Tabel 3 yang merupakan hasil pengukuran terhadap konveksitas jaringan lunak diperoleh nilai rerata 14,97
o
. Pengukuran pada 40 sampel penelitian yang telah ditetapkan memiliki distribusi normal dimana p 0,05.
4.4 Perbedaan Rerata Konveksitas Jaringan Lunak Wajah antara Laki laki dan Perempuan
Tabel 4. Perbedaan rerata konveksitas jaringan lunak wajah mahasiswa laki-laki dan perempuan suku Proto Melayu FKG dan FT USU
Jenis kelamin N
Rerata Standar Deviasi
p Konveksitas
Jaringan Lunak Laki-laki
20 14,52
o
4,01 0,425
Perempuan 20
15,42
o
2,97
Tabel 4 menunjukkan bahwa rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa perempuan suku Proto Melayu FKG dan FT USU lebih besar daripada
rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa laki-laki. Namun, perbedaan ini secara statistik tidak bermakna secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi p yaitu 0,425 p0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata konveksitas jaringan lunak
wajah pada mahasiswa laki-laki dan perempuan suku Proto Melayu FKG dan FT USU.
4.5 Hubungan Konveksitas Skeletal dengan Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa Suku Proto Melayu FKG dan FT USU
Hubungan antara konveksitas skeletal dengan jaringan lunak wajah pada mahasiswa suku Proto Melayu FKG dan FT USU diuji makna korelasi signifikan
pada tar af uji p ≤ 0,01 Sig. 2-tailed dengan menggunakan Pearson Correlation r
untuk menyatakan kekuatan korelasinya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Analisis Pearson konveksitas skeletal dan jaringan lunak wajah pada mahasiswa suku Proto Melayu FKG dan FT USU
Konveksitas Skeletal Konveksitas
Jaringan Lunak N
p Uji Korelasi Pearson
40 0,000
0,748 P-valueSig. uji korelasi
Sarwono 2006: o
0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
o – 0,25: Korelasi sangat lemah
o 0,25
– 0,5 : Korelasi cukup o
0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
o 0,75
– 0,99 : Korelasi sangat kuat
o 1 : Korelasi sempurna
Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji statistik untuk hubungan konveksitas skeletal dengan jaringan lunak wajah pada taraf uji p ≤ 0,01 memiliki nilai
signifikansi p yang bermakna yaitu sebesar 0,000 dengan nilai kekuatan uji korelasi Pearson sebesar 0,748 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
kuat r = 0,748 antara konveksitas skeletal dengan jaringan lunak wajah pada mahasiswa suku Proto Melayu FKG dan FT USU.
4.6 Hubungan Konveksitas Skeletal dengan Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan
Tabel 6. Analisis Pearson konveksitas skeletal dan jaringan lunak wajah pada mahasiswa laki-laki dan perempuan suku Proto Melayu FKG dan FT USU
P-valueSig. uji korelasi Sarwono 2006:
o 0 : Tidak ada korelasi antara
dua variabel o
– 0,25: Korelasi sangat lemah o
0,25 – 0,5 : Korelasi cukup
o 0,5
– 0,75 : Korelasi kuat o
0,75 – 0,99 : Korelasi sangat
kuat o
1 : Korelasi sempurna Konveksitas skeletal
Jenis kelamin N
p Uji Korelasi Pearson
Konveksitas Jaringan Lunak
Laki-laki 20
0,001 0,701
Perempuan 20
0,000 0,814
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil uji korelasi Pearson antara konveksitas skeletal dengan jaringan lunak wajah pada mahasiswa laki-laki suku Proto Melayu
FKG dan FT USU adalah sebesar 0,701 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat r = 0,701 antara konveksitas skeletal dengan jaringan lunak
wajah pada mahasiswa laki-laki suku Proto Melayu FKG dan FT USU. Hasil uji korelasi Pearson antara konveksitas skeletal dengan jaringan lunak
wajah pada mahasiswa perempuan suku Proto Melayu FKG dan FT USU adalah sebesar 0,814 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat
r = 0,814 antara konveksitas skeletal dengan jaringan lunak wajah pada mahasiswa
perempuan suku Proto Melayu FKG dan FT USU.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN