2.3 Komposisi Bahan Baku
Sistematika wijen menurut Van-Rheenen 1981 cit Suprijono dan Sunardi 1996 masuk ke dalam divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, class
Dicotyledoneae, ordo Solanales Tubiflorae, famili Pedaliaceae, genus Sesamum, spesies Sesamum indicum. Wijen diperkirakan berasal dari Benua Afrika dan
pertama kali dibudidayakan di Ethiopia. Karena itu diduga daerah asal wijen dari Ethiopia, tetapi sampai sekarang tidak tersedia data yang menyebutkan secara
jelas asal usul wijen. Wijen digunakan untuk bahan baku aneka industri, termasuk industri makanan dan minyak goreng. Minyak wijen mempunyai asam lemak
jenuh rendah, sehingga tidak berbahaya jika dikonsumsi oleh penderita kolesterol tinggi Rismunandar, 1976.
Tanaman wijen, Gambar 2.3, merupakan tanaman herba semusim dengan tipe pertumbuhan tegak. Tinggi tanaman berkisar antara 30-200 cm, kadang
bercabang banyak. Batang tegak berkayu, berlekuk empat, beralur, berbuku dan berbulu halus. Daunnya umumnya berselang-seling dengan bentuk dan ukuran
antara daun bawah, tengah dan atas berbeda. Warna daun beragam dari hijau, hijau tua, sampai hijau keunguan. Bunga wijen tumbuh di ketiak daun pada batang
maupun cabang. Bunganya mekar pada pagi hari dan mulai layu pada tengah hari kemudian gugur pada sore hari. Kelopak bunga kompak terletak pada bagian basal
bunga. Mahkota bunga bentuknya menyerupai tabung, dengan lima lekukan yang saling menyatu dan berwarna bervariasi dari ungu sampai putih. Benang sari
berjumlah lima dan menempel pada tabung mahkota bunga. Buah wijen berbentuk polong yang mempunyai lokul sebanyak 4-8 tergantung varietasnya, biji oval dan
salah satu ujungnya runcing Rusmin, 2007. Menurut Beech 1981 cit Soenardi 1996 wijen termasuk tanaman hari pendek dengan lama penyinaran 10 jam per
hari dan peka terhadap panjang hari. Biji wijen mengandung minyak 35-63, protein 20, asam amino, lemak jenuh 14, lemak tak jenuh 85,8, fosfor,
kalium, kalsium, natrium, besi, vitamin B dan E, anti oksidan dan alanin atau lignin, serta tidak mengandung kolesterol. Wijen banyak digunakan untuk aneka
industri bahan makanan ringan dan penghasil minyak makan, serta sebagai bahan baku untuk industri farmasi, margarin, sabun, dan kosmetik.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Tumbuhan Wijen Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan
sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor perkebunan. Sebagai suatu kepulauan yang terletak di daerah tropis sekitar
khatulistiwa, Indonesia memiliki beragam jenis tahan yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, konsisi alam yang
memenuhi persyaratan tumbuh tanaman, dan curah hujan rata-rata per tahun yang cukup tinggi, semua kondisi itu merupakan faktor-faktor ekologis yang baik untuk
membudidayakan tanaman perkebunan Rahardi, 1993. Tanaman Wijen Sesamum indicum L. syn. Sesamum orientalis L. adalah
semak semusim yang termasuk dalam famili Pedaliaceae. Tanaman ini dibudidayakan sebagai sumber
minyak nabati , yang dikenal sebagai minyak
wijen, yang diperoleh dari ekstraksi bijinya
. Wijen sudah sejak lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya, bahkan termasuk tanaman minyak yang
paling tua dikenal peradaban. Kegunaan utama adalah sebagai sumber minyak wijen. Bijinya yang berwarna putih digunakan sebagai penghias pada penganan,
misalnya onde-onde
, dengan menaburkannya di permukaan panganan tersebut. Biji wijen dapat dibuat pasta. Berbagai tradisi memasak yang memanfaatkan
Universitas Sumatera Utara
kedelai tersebar mulai dari kawasan Laut Tengah
, seperti Yunani
dan Turki
, hingga
Jepang dan semenanjung
Korea .
