dengan jarak pendek dan istirahat yang cukup lama dapat meminimkan timbulnya LA dan timbulnya keletihan saat aktivitas.
2. Perbedaan Hasil Kecepatan Renang Gaya Dada 50 Meter antara
Perenang yang Memiliki Power Otot Tungkai Tinggi dan Rendah
Power otot tungkai merupakan salah satu faktor dominan yang berpengaruh terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter. Kemampuan
power otot tungkai tinggi akan memungkinkan perenang untuk berenang lebih cepat dari pada yang memiliki kemampuan power otot tungkai rendah.
Kemampuan power otot tungkai tinggi menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat ketika latihan renang cepat gaya dada 50 meter yaitu
untuk oksidasi karbohidrat maupun lemak agar menjadi energi yang siap pakai dalam sel-sel otot yang disebut Adenosin Tri Pospat ATP. Power
otot tungkai setiap perenang sangat bervariasi, sehingga asupan oksigennya pun bervariasi, dalam hal ini banyak faktor yang mempengaruhinya seperti
jenis kelamin, umur dan tingkat aktivitas seseorang. Sebagai pembanding pada keadaan istirahat rata-rata oksigen yang dikonsumsi itu sekitar 0,2 liter-0,3
liter per menit, dan dapat meningkat menjadi 3 liter -6 liter per menit saat exercise yang maksimal.
Selama otot bekerja akan memerlukan banyak oksigen. Oksigen dapat dicukupi melalui dua jalan yaitu meningkatkan jumlah darah yang
mengalir ke dalam jaringan curate jantung dan atau meningkatkan kapasitas ekstrasi oksigen. Perenang dengan power otot tungkai tinggi mampu
menghasilkan perubahan biokirnia maupun seluler sehingga meningkatkan ekstrasi oksigen oleh otot.
Energi yang siap pakai dalam tubuh berupa ATP dimana energi hasil dari pemecahan ATP ini diperlukan untuk kepentingan dasar fisiologis, yaitu
sebagai energi mekanik, misalnya untuk konstraksi otot terutama pada pembentukan power selama proses latihan.
3. Pengaruh Interaksi antara Latihan Interval Anaerob dan Power Otot
Tungkai terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada 50 Meter
Latihan interval rnerupakan program yang terdiri dari periode pengulangan kerja interval kerja yang diselingi periode istirahat interval istirahat. Latihan
interval anaerob untuk meningkatkan kecepatan renang gaya dada 50 meter terdiri dari latihan interval anaerob alaktasid setelah interval kerja akan diikuti istirahat
untuk pemulihan recovery dengan sistem aerob, sehingga akan terbentuk ATP
kembali.
Power otot tungkai tinggi dan rendah berpengaruh terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter. Selama melakukan kerja pada periode latihan work
interval pada intensitas maksimal, terjadi pengurasan cadangan ATP dan creatine phospate CP di dalam otot. Cadangan ATP dan PC yang dihabiskan
selama interval kerja akan diisi kembali melalui sistem aerobik pada periode pemulihan. Pada periode pemulihan ini kemampuan power otot tungkai
rnemegang peranan penting, karena tinggi rendahnya power otot tungkai akan memberikan pengaruh pada berapa lama kebutuhan waktu istirahat yang
diproleh untuk mencapai kondisi pulih asal. Power otot tungkai tinggi akan memerlukan waktu istirahat yang lebih panjang selama periode pemulihan.
Fungsi tinggi rendahnya kemampuan power otot tungkai pada periode
pemulihan adalah untuk rnengisi kembali cadangan ATP dan PC, dan juga menguraikan asam laktat LA di dalam darah. Perenang dengan power otot
tungkai tinggi kondisinya lebih cepat pulih setelah melakukan kerja sehingga lebih siap dalam melaksanakan tugas atau beban latihan berikutnya. Dengan
power otot tungkai tinggi yang dimiliki maka akan memungkinkan hasil latihan yang lebih optimal.
Latihan interval anaerob dengan rasio 1:2 meningkatkan komponen kecepatan dan daya tahan, dimana waktu pemulihannya lebih singkat sehingga
tepat untuk perenang yang memiliki power otot tungkai rendah, karena lebih konsentrasi dalam melakukan latihan, sehingga dengan waktu yang lebih singkat
perenang yang memiliki power otot tungkai rendah dapat meningkatkan kecepatan renangnya dan menampilkan akselerasi gerakan yang sesuai dengan
kemampuannya. Latihan interval anaerob dengan rasio 1:3 meningkatkan komponen
kecepatan murni yang waktu pemulihan lebih lama sehingga cendrung untuk perenang yang memiliki power otot tungkai tinggi, karena otot memiliki waktu
pemulihan yang lebih lama untuk berkontraksi dan berakselerasi dalam latihan. Perenang diharapkan dapat meningkatkan kecepatan renang sesuai dengan
kemampuan otot tungkainya. Terkait dengan uraian tersebut, diharapkan terdapat interaksi antara latihan interval anaerob dan power otot tungkai terhadap
peningkatan kecepatan renang 50 meter.
C. Penelitian yang Relevan