Perbedaan Pengaruh Latihan Interval Anaerob dengan Rasio Kerja-

B. Kerangka Pemikiran

Terkait dengan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya, berikut dapat dijelaskan kerangka pemikiran penelitian yaitu :

1. Perbedaan Pengaruh Latihan Interval Anaerob dengan Rasio Kerja-

Istirahat 1 : 2 dan 1 : 3 terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada 50 Meter Latihan untuk meningkatkan kecepatan renang gaya dada 50 meter perlu dikemas dengan cermat. Jenis kegiatan yang dilakukan saat interval istirahat penting ditetapkan dan diperhatikan. Aktivitas yang dilakukan saat istirahat berhubungan dengan sistem energi yang akan dikembangkan. Rest relief interval digunakan pada program latihan interval anaerob yang di susun untuk energi ATP-PC yang menentukan selama kerja melelahkan jangka pendek. Interval rest relief membantu mempercepat pengisian ATP-PC yang disuplai dalam otot sehingga latihan yang tinggi dapat diulang lagi untuk memperbaiki glikolisis anaerob, interval work relief digunkan antara kerja, sebab work relief dapat mempercepat penggusuran asam laktat ATP-PC-LA dalam darah dan otot. Jenis aktifitas kerja pada pemulihan bersifat aerob, maka aktivitasnya ringan. Upaya rneningkatkan kecepatan renang gaya dada 50 meter harus diperhitungkan antara periode kerja dan periode istirahat. Latihan interval anaerob untuk peningkatan kecepatan dilakukan dengan intensitas tinggi. Keletihan harus dihindari agar intensitas maksimal dalam pelaksanaan latihan dapat dipertahankan. Latihan ini mengembangkan berbagai rasio kerja istirahat 1:2, 1:3, sehingga dengan perbedaan waktu pemulihan dapat mempengaruhi basal latihan interval anaerob terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter. Latihan interval dengan rasio 1:2 yaitu perbandingan 1 untuk waktu kerja dan 2 untuk waktu istirahat. Misalnya, waktu kerja dalam menempuh jarak 50 meter 30 detik, maka periode istirahatnya adalah 60 detik. Latihan yang diterapkan pada penelitian ini yaitu renang gaya dada 20-40 meter dengan waktu kerja antara 15-20 detik. Jadi periode istirahat untuk latihan yaitu 30-40 detik. Latihan dengan periode istirahat: 30-40 detik, energi ATP-PC perenang baru pulih sebesar 50-60 . Untuk melaksanakan kerja berikutnya maka energi yang digunakan tidak 100 ATP.-PC karena ATP-PCnya belum pulih 100. Hal ini memungkinkan timbulnya akumulasi LA, apabila dilakukan dengan berulang- ulang. Latihan interval anaerob dengan rasio 1:3 yaitu perbandingan 1 untuk wakttu kerja dan 3 untuk waktu istirahat. Misalnya, waktu kerja dalam menempuh jarak 50 meter 30 detik, maka periode istirahatnya adalah 90 detik. Latihan yang akan diterapkan dalam penelitian ini yaitu renang gaya dada menempuh jarak 20-40 meter dengan waktu kerja antara 15-40 detik, jadi periode istirahatnya yaitu 60-120 detik. Jangka waktu istirahat 60-120 detik, energi ATP-PC perenang hampir pulih 100. Hal ini menghindari adanya akumulasi LA. Latihan ini rnerupakan latihan kecepatan murni, karena unsur daya tahan dihindari. Pemulihan yang dicapai mendekati 100 maka kesempurnaan gerakan dan kecepatannya dapat dipertahankan. Latihan renang dengan jarak pendek dan istirahat yang cukup lama dapat meminimkan timbulnya LA dan timbulnya keletihan saat aktivitas.

2. Perbedaan Hasil Kecepatan Renang Gaya Dada 50 Meter antara