2.2.2 Pengetahuan Knowledge
Menurut Mustopadidjaja 2008, pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang dalam suatu bidang tertentu dan keterampilan adalah
kemampuan untuk melaksanakan tugas tertentu baik mental ataupun fisik. Notoatmodjo 2007 berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang overt behaviour. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat
bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang. Semakin
banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut WHO World Health
Universitas Sumatera Utara
Organization , salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri Wawan dan Dewi, 2010. Menurut Roger 1974 dalam Notoatmodjo 2007 Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overtbehaviour yang memiliki 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu know, mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall
tehadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami comprehension, suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau mengerti harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi application, kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum
– hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situai yang lain. Misalnya : dapat menggunakan
prinsip – prinsip siklus pemecahan masalah problem solving cycle di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4. Analisis analysis, kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
Universitas Sumatera Utara
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemapuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata
– kata kerja; dapat menggambarkan membuat sebagian, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis synthesis, kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian
– bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi -
formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan
– rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi evaluation, kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
– penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria
– kriteria yang ada, misalnya dapat membandingkan anak yang cukup gizi dengan anak yang
kekurangan gizi.
2.2.3 Sikap Attitude