Penentuan Rumus Molekul Mengenal Puncak Ion Molekul

M e M 2e Suatu spektrum massa menyatakan massa-massa bermuatan positif terhadap konsentrasi nisbinya. Puncak paling tinggi pada spektrum disebut puncak dasar base peak, dinyatakan dengan nilai 100 dan kekuatan tinggi x faktor kepekaan puncak-puncak lain, termasuk puncak ion molekulnya, dinyatakan sebagai persentase puncak dasar tersebut. Puncak ion molekul biasanya merupakan puncak-puncak dengan bilangan massa tertinggi, kecuali terdapat puncak-puncak isotop.

2.5.3.1. Penentuan Rumus Molekul

Penentuan rumus molekul yang mungkin dari kekuatan puncak isotop hanya dapatdilakukan jika puncak ion molekul termaksud cukup kuat hingga puncak tersebut dapat diukur dengan cermat sekali. Misalnya suatu senyawa mengandung 1 atom karbon. Maka untuk tiap 100 molekul yang mengandung satu atom 12 C, sekitar 1,08 molekul mengandung satu atom C 13 . Karenanya molekul-molekul ini akan menghasilkan sebuah puncak M + 1 yang besarnya 1,08 kuat puncak ion molekulnya, sedangkan atom-atom H 2 akan memberikan sumbangan tambahan yang amat lemah pada puncak M + 1. Jika suatu senyawa mengandung sebuah atom sulfur, puncak M + 2 akan menjadi 4,4 puncak induk Silverstein,dkk.1981.

2.5.3.2. Mengenal Puncak Ion Molekul

Ada 2 keadaan yang menyebabkan sukar mengenal ion molekul : 1. Ion molekul tidak terlihat atau lemah. Dapat diatasi dengan membuat spektrum dengan kepekaan tinggi tetapi akn menurunkan resolusi atau dengan menggunakan cuplikan yang lebih besar. 2. Ion molekul ada tetapi merupakan satu dari beberapa puncak lainnya. Hal ini dipertanyakan kemurniannya. Jika senyawa ini dianggap telah murni, masalah selanjutnya adalah mengenal puncak ion molekul dari puncak M- 1. Satu pengujian yang baik adalah mengurangi intensitas semua puncak tetapi akan menaikkan intensitas ion molekul dibandingkan dengan puncak lain, termasuk puncak ion fragmen dari pengotor Sudjadi, 1983. 3. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dimana bahan penelitian berupa daun Bangun-bangun segar yang diambil dari Desa Kedai Durian, Jalan Ardagusema, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang. Untuk mendapatkan minyak atsiri, daun Bangun-bangun yang telah dirajang didestilasi dengan menggunakan alat Stahl. Minyak yang dihasilkan selanjutnya dianalisa dengan GC-MS di laboratorium Kimia Organik UGM Yogyakarta. 3.2 Alat-alat yang digunakan - Gelas ukur Jena - Gelas Erlenmeyer pyrex - Gelas Beaker pyrex - Penangas minyak - Pisau dan Gunting - Corong kaca Jena - Corong pisah pyrex - Timbangan pyrex - Termometer pyrex - Alumunium foil - Kertas saring No.42 Whatman - Alat Stahl Jena - Alat GC-MS Shimadzu QP 2010S Universitas Sumatera Utara

3.3 Bahan-bahan yang digunakan -

Daun Bangun-bangun segar - Air - Eter p.a E. merck - Na 2 SO 4 anhidrat p.a E. merck 3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Isolasi Minyak Atsiri dari daun Bangun-bangun Daun Bangun-bangun ditimbang sebanyak 1 kg lalu diiris tipis-tipis dan dimasukkan kedalam labu alas lalu ditambahkan air sampai sampel terendam kemudian didestilasi Stahl hingga destilat yang diperoleh jernih. Minyak yang terdestilasi dapat dibaca pada skala buret pada alat Sthal, kemudian ditampung destilat dengan gelas Erlenmeyer lalu dimasukkan kedalam corong pisah dan ditambahkan 10 ml Eter, dikocok-kocok dan didiamkan ± 10 menit, terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas minyak dengan Eter lalu untuk mengeringkan air yang tersisa ditambahkan Na 2 SO 4 anhidrat kemudian disaring dan diuapkan maka diperoleh minyak atsiri dari Daun Bangun-bangun kemudian dilakukan analisa komponen kimia dari Daun Bangun-bangun dengan alat GC-MS Universitas Sumatera Utara

3.4.2 Bagan Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Dari Daun Jeruk Bali Merah (Citrus Maxima (Burm.) Merr) Secara Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (Gc-Ms)

2 98 70

Analisis Secara GC-MS Komponen Minyak Atsiri dari Rimpang Tanaman Jerangau (Acorus calamus) Hasil isolasi Menggunakan Metode Hidrodestilasi Dibandingkan dengan Destilasi Uap

8 80 131

Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Daun Tumbuhan Bangun-Bangun(Plectranthus Amboinicus (Lour.) Spreng.)

17 99 75

Analisis Komponen Minyak Atsiri dari Daun Tembelekan (Lantana camara L.) secara Kromatografi Gas – Spektrometri Massa (GC-MS)

19 169 58

Isolasi Minyak Atsiri dari Sereh Merah (Andropogon citratus DC.) Segar dan Kering Serta Analisis Komponen Secara GC-MS

5 68 93

Analisis Secara Gc-Ms Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Tanaman Jerangau (Acoruscalamus) Hasil Isolasi Menggunakan Metode Hidrodestilasi Dibandingkan Dengan Destilasi Uap

7 81 131

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Minyak Atsiri dari Daun Salam Koja (Murraya koenigii L. Spreng) Segar dan Kering serta Analisis Komponennya Secara GC-MS

12 85 101

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Atsiri - Analisa Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun Bangun−Bangun (Plectranthus amboinicus (lour) spreng) Secara GC−MS

0 0 10

ANALISA KOMPONEN KIMIA MINYAK ATSIRI DARI DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (lour) spreng) SECARA GC-MS SKRIPSI ADE SURYA AYU LESTARI

0 0 12

Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Daun Tumbuhan Bangun-Bangun(Plectranthus Amboinicus (Lour.) Spreng.)

0 0 12