Grafik 4.3 Piramida Penduduk Kota Subulussalam
Tahun 2012
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2012
Komposisi penduduk di Kota Subulussalam menurut kelompok umur, antara lain; kelompok umur muda 0-14 tahun sebesar 40,09 , kelompok umur
produktif 15-64 tahun sebesar 57,83 dan kelompok umur tua ≥ 65 tahun
sebesar 2,08 , dengan angka beban tanggungan Dependency Ratio penduduk Kota Subulussalam pada tahun 2012 sebesar 72,92.
4.1.2.3 Rasio Jenis Kelamin
Pada tahun 2012, rasio jenis kelamin penduduk kota Subulussalam berada di atas 100. Ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kota Subulussalam lebih
banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Yang mana untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki.
6,000 4,000
2,000 2,000
4,000 6,000
0 - 4 10 - 14
20 - 24 30 - 34
40 - 44 50 - 54
60 - 64 70 - 74
Perempuan Laki - Laki
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.4 Rasio Beban Tanggungan
Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara banyaknya orang yang belum produktif usia kurang dari 15 tahun dan tidak produktif lagi usia 65
tahun ke atas dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif 15 - 64 tahun.
Rasio ketergantungan penduduk Kota Subulussalam pada tahun 2012 sebesar 72,92. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif 15
– 64 tahun terdapat sekitar 73 orang usia tidak produktif 0-14 dan 65 tahun, yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah.
4.1.2.5 Pendidikan
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu kota adalah tersedianya cukup sumber daya manusia SDM yang berkualitas. Peningkatan
SDM saat ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan, terutama penduduk kelompok usia
sekolah umur 7 – 24 tahun.
Jumlah murid menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan di Kota Subulussalam tahun 2011 adalah 13.365 orang SD, 5.730 orang SMTP, 2.873
orang SMTA dan 1.168 orang SMK.
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.4 Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan
Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Kota Subulussalam Tahun 2011
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Subulussalam Tahun 2011
4.1.2.6 Keadaan Ekonomi
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Produk Domestik Regional
Bruto PDRB Kota Subulussalam mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke tahun 2011, yaitu dari 354.425,94 juta rupiah menjadi 394.316,07 juta rupiah.
Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan volume produksi barang dan jasa serta kenaikan harga dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Pertanian masih
merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB di tahun 2011, dengan kontribusi sebesar 33,84, disusul oleh perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 29,93 dan sektor bangunan dan konstruksi sebesar 20,77.
- 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
120.0 140.0
160.0
SD SMTP
SMTA SMK
DIPLOMA SARJANA
142.0
- 27.0
14.0 58.0
72.0
Universitas Sumatera Utara
Laju pertumbuhan PDRB tertinggi terdapat pada sektor industri dan air minum sebesar 13,23 disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran
sebesar 12,61. Sedangkan laju pertumbuhan yang paling rendah terdapat pada sektor pertanian sebesar 1,17.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan angkatan kerja dan kesempatan kerja. Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas definisi
operasional angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan penganggur. Sementara bekerja
menurut definisi Sakernas adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau
keuntungan , paling sedikit 1 jam tidak terputus dalam seminggu yang lalu. Kegiatan itu juga termasuk kegiatan pekerja tidak dibayar yang membantu dalam
suatu usaha atau kegiatan ekonomi. Proporsi pengangguran terbuka dari angkatan kerja menunjukkan tingkat
keberhasilan pembangunan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Berdasarkan publikasi data Sakernas BPS Tahun 2011 terjadi peningkatan angka
pengangguran. Hal ini disebabkan peningkatan angkatan kerja lebih kecil dibanding jumlah tenaga kerja yang diserap. Hal tersebut dapat disebabkan
minimnya lapangan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Penduduk Berumur 15 Tahun Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin Di Kota Subulussalam Tahun 2011
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki
Perempuan Jumlah
Angkatan Kerja 16.587
9.816 26.403
Bekerja 15.361
8.882 24.243
Pengangguran 1.226
934 2.160
Bukan Angkatan Kerja 3.779
10.729 14.508
Jumlah 20.366
20.545 40.911
Sumber: Subulussalam Dalam Angka Tahun 2011
Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang
dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang terhadap penyakit-penyakit tertentu. Fenomena gizi buruk dan kurang seringkali dikaitkan dengan kondisi
ekonomi yang buruk. Kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan ekonomi penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan maupun non
makanan yang diukur dari pengeluaran. Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan cara penetapan nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan
maupun non makanan yang harus dipenuhi seseorang untuk dapat hidup layak. Berikut presentase banyaknya keluarga pra sejahtera menurut kecamatan grafik
4.5 dan presentase penduduk miskin di Kota Subulussalam grafik 4.6 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.5 Presentase Banyaknya Keluarga Pra Sejahtera Menurut Kecamatan
di Kota Subulussalam Tahun 2011
Sumber: Subulussalam Dalam Angka Tahun 2011
Grafik 4.6 Presentase Penduduk Miskin di Kota Subulussalam
Tahun 2007 – 2011
Sumber: Subulussalam Dalam Angka Tahun 2011
Simpang Kiri, 37.194
Penanggalan, 8.073
R u n d e n g, 23.162
Sultan Daulat, 9.226
Longkib, 22.345
30.16 28.99
26.8
24.36
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32
2007 2008
2009 2010
Universitas Sumatera Utara
4.2 Analisis Univariat