Sikap Attitude Kompetensi .1 Definisi Kompetensi

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemapuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata – kata kerja; dapat menggambarkan membuat sebagian, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5. Sintesis synthesis, kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi - formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi evaluation, kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang ada, misalnya dapat membandingkan anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi.

2.2.3 Sikap Attitude

Mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku individu terhadap manusia lainnya atau sesuatu yang sedang dihadapi oleh individu, bahkan terhadap diri individu itu sendiri disebut fenomena sikap. Fenomena sikap yang timbul tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang sedang dihadapi tetapi juga ada kaitannya dengan pengalaman-pengalaman masa lalu, oleh situasi di saat sekarang, dan oleh harapan-harapan untuk masa yang akan datang. Sikap Universitas Sumatera Utara manusia, atau untuk singkatnya disebut sikap, telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli Azwar, 2007. Menurut Allport 1954 dalam Notoatmodjo 2007 menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok, yakni : 1 Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. 2 Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. 3 Kecenderungan untuk bertindak trend to behave . Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosional memegang peranan yang sangat penting. Sikap terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu : 1. Menerima Receiving, diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatiannya terhadap ceramah-ceramah yang berkaitan dengan ilmu gizi. 2. Merespons Responding, memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang tersebut telah menerima ide. 3. Menghargai Valuing, mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya, seorang ibu yang mengajak ibu yang lain untuk pergi Universitas Sumatera Utara menimbang anaknya di posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. 4. Bertanggung jawab Responsible, bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.

2.2.4 Keterampilan Skill