Afrika daerah tropis diduga merupakan daerah asalnya, yang lalu tersebar
ke timur hingga ke India
dan Tiongkok
. Di Afrika Barat ditemukan pula kerabatnya, S. Ratiatum Schumach. dan S. Alabum Thom, yang di sana
dimanfaatkan daunnya sebagai lalap
. S. ratiatum juga mengandung minyak, tetapi mengandung rasa pahit karena tercampur dengan
saponin yang juga beracun. Saat
ini, wijen
ditanam terutama
di India
, Tiongkok
, Mesir
, Turki
, Sudan
, serta
Meksiko dan
Venezuela .
Biji wijen juga dimanfaatkan untuk membuat minyak nabati. Minyak dari biji tanaman ini mengandung antioksidan yang mampu mencegah tumbuhnya
penyakit. Negara Amerika memanfaatkan antioksidan dari biji wijen untuk carrier obat suntik dan bahan pengawet alami. Minyak biji wijen mengandung asam
lemak tak jenuh tinggi yang mampu mengikat kolesterol dalam darah sehingga aman jika dikonsumsi penderita kolesterol tinggi. Negara dengan tingkat
konsumsi wijen tinggi adalah Jepang, Korea, Eropa, dan Amerika Serikat, negara yang tergolong sebagai negara maju dan kaya. Sedangkan produsen biji wijen
dunia umumnya adalah negara berkembang. China, India, Bangladesh serta Indonesia merupakan negara dengan produsen biji wijen tinggi di dunia. Tanaman
wijen termasuk tanaman tropis sehingga cocok untuk tanah Indonesia. Tanaman dengan nama latin sesamum indicum L dapat ditanam di daerah kering. Beberapa
daerah di Indonesia menanam wijen di lahan kering saat musim penghujan dan ditanam pada lahan sawah di musim kemarau. Wijen yang ditanam di lahan sawah
biasanya setelah tanam padi sehingga digunakan sebagai tanaman rotasi sebelum ditanami padi kembali.
Batang wijen agak bersegi empat, berbuku-buku, dan tumbuh tegak. Batang wijen juga sedikit berkayu dengan bulu-bulu halus di permukaan namun
ketika masih memasuki fase vegetatif, banyak mengandung air, lunak dan rentan patah apabila terkena angin kencang. Tanaman ini umumnya bercabang namun
ada beberapa varietas yang tidak bercabang. Daun tanaman wijen tumbuh berselang seling dan buah wijen muncul di ketiak daunnya. Bentuk daun tanaman
ini bervariasi, ada yang berdaun panjang dan ada pula yang berdaun lebar,
Universitas Sumatera Utara
tergantung dari varietas yang ditanam. Tinggi tanaman wijen dapat mencapai 1,52 meter.
Bunga wijen nampak seperti terompet, dengan warna putih dan muncul di sela-seladaun. Buah wijen berbentuk polong dengan ujung runcing serta
mempunyai ruang di dalamnya. Ruang buah atau sering disebut juga dengan rongga buah merupakan tempat biji menempel. Jumlah rongga buah lokul juga
bervariasi, ada yang berlokul 4 dan ada pula yang berlokul 8. Seperti buah pada kacang hijau dan kedelai, buah wijen sangat rentan pecah apalagi kalau sudah
mengering. Biji akan menyebar dari buah wijen dan jatuh dengan sendirinya saat pecah buah.
