2.5.1 Kromatografi Gas
Kromatografi gas adalah metode kromatografi pertama yang
dikembangkan pada zaman instrument dan elektrokimia yang telah merevolusi keilmuan selama lebih dari tiga puluh tahun. Tekanan uap atau keatsirian
memungkinkan komponen menguap dan bergerak bersama-sama dengan fase gerak yang berupa gas. Waktu yang diperlukan untuk memisahkan campuran
sangat beragam, tergantung banyaknya komponen dalam suatu campuran, semakin banyak komponen yang terdapat dalam suatu campuran maka waktu
yang diperlukan semakin lama Gritter J,dkk, 1991.
2.5.1.1. Gas Pembawa
Faktor yang menyebabkan suatu senyawa bergerak melalui kolom kromatografi gas ialah keatsiriannya, aliran gas yang melalui kolom yang diukur
dalam satuan mlmenit. Gas pembawa yang paling sering dipakai adalah helium He, argon Ar, nitrogen N
2
, hidrogen H
2
, dan karbon dioksida CO
2
. Keuntungannya adalah karena semua gas ini tidak reaktif dan dapat dibeli dalam
keadaan murni dan kering yang dikemas dalam tangki bertekanan tinggi. Gas pembawa harus bersifat inert tidak bereaksi dengan sampel, pelarut sampel,
material dalam kolom, murni dan mudah diperoleh.
2.5.1.2. Kolom
Kolom dapat terbuat dari tembaga, baja tahan karat, aluminium, atau gelas. Kolom dapt berbentuk lurus, melengkung, ataupun gulungan spiral
sehingga lebig menghemat ruang. Ada dua jenis kolom yaitu kolom kemas dan kolom kapiler.
-Kolom kemas adalah pipa yang terbuat dari logam, kaca, atau plastik yang berisi
penyangga padat yang inert. Fase diam, baik berbentuk padat maupun cair, diserap atau terikat secara kimia pada permukaan penyangga padat tersebut.
-Kolom kapiler memiliki daya pisah yang sangat bagus, jenis kolom ini memiliki
adanya rongga pada bagian dalam kolom yang menyerupai pipa sehingga disebut juga kolom pipa terbuka.
Universitas Sumatera Utara
2.5.1.3. Fase diam
Fase diam yang umum digunakan pada kolom yaitu fase diam padat dan fase diam cair. Akan tetapi yang sering digunakan pada kolom kapiler adalag fase
cair yang disebut film thickness. Sifat minyak atsiri yang nonpolar sampai sedikit polar, untuk keperluan analisis sebaiknya digunakan fase diam yang bersifat
sedikit polar, misalnya CBP-5, CBJ-5, SE-52, SE-54. Jika digunakan kolom yang lebih polar maka puncak yang dihasilkan akan menjadi lebar.
2.5.1.4. Suhu
Umumnya yang sangat menentukan adalah pengaturan suhu injektor dan kolom, suhu yang biasa digunakan pada kolom berkisar antar 50
o
C sampai 200
o
C, sedangkan pada injektor berkisar antara 150
o
C sampai 250
o
C.
2.5.1.5. Sistem injeksi
GC-MS memiliki dua sistem pemasukan sampel yaitu secara langsung direct inlet dan melalui sistem kromatografi gas indirect inlet.
2.5.1.6. Detektor