak sesuai dengan putusan Pengadilan Negeri Medan No. 95Pid.B2013PN.Mdn, masih belum sepenuhnya mengacu pada UU No. 232002 tentang Perlindungan Anak dan UU No.112012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, karena hanya menetapkan hukuman 7 tahun 6 bulan dan denda Rp 60.000.000.-

B. Saran

Pemecahan yang menyeluruh untuk mencegah tindak kekerasan seksual terhadap anak-anak terlebih dahulu berfokus pada anak, yakni dengan mengajari anak metode berani. Metode tersebut adalah sebagai berikut : a. Badanmu adalah milikmu Tubuh adalah milik pribadi terutama bagian tubuh yang tertutup oleh pakaian dalam. Bagian tubuh itu tidak boleh dilihat, apalagi disentuh orang lain. Kadang, anggota keluarga, dokter, atau suster harus menyentuh bagian Universitas Sumatera Utara yang tertutup itu. Tapi aturannya, mereka harus menjelaskan mengapa dan apa tujuan sentuhan itu. b. Enggak ya enggak Semua orang berhak untuk bilang tidak, enggak, atau melarang orang melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Bahkan, kita punya hak untuk berkata tidak pada mama atau anggota keluarga yang lain. Ingat, yang memiliki kontrol atas tubuh dan perasaanmu itu hanya kita. c. Rahasia yang harus dibagi Rahasia yang tidak boleh membuatmu khawatir atau sedih. Jika rahasia itu membuatmu sedih, beritahu mama atau orang dewasa yang kamu percaya, misalnya papa atau guru. Kamu tidak akan mendapat masalah jika berbagi rahasia yang membuatmu sedih. d. Ayo mengobrol Jika ada hal-hal yang membuatmu sedih atau khawatir, bicarakan pada mama atau orang dewasa yang lain. Mama akan mendengarkan dan memberi kamu bantuan. Jika kamu segan pada mama, bicarakan pada papa, guru, atau nenek. e. Niat jahat harus di lawan Jika ada seseorang yang memaksa kamu untuk membuka baju atau mereka memaksa kamu untuk melakukan hal-hal yang tidak kamu inginkan atau membuat kamu malu, kamu harus melawan. Berteriaklah atau lari meminta bantuan kepada orang dewasa yang lain. Niat jahat orang itu harus dilawan. f. Ingat Tubuhmu adalah milikmu Ingatkan lagi pada anak bahwa tubuhnya adalah miliknya. Tidak ada oranglain yang boleh melakukan hal-hal yang akan membuatnya malu, marah, atau merasa tidak nyaman. Kalau ada yang berusaha demikian, cari bantuan ke mama atau orang dewasa yang lain yang kamu kenal. Universitas Sumatera Utara Setelah itu, berfokus pada masyarakat sendiri, yakni dengan mengubah persepsi mereka tentang tindak kekerasan terhadap anak-anak. Namun upaya tersebut selayaknya dapat ditunjang oleh upaya lainnya yang lebih mendekati sasaran, seperti: a. Pengaturan kembali mengenai tindak kekerasan seksual terhadap anak-anak dalam ketentuan perundang-undangan, sehingga lebih dapat mencakup banyak perilaku yang sampai kini belum dicakup dalam peraturan perundang-undangan, misalnya polisi dan hakim dalam memberantas kejahatan pada anak khususnya kekerasan terhadap anak sebaiknya menggunakan Undang-Undang Perlindungan Anak, dimana ancaman hukumannya lebih berat dibandingkan undang-undang yang lainnya termasuk KUHP. Masa hukumannya paling lama 15 lima belas tahun penjara dan paling singkat 3 tiga tahun penjara. b. Anak yang mengalami kekerasan seksual tersebut harus diberi perlindungan khusus, seperti:  Mendapat perlindungan dari aparat yang berwenang, ketika anak korban tersebut memberikan kesaksian sehingga pelaku dijatuhi hukuman yang sepantasnya;  Memperoleh ganti kerugian atas kerugian yang dideritanya, baik dari pemerintah sebagai organisasi yang berkewajiban memberi perlindungan pada dirinya, maupun dari perilaku kejahatan yang telah menyebabkan kerugian yang luar biasa pada korban;  Memperoleh bantuan medis, psikologis, hukum dan sosial, terutama untuk mengembalikan kepercayaan pada dirinya, merawat dan menyembuhkan cedera yang dialaminya;  Memperoleh informasi mengenai perkembangan kasus dan juga keputusan hakim. Universitas Sumatera Utara c. Memberlakukan prosedur khusus dalam lembaga penegak hukum terutama kepolisian dalam menangani kasus-kasus yang berkenaan dengan tindak kekerasan seksual terhadap anak. Prosedur ini harus dipastikan dapat menyelesaikan kasus dengan adil dan berlandaskan hukum. Selain itu, diadakan pelatihan para petugas penegak hukum mengenai tindak kekerasan sekual terhadap anak, termasuk melatih mereka agar lebih peka terhadap masalah kekerasan ini. Selain dari lembaga penegak hukum, partisipasi publik juga harus ikut membantu agar terjadi perubahan. Universitas Sumatera Utara BAB II FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR

A. Faktor-Faktor Timbulnya Kekerasan Seksual