Kehilangan hasil terbesar disebabkan oleh pecah biji dan terjadi apabila terlambat memanen. Buah wijen dapat dipanen apabila daun wijen telah
menguning dan mulai rontok. Biji wijen, Gambar 2.4, berbentuk pipih dan halus di permukaan. Warna biji ada yang berwarna putih dan ada pula yang hitam. Cara
memanen dapat dilakukan dengan memotong batang wijen kemudian mengumpulkannya menjadi satu. Batang yang sudah dipotong kemudian
dikeringkan dalam terpal plastik atau pada lantai jemur. Biji akan keluar dengan sendirinya apabila buah telah kering atau dapat dilakukan juga dengan
menggilang buah kering sehingga biji keluar.
Gambar 2.4 Biji Wijen Putih Penyaringan atau sortasi biji dapat dilakukan dengan mengayak dan
memisahkannya dengan kulit buah yang tersisa. Petani di Indonesia masih
Universitas Sumatera Utara
memisahkan biji wijen dengan kulit buah secara manual karena tanaman wijen masih di tanam dalam luas area lahan yang kecil.
Wijen Sesamum indicum L, merupakan komoditas perkebunan, Gambar 2.5, yang potensial. Berdasarkan hasil analisis ekonomi, komoditas wijen
memiliki nilai ekonomi tinggi dan multiguna. Prospek ekonomi wijen cenderung makin cerah untuk diangkat sebagai komoditas perdagangan antar negara dunia
karena kebutuhan wijen semakin meningkat terutama berupa minyak wijen. Biji wijen merupakan komoditas pendukung aneka industri dan menghasilkan minyak
makan yang berkadar lemak jenuh rendah. Produktifitas wijen di Indonesia masih relatif rendah, sekitar 300-400 kgha. Wijen di Australia mampu menghasilkan
lebih dari 1 ton. Menurut Wirawan dan Wahyuni 2002 berdasarkan komposisi kimia benih dikatakan berlemak oily seed jika memiliki kandungan lemak antara
18-50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa benih wijen termasuk benih berlemak oily seed.
Gambar 2.5 Kebun Wijen
Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pengolahan biji wijen, Gambar 2.6, membuat masyarakat hanya menggunakan biji wijen sebagai tambahan dalam
Universitas Sumatera Utara
pembuatan kue. Seperti onde-onde, roti, dll. Padahal wijen mengandung banyak minyak. Minyak tersebut merupakan minyak tidak jenuh yang dapat digunakan
untuk menurunkan kolesterol. Dalam hal ini mengekstrak minyak dari biji wijen untuk memperoleh rendemen yang optimal dengan mengepres bahan
menggunakan mesin pengepresan diawali perlakuan pendahuluan berupa pemanasan. Pemanasan dapat memecah dinding sel biji sehingga minyak dapat
mudah keluar.
Gambar 2.6 Biji Wijen Di Indonesia, tanaman wijen banyak dibudidayakan di daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Tanaman wijen bukan merupakan komoditas utama bagi petani. Tanaman ini hanya dijadikan sebagai tanaman sampingan. Di daerah
Ngawi Jawa Timur, wijen banyak ditanam di lahan kering dan ditumpangsarikan dengan tanaman lain. Sedangkan di daerah Sukoharjo dan Klaten Jawa Tengah,
tanaman wijen ditanam di lahan sawah ketika musim kemarau telah tiba. Wijen dijadikan sebagai tanaman rotasi yang berfungsi untuk memutus siklus hama padi,
namun hasil wijen yang ditanam di lahan sawah lebih tinggi daripada wijen lahan kering.
Harga biji wijen di Indonesia masih tergolong tinggi, 1 kilogram wijen saat ini dapat mencapai Rp12.000,00 di tingkat petani sedangkan harga wijen
yang sudah tersortasi di pasaran dapat mencapai Rp 20.000,00 – Rp 25.000,00 per
kilogram. Meskipun harga jual biji wijen tinggi namun tanaman wijen masih
Universitas Sumatera Utara
belum banyak dikenal oleh petani di Indonesia. Hanya beberapa daerah saja di Indonesia yang mengembangkan tanaman wijen.
2.4 Mesin Diesel