Persentase Heat Loss Pengujian Performansi Motor Bakar Diesel

4.3.9 Persentase Heat Loss

Besarnya persentase panas yang terbuang dari mesin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.16 Dengan memasukkan nilai Te dan LHV untuk Akra Sol pada putaran 1800 rpm, pembebanan 3,5 kg maka didapat Heat Loss sebagai berikut: = 14,47 Dengan menggunakan perhitungan yang sama pada variasi nilai LHV untuk setiap persentase biodiesel, dan putaran maka didapat nilai persentase heat loss seperti ditunjukkan pada Tabel 4.15 di bawah ini. Tabel 4.15 Persentase Heat Loss Beban kg Putaran rpm Efisiensi Heat Losses Akra Sol Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20 3,5 1800 14,47 11,82 9,90 9,10 7,35 2000 15,28 11,96 9,58 10,13 8,75 2200 18,55 13,26 10,96 13,15 12,65 2400 21,59 14,55 14,52 17,32 12,19 2600 22,39 17,77 18,19 15,63 13,91 2800 23,06 17,00 20,02 16,38 15,91 4,5 1800 15,23 11,04 9,69 10,85 9,34 2000 15,86 13,42 11,44 11,72 11,76 2200 18,17 15,16 14,30 13,09 12,62 2400 20,12 15,26 15,61 14,19 15,14 2600 20,71 15,44 17,72 17,11 15,97 2800 23,39 16,19 16,52 18,24 17,21  Pada pembebanan 3,5 kg persentase Heat Loss tertinggi terjadi pada penggunaan Akra Sol putaran mesin 2800 yaitu sebesar 23,06 sedangkan persentase Heat Loss terendah terjadi pada pemakaian Biodiesel 20 putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 7,35 Universitas Sumatera Utara  Pada pembebanan 4,5 kg persentase Heat Loss tertinggi terjadi pada penggunaan Akra Sol padaputaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar 23,39 sedangkan persentase Heat Loss terendah terjadi pada penggunaan biodiesel 20 putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 9,34 Hasil dari persentase heat loss untuk masing-masing bahan bakar, pembebanan dapat dilihat pada Gambar 4.18 dan 4.19 di bawah ini. Gambar 4.18 Persentase Heat Loss vs Putaran mesin pada pembebanan 3,5 kg Gambar 4.19 Persentase Heat Loss vs Putaran mesin pada pembebanan 4,5 kg Universitas Sumatera Utara  Dari tren grafik diperoleh persentase Heat Loss yang tertinggi pada Akra Sol diakibatkan suhu exhaust yang dikeluarkan pada penggunaan Akra Sol relatif lebih tinggi, hal ini terjadi karena nilai kalor bahan bakar Akra Sol yang paling tinggi dari semua bahan bakar yang tersedia. Selain itu juga diakibatkan oleh putaran yang tinggi karena adanya kecenderungan peningkatan suhu exhaust pada putaran yang lebih tinggi.

4.3.10 Kondisi Injektor